Jangan Sepelekan Guilt Complex, Ketika Kamu Sering Khawatir dan Dihantui Rasa Bersalah

Merasa bersalah atas keksalahan yang diperbuat memang wajar. Namun, jika perasaan tersebut tidak kunjung hilang bahkan ketika Anda tidak melakukan kesalahan apa pun, mungkin saja Anda memiliki guilt complex.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2024, 13:04 WIB
Ilustrasi guilt complex (Ilustrasi on Pixabay)

Liputan6.com, Jakart a - Guilt complex mengacu pada keyakinan terus-menerus bahwa Anda telah atau akan melakukan sesuatu yang salah. Selain perasaan bersalah dan khawatir yang dirasakan, guilt complex juga dapat menyebabkan rasa malu dan cemas.

Sementara guilt complex bisa jadi merupakan hasil nyata dari kesalahan yang diperbuat, ini juga dapat berasal dari rasa bersalah yang dibayangkan atau dirasakan.

Orang mungkin berpikir bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang salah, meskipun sebenarnya belum melakukannya.

Dalam kasus lain, seseorang melebih-lebihkan kesalahannya sendiri, percaya bahwa kesalahan kecil yang dibuatnya memiliki dampak yang jauh lebih serius daripada yang sebenarnya terjadi.

Rasa bersalah berlebihan ini dihubungkan dengan sejumlah kondisi kesehatan mental termasuk depresi, OCD, dan PTSD.

Guilt complex digambarkan sebagai emosi yang melibatkan evaluasi negatif terhadap diri, perasaan tertekan, dan perasaan gagal. Beberapa tanda bahwa Anda mungkin memiliki guilt complex menurut situs Verywell Mind yaitu:

-Cemas

-Menangis

-Insomnia

-Otot tegang

-Tenggelam dalam kesalahan di masa lalu

-Menyesal

-Sakit perut

-Khawatir

Guilt complex juga dapat menyebabkan perasaan cemas, depresi, dan stres yang menyebabkan kesulitan tidur, kehilangan minat, kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan menarik diri dari lingkungan sosial.

Guilt complex berdampak serius pada kesehatan seseorang secara keseluruhan. Seiring berjalannya waktu, orang mungkin mulai berpikir bahwa dirinya tidak mampu, yang membuatnya sulit untuk mengejar mimpi.

Ia merasa tidak pantas move on dari kesalahannya dan terus berusaha untuk menghukum dirinya sendiri atas kesalahan tersebut.


Dampak Lain dan Faktor Penyebab

Rasa bersalah berlebihan. (Foto: unsplash.com)

Dampak lain yang mungkin dialami adalah perasaan malu. Sebagai akibat dari rasa malu ini, orang dapat mengisolasi diri dari orang lain. Ini dapat berdampak buruk pada hubungan sosialnya dan membuatnya sulit untuk menemukan dukungan sosial yang kuat.

Menurut situs Verywell Mind, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan guilt complex, antara lain:

1. Kecemasan

Seseorang yang sering cemas lebih cenderung menilai tindakan yang dilakukan sendiri secara negatif dengan cara yang mengarah pada perasaan bersalah.

2. Pengalaman Masa Kecil

Anak-anak yang dibesarkan dalam rumah tangga di mana ia dibuat merasa bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang salah, memiliki sesuatu untuk disembunyikan, atau bertanggung jawab atas masalah jika dibiarkan maka dapat menyebabkan guilt complex.

3. Budaya

Seseorang yang melakukan suatu hal yang bertentangan dengan norma budaya tempatnya dibesarkan cenderung merasa bersalah meski dirinya sudah tidak memercayai norma tersebut.

4. Agama

Beberapa tradisi agama menggunakan perasaan bersalah sebagai cara untuk menunjukkan bahwa seseorang telah melakukan kesalahan.


5. Tekanan Sosial

Terus merasa bersalah (Photo by Inzmam Khan on Pexels)

Jika Anda merasa bahwa orang lain menghakimi Anda atas hal-hal yang telah Anda lakukan, Anda mungkin ditinggalkan dengan perasaan bersalah dan penyesalan.

Seseorang yang merasa dihakimi oleh orang di sekitarnya akan perilaku yang telah ia perbuat akan dipenuhi dengan perasaan bersalah dan penyesalan.

Selain faktor di atas, terdapat banyak bentuk rasa bersalah yang dapat menyebabkan guilt complex. Beberapa di antaranya adalah:

1. Pikiran Bersalah

Setiap orang memiliki pikiran negatif atau tidak pantas dari waktu ke waktu. Meskipun demikian, terkadang orang mengembangkan perasaan bersalah karena memiliki pikiran semacam itu. Meski tidak benar-benar melakukannya, ia takut jika ia melakukannya di masa depan atau takut orang lain akan mengetahui pikiran buruknya tersebut.

2. Rasa Bersalah Maladaptif (Maladaptive Guilt)

Terkadang orang merasa bersalah tentang hal-hal di luar kendalinya. Misalnya, ia merasa bersalah karena tidak bertindak untuk mencegah sesuatu yang tidak dapat diprediksi.

Meskipun benar-benar tidak ada yang bisa dilakukannya, orang tersebut masih merasa bersalah, menyesal, dan malu.


3. Rasa Bersalah Normal

Ilustrasi guilt complex. (Photo by @felipepelaquim on Unsplash)

Jika Anda benar-benar melakukan kesalahan dan merasa buruk atas apa yang telah dilakukan, rasa bersalah adalah respons yang normal. Jenis rasa bersalah ini dapat bersifat adaptif dan dapat memotivasi Anda untuk berinisiatif atau membuat perubahan dengan cara yang bermanfaat di masa depan.

Misalnya, Anda dapat menghilangkan rasa bersalah dengan meminta maaf atas suatu tindakan atau mengubah perilaku.

4. Rasa Bersalah Eksistensial

Jenis rasa bersalah ini rumit dan berpusat pada hal-hal seperti rasa bersalah atas ketidakadilan atau rasa bersalah karena tidak hidup sesuai dengan prinsip seseorang. Salah satu jenis rasa bersalah eksistensial dikenal dengan survivor's guilt.

Terkadang orang mengalami guilt complex karena dirinya baik-baik saja ketika orang lain yang disayanginya tidak.

Rasa bersalah ini dapat muncul ketika seseorang selamat dari suatu kecelakaan atau bencana di mana orang lain terluka atau meninggal dunia. Selain itu, ini juga dapat terjadi ketika orang lain mengalami kemalangan sedangkan Anda tidak.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya