Liputan6.com, Jakarta - Guru pembimbing khusus (GPK) memiliki peran penting dalam menciptakan nilai inklusif di lingkungan pendidikan bagi siswa disabilitas.
Salah satu guru pembimbing khusus, Suci Nur, menggambarkan kondisi yang terjadi di lapangan.
Advertisement
“Di sekolah saya, baru di tahun kelima mulai terlihat berjalan sistem inklusifnya. Di sini peran GPK sangat penting sebagai jembatan untuk bisa menciptakan lingkungan inklusif tersebut,” kata Suci dalam Talkshow Pesta Inklusif bersama Koneksi Indonesia Inklusif (KONEKIN), Sabtu 17 Desember 2022.
Dalam kesempatan yang sama, praktisi pendidikan Najelaa Shihab juga menyampaikan bahwa masalah penerapan sistem pendidikan inklusif nyatanya tak datang dari penyandang disabilitasnya.
“Namun merupakan pekerjaan rumah (PR) bagi para guru atau pendidik untuk bisa meningkatkan wawasan terkait nilai inklusi,” kata Najelaa.
“Selain sekolah, peran orangtua juga penting terhadap anak berkebutuhan khusus. Pengasuhan anak adalah peran kita bersama karena pada dasarnya semua anak itu anak kita dan semua keluarga itu keluarga kita,” tambahnya.
Sementara, Tenaga Ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tita Suharyati mengatakan bahwa pendidikan merupakan hak dasar setiap individu termasuk penyandang disabilitas.
Artinya, setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sejauh ini, pemerintah telah memiliki kebijakan yang berpihak kepada peserta didik. Seperti sistem zonasi dan afirmasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Ditambah standar nasional pendidikan yang fleksibel dan akomodatif. Implementasi adalah kunci keberhasilan dari regulasi.
Peluncuran Buku Anak Disabilitas Indonesia
Semangat menciptakan pendidikan inklusif tidak hanya datang dari instansi pendidikan, tapi juga perusahaan swasta.
Head of Communication Unilever Indonesia Kristy Nelwan, mengatakan pihaknya ingin menciptakan dunia yang setara, beragam dan inklusif.
Ini diwujudkan melalui berbagai inovasi dan inisiatif yang dijalankan. Salah satunya, memberikan program beasiswa penuh bagi mahasiswa difabel melalui program UniLead dan juga mendukung terwujudnya aksi nyata gerakan kebaikan melalui program Every U Does Good Heroes.
Acara tersebut juga diwarnai peluncuran Buku Anak Disabilitas Indonesia (BISA). Peluncuran seri BISA disambut hangat oleh semua pihak sebagai penanda bertambahnya literatur anak yang memperkenalkan ragam disabilitas pada anak sedini mungkin.
“Senang sekali hari ini salah satu Heroes kami, Diva Asnawi dari KONEKIN turut meluncurkan project Buku Anak Disabilitas Indonesia. Kami percaya kolaborasi antar pihak yang memiliki purpose yang kuat dan sejalan akan membawa dampak yang lebih besar bagi terwujudnya Indonesia yang lebih inklusif,” kata Kristy.
Peluncuran picture book ini dilakukan melalui live story telling buku oleh penyanyi Wina Natalia dan video oleh aktris Dian Sastrowardoyo, yang juga diisyaratkan oleh teman Tuli Nissi Taruli agar aksesibel bagi teman Tuli.
Advertisement
Tentang Pesta Inklusif
Pesta Inklusif sendiri merupakan acara tahunan KONEKIN yang kali ini diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember lalu.
Pesta Inklusif diadakan di Live House, M Bloc Space, Jakarta. Kegiatan ini diinisiasi KONEKIN untuk meningkatkan kesadaran dan interaksi publik dengan penyandang disabilitas.
Karena itu, acara ini tidak hanya dihadiri oleh penyandang disabilitas dan perwakilan sekolah luar biasa (SLB) se-Jabodetabek, tapi juga dihadiri oleh peserta umum dari berbagai kalangan.
“Kata 'pesta' dipilih untuk menggambarkan selebrasi keberagaman dengan menampilkan diskusi dan pertunjukan seni, serta ‘inklusif' karena acara ini tidak terbatas pada satu ragam disabilitas saja tetapi membaur dengan non-disabilitas,” kata Founder KONEKIN, Marthella.
“Harapannya siapapun yang datang ke #PestaInklusif dapat mengenal dan berinteraksi dengan teman-teman disabilitas lalu pulang dengan paradigma yang berubah. Karena untuk mengikis stigma kita perlu tahu-mau-mampu menciptakan Indonesia yang inklusif,” tambahnya.
Acara dibuka oleh keynote speaker Komisioner Komisi Nasional Disabilitas Jonna Aman Damanik, yang memberikan quote: “Untuk menuju Indonesia inklusif dan ramah disabilitas butuh peran dari berbagai pihak.”
Rangkaian Pesta Inklusif
Pesta Inklusif semakin meriah dengan penampilan dari para seniman disabilitas, di antaranya StandUp Comedian Pengguna Kursi Roda Dani Aditya, grup disabilitas netra KOSTE band, grup Dancer Down Syndrome G-Stars, Penyair Disabilitas Budi Pramono, dan Teater Tuli Pop Joy Sign.
Acara ini juga menyediakan empat booth inklusif yang diisi oleh Hukum Online, RS Mitra Keluarga dan psikolog Cecilia Sinaga, M.Psi., Unilever Indonesia, dan KONEKIN.
Di booth ini pengunjung dapat konsultasi gratis seputar hukum, psikologi anak berkebutuhan khusus, menikmati games bertema inklusi, serta melihat buku dan merchandise karya seniman disabilitas.
Terakhir acara ditutup dengan penampilan dari bintang tamu Asteriska, yang membawakan lagu “Di Mata Semesta” hasil kolaborasi bersama Dewa Budjana dan Hindia. Lagu ini diciptakan khusus untuk gerakan inklusi dan mengajak pendengarnya memperlakukan setiap manusia secara setara.
Advertisement