Sontek 4 Gaya Furnitur Perpaduan Jepang dan Skandinavia, Buat Suasana Rumah Jadi Baru

Japandi merupakan singkatan dari Japanese dan Skandivania, kedua desain ini akan mengacu pada furnitur yang ringkas.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 19 Des 2022, 07:29 WIB
Meja makan yang unik dihadirkan oleh Dekoruma. credit: Dekoruma.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir tahun, resolusi untuk membuat suasana rumah menjadi baru seringkali masuk dalam daftar rencana. Mengubah tata ruang ataupun mengecat dinding dengan warna baru bisa menjadi opsi.

Namun tak selalu harus merenovasi rumah, mengganti beberapa furnitur dengan esensi gaya yang baru bisa membuat tampilan rumah lebih segar. Inspirasi gaya furnitur yang diusung oleh Dekoruma bisa menjadi pilihan, semua tampilannya mengusung tema Japandi yaitu gabungan dari Japanese dan Skandinavia.

Dekoruma sebagai platform yang menawarkan berbagai kebutuhan rumah mulai dari furnitur hingga peralatan dapur memberikan konsep desain tak lekang waktu. Empat desain furnitur tersebut adalah japandi natural, japandi modern, japandi industrial, dan japandi klasik.

"Bicara mengenai penggabungan kedua desain ini makan akan mengacu pada furnitur yang ringkas," ungkap Head of Interior Dekoruma, Ahmad Numairi Yahya, saat ditemui di acara Year End Media Gathering Dekoruma, Rabu, 14 Desember 2022.

Mengacu pada desain Jepang furnitur yang dipilih harus spesifik fungsinya, lantaran luas rumah di sana memang tidak terlalu besar, sama seperti di Indonesia sekarang. "Dekoruma mengaplikasikannya dalam konsep natural, modern, industrial dan klasik itu akan mengacu pada produk yang kompartibel, artinya bisa alih fungsi," sebut Ahmad. 

Konsep alih fungsi tersebut juga mengacu bahwa kebanyakan generasi milenial dan gen Z rata-rata memilih rumah dengan ukuran kecil tapi memaksimalkan fungsi tata ruang. "Generasi sekarang juga memikirkan perawatan rumah jika terlalu besar akan memakan biaya, sementara sekarang dengan rumah kecil orang bisa menggunakan alat penyapu debu yang lebih hemat dibanding menyewa pembantu," ungkap VP Finance, Accounting & Tax Decoruma, Randy A. Simbolon, di kesempatan yang sama. 

 


Furnitur Multifungsi

Inspirasi desain ruang keluarga bergaya Japandi. (dok. Dekoruma/Dinny Mutiah)

Sehingga dengan konsep alih fungsi dan rumah yang cenderung tidak terlalu besar maka konsep Japandi sangat cocok diterapkan. "Pada saat tidak diperlukan bisa diangkat naik (furnitur), tapi saat diperlukan bisa jadi tempat tidur," papar Ahmad.

Sementara sekarang ada banyak bentuk furnitur lainnya yang multifungsi, misalnya bufet tapi bisa menjadi tempat makan, atau jadi meja kerja. Begitu juga dengan dining table yang apabila tidak dibutuhkan hanya untuk empat orang saja tapi saat ada tamu bisa alih fungsi dengan cara ditarik untuk enam orang.

"Kalau ditanya tren furnitur seperti apa, kita percaya bahwa empat desain ini timeless, bisa dipakai untuk segala waktu," sambung Ahmad.

Sementara untuk tema Japandi indutrial yang saat ini banyak dipakai di restoran juga dapat diaplikasikan dengan furniture multifungsi. Bahkan gaya Japandi klasik bisa lebih timeless lagi, seperti halnya Japandi modern dan natural.

"Untuk Japandi natural warna-warna yang digunakan lebih light dan semi bold, untuk modern ada yang semi bold, hingga warna black," Ahmad menambahkan. 

 


Furnitur Ramah Lingkungan

Inspirasi desain ruang keluarga bergaya Japandi. (dok. Dekoruma/Dinny Mutiah)

Sementara itu terkait dengan furnitur, Desainer Rusia Harry Nuriev baru-baru ini meluncurkan sofa ramah lingkungan yang terbuat dari kumpulan kantong sampah. Koleksi sofa tersebut dipamerkan di ajang Design Miami.

Sofa yang diberi nama Trash Bag Sofa itu terinspirasi dari tumpukan sampah di New York. Nuriev sengaja membuat sofa unik itu untuk menarik perhatian mengenai bagaimana menggunakan dan memanfaatkan sampah.

Ide yang sama pernah diwujudkan Nuriev pada 2019 lalu ketika dia membuat sofa dari kumpulan baju bekas. Dari proyek itu, sang desainer ingin menunjukkan masalah sampah di industri fesyen yang ternyata juga terjadi di bidang furnitur.

Sebab sekarang, tak hanya ada masalah fast fashion, tapi juga fast furniture. Opsi itu banyak jadi pilihan lantaran sistemnya menawarkan kenyamanan dan kepuasan melalui layanan cepat sehingga terkesan lebih efisien. Padahal kalau diteliti, tak semua hal yang disuguhkan dengan cepat berdampak baik.

"Orang-orang mulai memperlakukan furniture seperti fesyen, yaitu kita bisa mengubah keputusan kita dengan cepat dan membeli banyak barang," sebut Nuriev di acara Design Miami pada Sabtu lalu, melansir CNN, Senin, 5 Desember 2022. 


Sampah Furnitur

Salah satu desain Folks Furniture.

Berdasarkan data dari Environmental Protection Agency (EPA), masyarakat Amerika membuang lebih dari 12 juta ton mebel atau furnitur tahun 2018. Jumlah itu naik 2,2 juta ton dari 1960 dan 80 persen berakhir di tempat pembuangan akhir.

Sampah furnitur juga menambah banyak emisi karbon yang disebabkan oleh pabrik serta pengiriman furnitur. Industri furnitur pun mulai menjadi masalah baru yang besar dan bisa memperparah krisis iklim.

Fast furnitur yaitu jenis perabotan rumah yang diproduksi secara massal dan tentunya harganya lebih terjangkau. Jenis furnitur ini digilai banyak orang karena harganya jauh lebih murah dan modelnya yang identik dengan barang mewah.

Belum lagi, perabotan massal dapat ditemukan di mana saja dan dikirim ke rumah-rumah dalam waktu cepat.  Ini tentunya menjadi pilihan utama untuk mereka yang sedang mencari furnitur mengisi rumah. Meski terkesan menguntungkan, furnitur massal sebenarnya menyimpan rahasia gelap.

Ada banyak kerugian yang dialami dengan membeli jenis furnitur ini, salah satunya tidak tahan lama. Fast furniture diproduksi langsung segudang karena itu kecil kemungkinannya bagi setiap barang dicek kualitasnya.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya