Liputan6.com, Jakarta Lionel Messi melengkapi kariernya yang gemilang dan bergelimang gelar setelah membawa Argentina juara Piala Dunia 2022 berkat kemenangan atas Prancis lewat drama adu penalti di Stadion Lusail Iconic, Qatar, Minggu (18/12/2022).
Messi dan kawan-kawan mengangkat trofi Piala Dunia setelah melewati drama lebih dari dua jam melawan Prancis dalam laga final terbaik dan paling menegangkan. Emosi penggemar sepak bola dunia naik turun ketika Argentina dan Prancis saling menciptakan gol di waktu normal 90 menit dan extra time.
Advertisement
Awalnya Argentina seperti akan membawa trofi Piala Dunia dengan mudah ketika unggul dua gol di babak pertama. Akan tetapi, Prancis mengejar di babak kedua, lewat 2 gol dari Kylian Mbappe hingga pertandingan berlanjut ke babak tambahan.
Di babak extra time, Messi membuat Argentina kembali mendekat dengan trofi. Tetapi lagi-lagi rekannya di Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe, menyamakan skor lewat eksekusi penalti kedua untuk menyamai catatan Geoff Hurst di Piala Dunia 1966 sebagai pemain yang mencetak hattrick di laga final Piala Dunia.
Akhirnya Argentina menunjukkan mereka lebih siap bertarung di babak adu penalti. Messi cukup tenang saat bertugas sebagai eksekutor pertama yang memberi kepercayaan diri lebih kepada rekannya. Sementara Emiliano Martinez kembali menunjukkan perannya sebagai malaikat di bawah mistar.
Dia menggagalkan tendangan eksekutor kedua Prancis, Kingsley Coman. Sebelum itu, kiper Aston Villa tersebut, membuat penyelamatan krusial di menit-menit akhir perpanjangan waktu dengan menggagalkan tembakan Kolo Muani.
Gonzalo Montiel yang sukses mengeksekusi penalti memastikan Messi sebagai orang pertama yang akan mengangkat trofi Piala Dunia, gelar juara yang sangat dia idam-idamkan sebelumnya.
Tetapi trofi Piala Dunia tak membuat Lionel Messi gantung sepatu dari tim nasional Argentina. Dia masih haus gelar juara bersama La Albiceleste setelah memenangkan Piala Dunia 2022 Qatar dengan mengandaskan Prancis di final melalui adu penalti.
Lionel Messi yang berusia 35 tahun telah berjanji untuk terus memimpin skuad Argentina setelah menjadi kapten La Albiceleste untuk meraih gelar ketiga Piala Dunia bagi negaranya.
“Tidak, saya tidak akan pensiun dari tim nasional Argentina,” katanya kepada TyC Sports setelah kemenangan adu penalti yang epik atas Prancis, yang oleh banyak orang disebut sebagai salah satu final Piala Dunia terbaik dalam sejarah.
“Saya ingin terus bermain sebagai juara Piala Dunia dengan seragam Argentina,” tambah peraih tujuh kali Ballon d'Or itu.
Sang superstar sepak bola selama hampir dua dekade terakhir itu, membuka skor untuk Argentina lewat penalti menit ke-23 dan kembali mencetak gol di perpanjangan waktu untuk skor 3-2 di pertandingan ke-108.
Final Piala Dunia 2022, menjadi panggung bagi Messi untuk menampilkan performa terbaik yang tidak diragukan lagi membuatnya dipandang sebagai salah satu pemain terhebat yang pernah ada dalam permainan ini.
Trofi Impian
Kapten Argentina itu telah memecahkan beberapa prestasi bersejarah, termasuk menjadi pemain pertama yang mencetak gol di babak penyisihan grup, babak 16 besar, perempat final, semifinal, dan final dalam satu edisi Piala Dunia.
“Gila kalau itu terjadi seperti ini. Saya sangat menginginkannya,” katanya kepada wartawan setelah pertandingan.
“Saya tahu bahwa Tuhan akan memberikannya kepada saya; Saya punya perasaan bahwa itu akan menjadi seperti ini (menjadi juara Piala Dunia). Sekarang saatnya menikmati."
"Lihatlah piala ini, sangat indah. Kami sangat menderita, tapi kami berhasil. Kami tidak sabar untuk berada di Argentina dan melihat betapa gilanya hal itu (merayakan bersama rakyat Argentina. Ini adalah trofi yang saya inginkan sepanjang hidup saya. Ini adalah impian saya sejak kecil
Piala Dunia Qatar adalah gelar ketiga dalam sejarah negara Argentina setelah memenangkannya pada 1978 dan 1986 bersama mendiang legenda Diego Maradona.
Advertisement
Rekor Messi
Lionel Messi berhasil mencatatkan rekor setelah Argentina menjuarai Piala Dunia 2022 Qatar. Bagi Messi, gelar ini sangat spesial karena Piala Dunia 2022 mungkin merupakan kesempatan pamungkasnya bermain di panggung turnamen sepak bola paling akbar.
Sejak debut pada 2005 silam, dan setelah empat edisi sebelumnya menemui kegagalan, penyerang 35 tahun itu akhirnya mendapatkan trofi Piala Dunia pertamanya.
Keberhasilan ini pun membuat Messi mencatatkan rekor. Melansir Opta, Messi kini sejajar dengan duo legenda Argentina, Diego Maradona dan Mario Kempes.
Keduanya masing-masing jadi inspirator kemenangan Albiceleste saat menjuarai Piala Dunia edisi 1986 dan 1978.
Paling Berkontribusi
Rekor mengerikan yang juga Messi catatkan di Piala Dunia 2022 adalah sebagai pemain paling banyak berkontribusi untuk gol sebuah tim di Piala Dunia sejak 1966.
Pada laga final melawan Prancis, Messi mencetak dua gol, membuat torehannya total menjadi 12 gol sepanjang Piala Dunia.
Apabila ditambah dengan assist yang dicetak sepanjang partisipasinya di Piala Dunia, Messi secara total telah berpartisipasi dalam 20 gol timnas Argentina.
Menurut Opta, tidak ada pemain yang paling banyak berkontribusi untuk gol sebuah tim di Piala Dunia sejak 1966 selain Messi.
Advertisement
Pintu Selalu Terbuka untuk Messi
Pelatih Argentina Lionel Scaloni mengatakan pintu akan terbuka bagi Messi untuk kembali di Piala Dunia 2026 jika pesepakbola itu memilih untuk melakukannya.
“Pertama-tama, kami harus menyelamatkan dia dari satu tempat untuk Piala Dunia berikutnya pada 2026,” kata Scaloni.
“Jika dia ingin terus bermain, dia akan bersama kami. Dia lebih dari berhak untuk memutuskan apakah dia ingin tetap bermain untuk Argentina atau tidak, atau apa yang ingin dia lakukan dengan kariernya.”
“Sangat menyenangkan bagi kami untuk melatih dia dan rekan satu timnya. Segala sesuatu yang dia sampaikan kepada rekan satu timnya tidak tertandingi, sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Seorang pemain dan orang yang memberikan begitu banyak kepada rekan satu timnya.”
Setelah merayakan di negara asalnya, Lionel Messi dijadwalkan akan kembali ke Paris Saint-Germain karena juara Ligue 1 akan melanjutkan kampanye mereka melawan Strasbourg pada 28 Desember.