59 Perusahaan Catatkan Saham Perdana, Rekor Tertinggi pada 2022

PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) mencatatkan saham perdana di BEI. Dengan demikian, sudah 59 perusahaan tercatat di BEI sepanjang 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Des 2022, 23:39 WIB
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 59 perusahaan mencatatkan saham perdana hingga pertengahan Desember 2022. Jumlah pencatatan saham perdana tersebut mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Pada perdagangan Kamis, 15 Desember 2022, PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) mencatatkan saham perdana. Dengan demikian, sudah 59 perusahaan tercatat di BEI sepanjang 2022. Adapun total dana yang dihimpun dari penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sekitar Rp 33,03 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna pernah menuturkan, jika saham VTNY telah tercatat di BEI, total saham yang tercatat di BEI 2022 berjumlah 59 saham. Jumlah IPO tersebut naik 9 persen dibandingkan 2021 yang mencapai 54 emiten.

"Lebih tinggi dibandingkan rekor all time high BEI pada 2018 yang berjumlah 57 saham,” ujar Nyoman, dikutip Sabtu (17/12/2022).

Selain itu, BEI mencatat ada 42 perusahaan yang masih dalam proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) hingga 9 Desember 2022.

“Sampai dengan 9 Desember 2022 terdapat 42 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Nyoman.

Berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham dengan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials;

• 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;

• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;

• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;

• 6 Perusahaan dari sektor Technology;

• 3 Perusahaan dari sektor Healthcare;

• 5 Perusahaan dari sektor Energy;

• 2 Perusahaan dari sektor Financials.

• 6 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures.

“Berdasarkan data di atas, perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals, Technology, Energy, Properties & Real Estate paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya,” ujar Nyoman.


BEI Gandeng Kadin Indonesia demi Genjot Investor hingga UMKM IPO

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan KADIN Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dalam rangka meningkatkan pemahaman dan peran pasar modal  Indonesia sebagai alat investasi kepada para pelaku usaha pada Selasa, 6 Desember 2022 di Main Hall BEI. 

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dan  Direktur Utama BEI Iman Rachman.

Agar perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar dan memajukan bisnis, tentunya  membutuhkan dana. Untuk itu, melakukan initial public offering (IPO) dapat menjadi solusi yang  tepat. 

Dengan melakukan IPO, perusahaan dapat menawarkan sahamnya kepada masyarakat  dan nantinya akan mendapatkan modal tambahan. Jika perusahaan memiliki kredibilitas dan citra  bisnis yang lebih baik, hal tersebut akan lebih mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik. 

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, banyak anggota KADIN Indonesia yang berpotensi untuk  tumbuh berkembang melalui IPO dan menjadi perusahaan terbuka. 

Namun, saat ini masih banyak  perusahaan di Indonesia yang belum menjadi perusahaan publik dikarenakan kurangnya  pengetahuan pasar modal dan informasi mengenai IPO.

"Penandatanganan nota kesepahaman ini dapat membantu mendorong UMKM menjadi  perusahaan yang siap untuk IPO. Maka dari itu, KADIN Indonesia melakukan sosialisasi dan  coaching clinic untuk mengedukasi pelaku usaha terkait pentingnya IPO dan persyaratan yang  dibutuhkan untuk IPO,” kata Arsjad dalam keterangan resminya, Rabu (7/12/2022).


Genjot Investor

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain upaya peningkatan pemahaman pasar modal, KADIN juga akan ikut  mendorong investor yang ada di Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pihaknya berharap kerja sama ini dapat terlaksana  dengan baik melalui berbagai kegiatan dan program bersama bagi para anggota KADIN. 

"Semoga  kolaborasi ini dapat menjadi awal yang baik untuk bersama membangun Indonesia melalui  peningkatan jumlah investor, terutama investor lokal atau individu yang akan menjadi pondasi kokoh bagi keberlangsungan pasar modal dan perekonomian yang lebih maju,” kata Iman.

Acara penandatanganan ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi,  Hukum, dan Komunikasi Yukki N. Hanafi, Kepala Badan Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan  Tigor M. Siahaan, serta Anggota Wakil Kepala Badan Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan  Bidang Pasar Modal Samsul Hidayat.


Investor Domestik Kuasai Pasar Modal Indonesia

Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, investor pasar modal masih menunjukam pertumbuhan yang menggembirakan pada 2022. Hingga 23 November 2022, PT Kustordian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di pasar modal mencapai 10,1 juta SID.

"Sampai dengan 23 November 2022, investor pasar modal tumbuh 35 persen menjadi 10.115.140 SID dari posisi akhir tahun lalu sebanyak 7.489.337 SID," ungkap Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, Sabtu (26/11/2022).

Rinciannya, untuk investor saham atau C-best sebanyak 4.374.271 juta, naik 26,73 peesen dibandingkan Desember 2021 sebanyak 3.451.513 investor.  Jumlah investor reksa dana 9.412.891, naik 37,61 persen dari 6.840.234 investor pada Desember 2021. Sementara investor surat berharga negara 817.226, naik 33,72 persen dari 611.143 pada Desember 2021.

"Yang menarik di sini 99,63 persen itu investor individu. Investor lokal juga sudah mendominasi 99,66 persen dari total SID," imbuh Uriep.

Adapun investor domestik pada saham mendominasi sebesar 99,56 persen, investor reksa dana 99,88 persen dan investor SBN mendominasi 97,54 persen.

Dari sisi demografinya, investor di pasar modal berusia di bawah 30 tahun mendominasi sebesar 58,79 persen. Disusul investor udia di atas 30 tahun dampai dengan 40 tahun sebesar 22,41 persen. Investor usia 41-50 10,82 persen, usia 51-60 2,51 persen dan sisanya 2,77 persen merupakan investor usia di atas 60 tahun.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya