Liputan6.com, Jakarta PT Timah Tbk bagian dari Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID tengah menggenjot eksplorasi sebagai upaya memperpanjang usia timah. Perusahaan telah menggelontorkan Rp 29,2 miliar pada November 2022.
Rinciannya, biaya operasional Rp 14,3 miliar dan biaya investasi sebesar Rp 14,8 miliar. Perusahaan berkode saham TINS ini giat eksplorasi di darat dan di laut.
Advertisement
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar menuturkan kegiatan eksplorasi November di laut menggunakan empat unit kapal bor dan dua unit ponton bor dengan total meter bor sebanyak 7.639 meter yang dilaksanakan di Perairan Bangka dan Perairan Kundur.
Sedangkan, kegiatan eksplorasi di darat pada bulan November 2022 meliputi pemetaan, survey geomagnet, core logging, percontoan core, pengukuran grid bor, dan pemboran timah primer & alluvial di Pulau Bangka dan Belitung dengan total meter bor sebanyak 3.312.
"Rencana Eksplorasi di Bulan Desember 2022 untuk di laut akan dilakukan pemboran laut dengan menggunakan tiga kapal bor dan dua ponton bor yang akan dilaksanakan di Pulau Bangka dan Pulau Kundur," ujar Abdullah dalam keterangannya, Minggu (18/12/2022).
Sedangkan di darat akan dilakukan pengeboran, survey geofisika ground magnetic, survey grafity, dan melanjutkan survey topografi yang akan dilaksanakan di Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
Eksplorasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses bisnis yang dilakukan PT Timah Tbk. Emiten Berkode TINS masif melakukan eksplorasi untuk mencari sumber daya dan cadangan timah baru. Anggota Holding Pertambangan Indonesia MIND ID secara konsisten melakukan eksplorasi di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Perusahaan.
Kontribusi PT Timah
PT Timah Tbk (TINS) telah memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 1,39 triliun. Pajak dan PNBP tersebut dicatatkan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.
Jumlah setoran pajak dan PNBP anggota holding pertambangan Indonesia MIND ID ini meningkat 196 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 445,4 miliar. Meningkatnya kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk hingga kuartal III 2022 ditenggarai meningkatnya setoran PPh 29 (PPh Badan) dan PPh 25 (angsuran PPh Badan), seiring dengan membaiknya performa kinerja keuangan PT Timah Tbk tahun ini.
Hingga kuartal III 2022, perseroan berhasil membukukan laba sebesar Rp 1,14 triliun. Membaiknya kinerja keuangan ini didorong oleh meningkatnya harga jual logam timah, efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan interest bearing debt dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen non pertimahan.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar, menuturkan perbaikan tata kelola industri timah juga mempengaruhi peningkatan pajak. Bersamaan dengan itu, PT Timah Tbk melalui pola kemitraan merangkul masyarakat untuk menambang di wilayah konsesi perusahaan, sehingga masyarakat penambang yang bermitra dengan PT Timah Tbk juga melaksanakan kewajiban perpajakannya.
"Kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 1,39 triliun. Membaiknya performa kinerja perusahaan tentunya selaras dengan kontribusi perusahaan kepada negara," kata Abdullah Umar, Selasa (6/12/2022).
Abdullah menambahkan, meski harga timah mengalami penurunan di paruh kedua tahun ini, perseroan optimistis kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk kepada negara akan dapat terus meningkat hingga tutup buku tahun 2022.
"Manajemen perseroan berupaya untuk meningkatkan kinerja, sehingga bisa memberikan kontribusi kepada negara, pemegang saham dan masyarakat," ucap Abdullah.
Catatan kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk empat tahun terakhir, yakni pada 2018 sebesar Rp 818,7 miliar, 2019 sebesar Rp 1,2 triliun, pada 2020 sebesar Rp 677,9 miliar, lalu sebesar Rp 776,657 miliar dicatatkan pada 2021.
Advertisement
Smelter Ausmelt
Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) melakukan transformasi teknologi pengolahan timah kadar rendah dengan membangun Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
Pembangunan TSL Ausmelt Furnace telah rampung 100 persen dan direncanakan mulai commisioning pada akhir November ini. Proyek ini merupakan kolaborasi perseroan bersama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai bentuk sinergi BUMN. PT Timah Tbk menggandeng Outotec australia yang berpusat di Finlandia sebagai provider teknologi TSL Ausmelt Furnace.
Di tengah gencarnya isu lingkungan yang menyoroti perusahaan pertambangan, Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar Baswedan, mengatakan TSL Ausmelt lebih safety dan menerapkan teknologi ramah lingkungan karena dilengkapi dengan Hygien Sistem dan Waste Water Treatment.
"Dengan beroperasinya Ausmelt dapat menekan cost pengolahan sebesar 25 persen dibandingkan dengan menggunakan Reverberatory furnace," kata Abdullah dalam keterangan resmi, Kamis (3/11/2022).
Tingkatkan Efektivitas
Abdullah menambahkan, tujuan transformasi teknologi pengolahan ini untuk optimalisasi teknologi, peningkatan kapasitas, efisiensi produksi dan keselamatan serta kesehatan lingkungan.
"Dengan beroperasinya TSL Ausmelt Furnace tentunya dapat meningkatkan efektifitas produksi dengan proses pengolahan yang lebih efisien," imbuh dia.
Pembangunan TSL Ausmelt Furnace sendiri adalah strategi untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini. Ketersediaan bijih timah dengan kadar tinggi atau di atas 70 persen Sn sudah terbatas.
Teknologi peleburan timah yang dimiliki PT Timah Tbk saat ini, Tanur Reverberatory tidak mempunyai fleksibilitas mengolah konsentrat bijih timah kadar rendah (kurang dari 70 persen Sn). Selain itu, membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk melebur timah dan perak.
Advertisement