Moeldoko: Perlu Sosialisasi Pangan Alternatif Agar Tidak Bergantung pada Beras

Moeldoko mengatakan, saat ini ketergantungan masyarakat terhadap beras masih sangat tinggi yakni mencapai 2,5 juta ton per bulan,

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Des 2022, 16:06 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi terkait pentingnya sumber pangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras.

“Saat ini ketergantungan masyarakat terhadap beras masih sangat tinggi yakni mencapai 2,5 juta ton per bulan,” kata Moeldoko dalam keterangan diterima di Jakarta, Sabtu (17/12/2022).

Moeldoko menyampaikan hal tersebut saat memberi kuliah umum kepada pada mahasiswa Universitas Negeri Manado (Unima), Sulawesi Utara, Jumat (16/12/2022). Dia mengapresiasi Unima yang turut berkontribusi terhadap upaya penguatan ketahanan pangan dengan mengembangkan budi daya tanaman sorgum.

Menurut dia, pengembangan tanaman sorgum di Unima merupakan wujud nyata komitmen perguruan tinggi untuk ikut menjaga daya tahan pangan nasional. "Ini juga menjadi edukasi dan sosialisasi pentingnya sumber pangan alternatif agar kita tidak hanya bergantung pada beras," ujar dia.

Unima telah menyiapkan lahan seluas 50 hektare untuk pengembangan sorgum. Pada tahap awal, penanaman sorgum dilakukan di atas lahan seluas tiga hektare yang berada di kawasan kampus di Kelurahan Tonsari, Kecamatan Tondano Selatan, Minahasa, Sulawesi Utara.

Terkait kebutuhan beras nasional, kata Moeldoko, saat ini, stok nasional akan mencukupi karena produksi beras dalam kondisi baik. Hal itu didukung fenomena cuaca basah La Nina yang membuat produksi beras nasional mencapai surplus dalam tiga tahun terakhir.

"Saya khawatir tahun depan kita akan mengalami fenomena kekeringan atau El Nino. Risikonya bisa gagal panen. Untuk itu kita harus siapkan substitusi pangan. Salah satunya sorgum," kata Moeldoko yang dikutip dari Antara.

Menurut Moeldoko, sorgum dapat tumbuh di lahan-lahan kering.

 


Ancaman Krisis Pangan

Sementara itu, Rektor Unima Deitje A. Katuuk mengatakan bahwa pengembangan budi daya tanaman sorgum di Unima dipicu oleh ancaman krisis pangan global.

Menurut dia, perguruan tinggi harus ikut merespons tantangan tersebut dengan melakukan langkah nyata bukan sekedar berwacana.

"Kami (Unima) juga terinspirasi dari Pak Moeldoko yang terus menggaungkan soal sorgum sebagai sumber alternatif pangan," kata dia.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya