Liputan6.com, Jakarta Lionel Messi sukses membawa Argentina juarai Piala Dunia 2022 setelah menumbangkan Prancis di drama adu penalti dengan skor 4-2 di Lusail Stadium, Qatar, Minggu 18 Desember 2022.
Namun ada yang menarik perhatian sebelum pertandingan final Piala Dunia, Minggu malam tersebut. Laman resmi Fifa mengabadikan momentum Messi yang berfoto bersama fans disabilitas.
Advertisement
"Saat dia berbaris melalui terowongan bersama rekan setimnya di Argentina, Lionel Messi berhenti untuk berfoto dengan dua penyandang disabilitas untuk final Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar," tulis Fifa.
Hal ini tentunya menambah poin inklusifitas dalam momentum ini, mengingat Qatar Foundation (QF) menyatakan aksesibilitas untuk semua orang selama Piala Dunia.
Melalui buku panduan, hingga fasilitas selama menonton piala dunia, penyandang disabilitas dapat menikmati pengalaman menonton bola dan berwisata di Qatar dengan baik.
Bahkan untuk pertama kalinya, penyandang disabilitas Ghanim Al Muftah catat sejarah di dunia sepak bola karena telah membuka ajang Piala Dunia 2022 Qatar dengan menyelipkan ayat suci Al Quran.
Dalam pembukaan Piala Dunia pada Minggu 20 November 2022, Duta Piala Dunia 2022 Qatar itu diinstruksikan untuk memasuki panggung dan bercengkrama dengan aktor kenamaan Amerika, Morgan Freeman. Keduanya berbincang soal persatuan dunia, indahnya perbedaan, dan kebersamaan.
Pemilihan Al Muftah sebagai Duta Piala Dunia 2022 Qatar bukan tanpa alasan. Sederet prestasi telah ia catat di tengah keterbatasan.
Ia merupakan penyandang disabilitas berumur 20 tahun yang lahir dengan kondisi langka Caudal Regression Syndrome (CDS).
Melansir Webmd, Sindrom regresi kaudal atau caudal regression syndrome adalah kelainan bawaan anus-rektal. Kondisi ini juga dikenal sebagai displasia kaudal atau sindrom sakral. Ini berdampak pada pembentukan normal bagian bawah (kaudal) tubuh dan sering dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.
Teknlogi Ramah Disabilitas
Dikutip Qatar Foundation, pengenalan Abilty Friendly Program juga mengenalkan para penonton piala dunia 2022 untuk melihat tempat anak-anak disabilitas bisa menunjukkan kemampuan olahraga seperti renang, sepak bola atau pun kriket.
“Ekosistem di QF sudah dirancang dengan mempertimbangkan inklusi. Setiap orang dapat belajar dan berkembang. Kami berfokus pada aksesibilitas,” kata Nardine Gerges, Manajer Proyek di Kantor Kepala Komunikasi di Qatar Foundation, kepada Doha News.
Menurut Nardine, buku panduan ini terinspirasi oleh permintaan khusus aksesibilitas, sehingga akhirnya dibuat berdasarkan pengalaman dan rekomendasi para penyandang disabilitas.
Panduan QF ini juga dirancang untuk semua orang, termasuk orang tua dan anak-anak di kereta bayi.
“Di Qatar, ini adalah pertama kalinya sebuah panduan menggabungkan semua informasi,” kata Nardine.
“Ada banyak disabilitas tak terlihat yang tidak disadari orang. Orang kebanyakan sadar akan disabilitas yang bisa dilihat, sementara ada disabilitas seperti belajar dan disabilitas kognitif yang tidak terlihat oleh mata,” tambahnya.
Advertisement
Piala Dunia untuk Semua
Dalam pembuatan buku panduan ini, QF juga berdiskusi dengan entitas lain, termasuk Supreme Committee for Delivery and Legacy (SC), Visit Qatar, dan Qatar Tourism.
“Kami berterima kasih kepada Qatar Foundation karena telah mengembangkan Panduan Aksesibilitas yang penting ini, yang pasti akan melanjutkan pembicaraan tentang aksesibilitas dan membangun warisan Qatar 2022,” kata Yasir Al Jamal, Direktur Jenderal di SC.
Dengan setidaknya 1,5 juta penggemar saat ini di Qatar, panduan ini juga ditampilkan di aplikasi Hayya, portal bagi pengunjung dan penduduk untuk mengakses semua hal tentang Qatar selama turnamen besar.
Bagian turnamen mencakup informasi aksesibilitas stadion; dari kursi yang menghadap ke lapangan, kamar mandi, alat bantu dengar, ruang sensorik, komentar deskriptif audio langsung di antara banyak lainnya.
Panduan ini juga secara rinci membantu penyandang disabilitas cara menuju ke setiap arena, serta jarak berjalan kaki atau petunjuk umum transportasi ke stadion.
“Qatar Foundation membantu memastikan ini adalah perayaan olahraga yang dapat dinikmati oleh semua orang,” kata Alexandra Chalat, Direktur World Cup Legacy di QF.
Menjelajahi Budaya Qatar Melalui QF
Qatar sangat ingin menyoroti tradisi dan warisannya. Baik pengunjung maupun warga selalu terkagum-kagum dengan arsitektur masjid yang unik, seperti masjid Education City.
Karena banyak pengunjung Muslim berada di Qatar untuk Piala Dunia, Education City Mosque di gedung Minaretein pun telah diupayan ramah disabilitas.
Dihiasi dengan kaligrafi Arab, masjid ini telah lama menyambut semua orang, terutama saat sholat Jumat. Selama khotbah mingguan, interpretasi bahasa isyarat tersedia untuk jamaah yang membutuhkannya.
Menggabungkan lingkungan Qatar dan identitas Muslim, tanaman yang ditemukan di negara tersebut dipajang di Qur'anic Botanic Garden di Education City. Taman membawa pesan kepedulian terhadap lingkungan, baik sebagai kewajiban Islami maupun kemanusiaan.
Kebun raya dapat diakses dengan kursi roda, dengan tanda deskriptif pada setiap item yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Advertisement