IPO, Data Sinergitama Jaya Bidik Dana Segar Rp 75 Miliar

Data Sinergitama Jaya akan melepas saham sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp25 per saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 18 Des 2022, 11:03 WIB
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT), akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha penyedia layanan (managed service) di bidang teknologi informasi, khususnya teknologi pusat data terbaru, data center virtual (cloud).

Mengutip laman e-ipo, Minggu (18/12/2022), Data Sinergitama Jaya akan melepas saham sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp25 setiap saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 24,61 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO.

Adapun, harga penawaran sebesar Rp 120 – Rp 150 setiap saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup perusahaan tersebut sebanyak-banyaknya Rp 75 miliar.

Data Sinergitama Jaya secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 250 juta waran Seri I yang menyertai saham baru atau sebanyak-banyaknya 16,32 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO saham ini disampaikan. 

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 2 saham baru Perseroan berhak memperoleh 1 Waran Seri I dengan setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. 

Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama satu tahun. Waran Seri I adalah efek yang diterbitkan oleh Perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama Perseroan yang bernilai nominal Rp 25.

 


Dana IPO

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan sekitar 14,29 persen untuk pembelian server yang dibeli dari pihak tidak terafiliasi dengan harga sekitar Rp 10 miliar dengan tujuan transaksi adalah untuk peningkatan penjualan dari jasa dan produk Perseroan dan transaksi ini tergolong dalam belanja modal (capital expenditure).

Sisanya, sekitar 85,71 persen akan digunakan untuk modal kerja seperti pembiayaan proyek baru Perseroan, research & development, perektrutan dan pelatihan tenaga profesional, biaya operasional, serta pemasaran dan promosi dimana modal kerja tersebut tergolong dalam operating expenditure (OPEX).

Sedangkan dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran maka seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu untuk marketing, gaji dan biaya operasional.

Jadwal Sementara

Masa Penawaran awal (Bookbuilding) : 16 Desember 2022 – 22 Desember 2022

Perkiraan Tanggal Efektif : 28 Desember 2022

Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana 

Saham : 30 Desember 2022 – 4 Januari 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 4 Januari 2023

Perkiraan Tanggal Ditribusi Saham Secara 

Elektronik : 5 Januari 2023

PerkiraanTanggal Pencatatan Pada Bursa Efek 

Indonesia : 6 Januari 2023

Perkiraan Masa Perdagangan Waran Seri I – 

Pasar Reguler dan Negosiasi : 6 Januari 2023 – 2 Januari 2024

Masa Perdagangan Waran Seri I – Pasar Tunai : 6 Januari 2023 – 4 Januari 2024

Periode Pelaksanaan Waran Seri I : 6 Juli 2023 – 5 Januari 2024

Akhir Masa Berlakunya Waran Seri I : 5 Januari 2024

 

 


BEI Catat 42 Perusahaan Masih Proses IPO

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 42 perusahaan yang masih dalam proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) hingga 9 Desember 2022.

“Sampai dengan 9 Desember 2022 terdapat 42 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Senin (12/12/2022).

Ia menambahkan, hingga 9 Desember 2022, ada 58 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 32,7 triliun. Saat ini terdapat 1 perusahaan yang sedang melakukan proses penawaran umum di sistem e-IPO, yaitu PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY). Bila sesuai jadwal, Venteny Fortuna International akan dicatatkan 15 Desember 2022.

Nyoman menuturkan, jika saham Venteny Fortuna International tercatat pada pertengahan Desember 2022 akan bawa saham yang tercatat di BEI pada 2022 naik 9 persen dibandingkan 2021.

“Apabila saham VTNY telah tercatat di BEI, maka total saham yang tercatat di BEI tahun 2022 berjumlah 59 saham atau naik 9 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 54 saham dan lebih tinggi dibanding rekor all time high BEI pada tahun 2018 yang berjumlah 57 saham,” ujar dia.

 


Sektor Saham

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nyoman menuturkan, dengan mempertimbangkan waktu hingga akhir 2022 sudah semakin pendek, kemungkinan terjadi perubahan jadwal pencatatan yang sebelumnya direncanakan 2022 menjadi 2023.

Berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham dengan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials;

• 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;

• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;

• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;

• 6 Perusahaan dari sektor Technology;

• 3 Perusahaan dari sektor Healthcare;

• 5 Perusahaan dari sektor Energy;

• 2 Perusahaan dari sektor Financials.

• 6 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures.

“Berdasarkan data di atas, perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals, Technology, Energy, Properties & Real Estate paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya,” ujar Nyoman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya