Jokowi: Jangan Ada Pendapat Bahwa Pemerintah Tak Perhatian ke Usaha Kecil

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa pemerintah terus memperhatikan para pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 19 Des 2022, 13:20 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan 'Peluncuran dan Penyuntikan Perdana Vaksin IndoVac' di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat pada Kamis, 13 Oktober 2022. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI/Jay)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa pemerintah terus memperhatikan para pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

Salah satunya, dengan memantau jumlah pelaku UMKM yang memanfaafkan program Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar.

Jokowi menyampaikan jumlah pelaku UMKM yang mendapat pinjaman pada saat program PNM Mekaar dimulai tahun 2016, hanya 500.000 nasabah. Namun, kata dia, pelaku UMKM yang menjadi nasabah PNM Mekaar kini sudah mencapai 13,5 juta orang.

"Jadi jangan sampai ada pendapat yang mengatakan pemerintah tidak perhatian pada yang mikro, yang kecil-kecil. Keliru besar sekali. Dari 500.000 sekarang menjadi 13,5 juta," kata dia dalam acara Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster di Istana Negara Jakarta, Senin (19/12/2022).

Jokowi pun menargetkan jumlah UMKM yang menggunakan layanan PNM Mekaar mencapai 20 juta orang pada tahun 2024. Jokowi menyebut nasabah PNM Mekaar mayoritas merupakan ibu-ibu pedagang kecil.

"Saya dalami siapa yang dipinjami oleh PNM Mekaar. Hampir 90 persen lebih itu ibu-ibu penerimanya. Dipakai untuk apa? Jualan gorengan, jualan mie, jualan di pasar, usaha-usaha produktif semuanya. Ada yang warung di kampung, di desanya, seperti inilah yang ingin kita gerakan," jelasnya.

Jokowi menuturkan nasabah PNM nantinya bisa naik kelas KUR dengan jumlah kredit yang lebih besar. Menurut dia, tahapan ini agar para nasabah menggunakan uang pinjaman untuk membesarkan usahanya.

"Artinya nanti didorong untuk ke BRI, didorong ke BNI agar plafon kreditnya lebih besar. Pasti dari sekiaan 13,5 juta itu pasti ada ratusan ribu yang naik kelas setiap tahunnya. Memang jenjangnya seperti itu," tutur dia.

"Jangan sampai kita usahanya jualan gorengan, pinjaminnya dipinjemi 100 jta malah jadi barang-barang konsumtif menjadi tidak produktif. Inilah jenjang-jenjang yang memang harus dilalui," sambungnya.

 


Program KUR

Disisi lain, Jokowi menyampaikan bahwa hingga kini sudah 39,4 juta UKM yang memanfaatkan program KUR.

Dia senang saat ini model KUR susah berkonsep klaster sehingga penyalurannya lebih mudah.

"Yang kalau sudah ngumpul itu enak, yang minjamkan juga enggak ngurusi satu per satu, ngurusi berapa Rp10 juta, Rp10 juta, kalau Rp50 miliar berapa orang kan, banknya juga pusing. Lebih bagus greg, kemudian di kluster itu dibagi-bagi," pungkas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya