9 Tema Wisata Sekitar Borobudur di Luar Candi untuk Isi Liburan Akhir Tahun

Daya tampung Candi Borobudur hanya 1.200 wisatawan per hari, sedangkan kawasan Borobudur sebagai penyangga juga perlu diberdayakan lewat paket perjalanan wisata alternatif.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 19 Des 2022, 09:02 WIB
Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan oleh wisatawan saat berkunjung ke kawasan Borobudur. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Masih bingung bagaimana cara seru menghabiskan liburan akhir tahun? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno merekomendasikan kunjungan ke Borobudur sebagai bagian dari kampanye Bangga Berwisata di Indonesia Aja (BBWI) yang dicanangkan pemerintah.

Tanpa perlu berkunjung ke candi, wisatawan disebut akan merasakan pengalaman seru, baik bersama keluarga maupun teman-teman. Hal itu lantaran desa-desa wisata di sekitar Borobudur kini memiliki pola perjalanan wisata bertajuk Borobudur Trail of Civilization (BToC).

Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu, 18 Desember 2022, BToC berfokus pada proses penceritaan yang berasal dari interpretasi relief Candi Borobudur, serta aktualisasi aktivitas pendukungnya berdasarkan potensi dan budaya masyarakat lokal dari 16 desa kawasan Borobudur. Pola perjalanan itu dikemas dalam sembilan jalur wisata tematik.

"Program ini membuat kita belajar tentang sejarah heritage yang ada di Candi Borobudur. Ada peradaban unggul yang bisa kita adaptasikan pada kehidupan saat ini," kata Sandiaga dalam acara Serah Terima Fasilitasi Pengembangan Produk Wisata di Balkondes Ngadiharjo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 17 Desember 2022.

Menurut dia, tema jalur wisata itu dikembangkan berdasarkan informasi yang terkandung pada relief-relief yang ada di Candi Borobudur. Pemerintah lewat program fasilitasi mendorong para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kualitas heritage BToC melalui pengadaan peralatan penunjang atraksi wisata, penataan lokasi atraksi, serta peningkatan kapasitas dan pendampingan SDM.

"Berwisatalah ke Borobudur dan nikmati jelajah peradaban BToC. Program ini diperuntukkan bagi wisatawan agar tetap menjaga kelestarian Candi Borobudur dan menjaga carrying capacity candi yang hanya mampu menampung 1.200 wisatawan. Untuk itu, kami mendorong wisatawan untuk berwisata ke balkondes yang berada di kawasan sekitar candi," ia menyambung.

 


Paket Wisata

Peresmian Borobudur Trail of Civilization di Balkondes Ngadiharjo, Magelang, Jawa Tengah. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Untuk mendukung aktivitas promosi dan pemasaran, Kemenparekraf juga mendampingi pembuatan dan pengelolaan media promosi dan pengemasan paket wisata. Paket wisata yang dibuat berkolaborasi dengan homestay masyarakat Borobudur dan dikemas sebagai variasi paket wisata di sana yang memberikan pengalaman berwisata, mengenal budaya, dan kehidupan masyarakat lokal melalui interaksi langsung dengan pemilik rumah.

Berikut detail aktivitas dari masing-masing tema perjalanan dalam program Borobudur Trail of Civilization (BToC):

1. Waluku Cultivating Civilization: memberi gambaran tentang budaya pertanian. Tema ini melibatkan Desa Karangrejo untuk pengalaman menanam padi di sawah, menangkap belut, hingga menikmati hasil pertanian setempat.

2. Sudhana Manohara: The Eternal Love Story: membawa pengalaman mengenal kisah cinta Pangeran Sudhana dan Putri Manohara. Tema ini melibatkan Desa Wanurejo untuk pengalaman menonton pertunjukan tari dan makan malam romantis.

3. Tropical Flora's Wonderland: mengajak wisatawan mengidentifikasi flora yang ditemukan pada relief Candi Borobudur. Tema ini melibatkan Desa Giripurno, Desa Giri Tengah, dan Desa Kenalan untuk pengalaman treking dan mengidentifikasi tumbuhan, hingga memanen madu. 

 


Tema Perjalanan Wisata

Pembuatan gerabah di Gerabah Arum Art Karanganyar, Borobudur, Jawa Tengah (25/11/2022). Foto: Ade Nasihudin.

4. Journey of The Stones: mengajak wisatawan menelusuri sejarah pembuatan Candi Borobudur. Tema ini melibatkan Desa Sambeng dan Desa Ngargogondo untuk pengalaman memahat batu, menumpang VW terbuka, dan menaiki gethek di Sungai Progo.

5. Skilled Hands: mengajak wisatawan untuk membuat batik dan gerabah. Tema ini melibatkan Desa Borobudur dan Desa Karanganyar untuk aktivitas membatik dan membuat gerabah.

6. Walking With The Stars: mengajak wisatawan mengenal imu astronomi yang terpahat pada relief Candi Borobudur. Tema ini melibatkan Desa Kenalan untuk aktivitas menyusuri hutan dan berkemah

7. Body and Soul: mengajak wisatawan untuk memenuhi kebutuhan pikiran dan jiwa. Tema ini melibatkan Desa Majaksingi untuk pengalaman pijat tradisional, yoga,serta meracik jamu.

8. Music and Rhymes: mengajak wisatawan mengenal alat musik yang terpahat di Candi Borobudur. Tema ini melibatkan Desa Tuk songo untuk mengenali alat musik dan cara memainkannya.

9. Jataka Fable Story: mengajak wisatawan semua usia untuk mempelajari cerita moral berdasarkan karakter hewan-hewan yang terpahat di relief candi. Tema ini melibatkan Desa Kembanglimus untuk pengalaman membuat gerabah dan mendengarkan dongeng. 


Insentif untuk Desa Wisata

Desa Wisata Tembi, Bantul. (Liputan6.com/IG/desawisatatembi)

Dalam Rakornas Pariwisata 2022 yang digelar di Jakarta, 15--16 Desember 2022, Menparekraf menyatakan bahwa pemerintah akan semakin giat mempromosikan desa-desa wisata untuk meningkatkan jumlah pergerakan wisatawan nusantara pada 2023. Kemenparekraf ditargetkan bisa meningkatkan pergerakan wisnus antara 1,2--1,4 miliar di tahun depan.

Desa wisata, menurut Sandi, ideal sebagai destinasi mengingat tren wisata ke depan mengedepankan wisata yang customized, personalized, localized, dan smaller in size. Saat ini tercatat sudah 3.620 desa wisata yang tergabung dalam jaringan desa wisata.

"Desa wisata ditargetkan berkontribusi 0,8--1,7 billion USD, per hari ini kita sudah menembus 4,3 billion USD," kata Sandi.

Ia pun mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif ke desa-desa wisata agar kunjungan wisatawan dan penjualan produk ekonomi kreatifnya makin meningkat. Polanya bisa seperti dana BOS yang dimiliki Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek. Di samping, pihaknya membutuhkan dukungan kementerian/lembaga terkait untuk dukungan sarana telekomunikasi di desa wisata terkait.

"Jadi, nanti diarahkan ke study tour atau studi banding. Bisa juga lakukan kegiatan edukasi. Kami akan tindak lanjuti dengan Kemenko PMK," ia menambahkan.

 

 

Infografis Heboh Harga Tiket Naik Stupa Candi Borobudur untuk Wisatawan Lokal. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya