Nyaris Lumpuh Akibat Pandemi, UMKM Perlahan Mulai Bangkit

Pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi segala sendi-sendi perekonomian di Tanah Air, termasuk bagi UMKM.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Des 2022, 19:18 WIB
Seorang delegasi G20 tampak menyempatkan diri melihat berbagai produk UMKM asli NTT saat mengikuti sidang pertama pertemuan kedua Sherpa atau 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Barat (NTT) pada Minggu (10/7/2022). (Sumber: InfoPublik.id)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi segala sendi-sendi perekonomian di Tanah Air. Terlebih lagi, untuk sektor usaha berskala mikro, kecil dan menengah atau UMKM. Tantangan untuk memulihkan, membangkitkan dan menumbuhkan kembali sektor industri UMKM pun sangat berat. 

Hampir ratusan usaha UMKM tak bisa bergerak, bahkan sudah ada yang gulung tikr selama tiga tahun pandemi ini. berdasarkan data Bank Dunia, sejak tahun 2020 sebanyak 86 persen pelaku UMKM mengalami penurunan penjualan. Juga sebanyak 82,9 persen UMKM juga mengalami kesulitan dalam hal finansial, bahkan ada yang sudah gulung tikar. 

"Tantangan yang cukup berat bagi industri UMKM dan Kewirausahaan selama pandemi, stagnan bahkan tidak tumbuh sekali, selama dua tahun terakhir ini," kata Ketua Komite Tetap Kewirausahaan KADIN Indonesia, Sharmila Yahya, Sabtu (17/12/2022). 

"Beruntung, upaya kolaborasi Pemerintah, Lembaga dan juga pihak swasta, sejak awal tahun 2022, industri UMKM mendapatkan suntikan angin segar dengan tumbuhnya perekonomian dalam negeri yang cukup positif," lanjut dia.

Terbukti, industri UMKM sepanjang Semester I-2022 mampu tumbuh positif. Perekonomian nasional pun juga tumbuh positif sebesar 5,74 persen di Kuartal III-2022. Bahkan, dalam laporan Bank Dunia, potensi produk domestik bruto global bisa mencapai USD 28 triliun. 

Begitu pula, dengan potensi investasi dari ajang KTT G20 di Bali lalu, telah membuka peluang investasi senilai USD 10 miliar. Hadirnya investasi dari luar negeri ini, menjadi angin segar bagi dunia UMKM dan Kewirausahaan dalam negeri.

Dalam B20 Summit 2022 di Bali juga, telah dihasilkan rancangan 25 rekomendasi kebijakan dan 68 policy action bagi negara G20. Hal ini tentu saja membuka peluang pertumbuhan UMKM pada segmen wirausaha mandiri. 

Instrumen penggeraknya, Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI) bersama Sahabat Usaha Rakyat (SAHARA) langsung mewujudkannya dengan aksi nyata Gebyar 100.000 Warung Posko Pangan, yang dikelola oleh perempuan Indonesia secara modern Go Digital

Upaya ini sebagai langkah konkrit kesepakatan Deklarasi Bali dalam B20 Summit negara G20 tahun 2022, yang dengan tegas mendukung peran aktif perempuan terlibat langsung dalam sektor bisnis dan usaha secara global. Kuncinya, memberikan peluang seluas-luasnya dalam ekosistem bisnis pasar global di masa depan. 

 

 

 


Transformasi Digital Koperasi dan UMKM Perluas Ekspor

Ketua Komite Tetap Kewirausahaan KADIN Indonesia, Sharmila Yahya

Langkah cepat pemulhan ekonomi patut diperkuat dengan berbagai instrumen penggeraknya. Di tengah ancaman krisis global, baik krisis pangan dan energi, Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI) memperluas transformasi digital di segala lini usaha sektor Koperasi, UMKM dan Kewirausahaan.

"Perlu adanya peningkatan infrastruktur digital, akselerasi legalitas UMKM, meningkatkan skill digital, mendorong UMKM inklusif hingga memperkuat kolaborasi Kementerian dan Lembaga pemerintah dalam perluasan pasar ekspor berbasis digital," kata Ketua Komite Tetap Kewirausahaan KADIN Indonesia, Sharmila Yahya.

Hingga saat ini, tercatat jumlah UMKM yang masuk ke pasar digital sudah sebesar 20,2 juta UMKM atau 30 persen total UMKM di tanah air. Hingga Agustus 2022, sebanyak 20,24 juta UMKM telah masuk ekosistem digitalisasi dengan memperluas kolaborasi 41 stakeholder. 

Targetnya tahun 2023 hingga 2024, sebanyak 30 juta UMKM On-boarding di pasar digital. Di mana, target menciptakan ekosistem digital ini sesuai dengan komitmen Kementerian Koperasi dan UKM serta peran aktif dari KADIN Indonesia bidang Kewirausahaan nasional. 

 


Transformasi Digital

Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Dia mendukung penuh upaya pemerintah menetapkan tujuh aspek prioritas transformasi digital, yakni meliputi digitalisasi pasar, digitalisasi pengetahuan kualitas, digitalisasi keuangan dan pembiayaan, digitalisasi manajemen, kapasitas produksi hingga digitalisasi distribusi. 

Hal ini, menjadi kunci dalam upaya memperluas ekosistem digitalisasi dengan mengejar potensi ekonomi digital yang mencapai Rp 5.400 triliun hingga tahun 2030. Pelaku UMKM, Koperasi dan Kewirausahaan harus mampu berkontribusi signifikan terhadap kebangkitan perekonomian masyarakat. 

Di Tahun 2023, INKOWAPI akan terus memaksimalkan pembekalan kepada wirausaha, pelatihan pengetahuan tentang ekosistem serta akan menghubungkan dengan incubator dan aspek pembiayaan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya