Alasan Kasus Prank KDRT Baim Wong Naik ke Penyidikan

Kepolisian menaikkan status kasus prank KDRT Baim Wong dan Paula Verhoeven ke tahap penyidikan. Ini alasannya.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 18 Des 2022, 09:48 WIB
Baim Wong dan Paula Verhoeven minta maaf soal konten prank KDRT. (Sumber: Instagram/@baimwong)

 

Liputan6.com, Jakarta Kepolisian menaikkan status kasus prank Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pasangan Baim Wong dan Paula Verhoeven ke tahap penyidikan.

"Naik penyidikan sudah periksa saksi-saksi yang sudah diperiksa," ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi saat dikonfirmasi soal prank KDRT Baim Wong, Jakarta, Minggu (17/12/2022).

Dia menyebut pasangan artis sekaligus YouTuber itu terbukti melanggar Pasal 220 KUHP mengenai laporan palsu.

"Barang siapa memberitahukan atau mengadu bahwa telah dilakukan suatu perbuatan pidana, padahal mengetahui bahwa itu tidak dilakukan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan," jelas Nurma.

Dia menyebut, penyidik sudah melakukan ekspose atau gelar perkara. Dari ekspose tersebut terlihat adanya unsur pidana dalam kasus tersebut.

"Kalau sudah naik sidik berarti kan sudah bisa dilakukan penyidikan," ucap Nurma.

Kendati itu, dia mengatakan belum mengetahui apakah Baim beserta istrinya akan dijadikan tersangka. Dia menyebut hal itu adalah ranah penyidik.

"Nanti penyidik yang menentukan," imbuh Nurma.

Kasus ini dilaporkan oleh Sahabat Polisi Indonesia (SPI) pada Senin, 3 Oktober 2022 sore ke Polres Metro Jaksel.

"Kami melaporkan karena ada prank dan pembodohan masyarakat sehingga kami harus bertindak," kata Direktur Bidang Sosial dan Budaya Sahabat Polisi Indonesia Tengku Zanzabella di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin 3 Oktober 2022.

 

 


Dinilai Lecehkan Polri

Tengku mengatakan, konten laporan palsu tersebut juga dianggap melecehkan institusi Polri dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Sehingga kami harus bertindak untuk membersihkan nama institusi Polri," kata dia.

Sementara kuasa hukum Sahabat Polisi Indonesia, Eko menyebutkan, Baim dan Paula melanggar Pasal 220. Adapun isi pasal tersebut yakni pengaduan suatu tindak pidana padahal mengetahui tindakan itu tidak dilakukan.

"Ini jadi pembelajaran kita semua jangan main-main dengan persoalan hukum, apalagi ini di kantor polisi," kata Eko.

Sebelumnya, Polisi turun tangan menyelidiki konten video prank terkait KDRT yang dibuat Baim Wong dan Paula Verhoeven. Disebut itu mengarah ke ranah pidana.

"Iya nanti kita koordinasikan lagi dengan Kapolsek Kebayoran Lama. Cuma itu mengarah pidana itu, karena dia sudah membuat pemalsuan laporan," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).

 


Prank Tak Bisa Jadi Dalih

Nurma menerangkan, ada sanski bagi siapapun yang membuat laporan palsu. Pelapor dapat dijerat dengan Pasal 220 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

"Mengarah Pasal 220 soal laporan palsu. Mengarah betul. Pidana itu karena kan dia bohong. Lain kalau betulan," ungkap Nurma.

Dia menerangkan, dalih prank tidak bisa jadi alasan untuk lolos dari jerat hukum. Nurma kembali menegaskan, konten prank Baim Wong dan Paula Verhoeven soal KDRT masuk perbuatan pidana.

"Dia telah melakukan pemalsuan laporan. Itu kan bohong. Walaupun bilangnya prank. Kan kaga bisa main main apalagi kejadiannya bohong," jelas Nurma.

 

Reporter: Rahmat Baihaqi

Sumber: Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya