Walau Kena Sanksi, Korea Utara Bakal Terus Kembangkan Misilnya

Korea Utara bersikeras untuk tetap mengembangkan misilnya walau kena sanksi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Des 2022, 11:30 WIB
Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan tentang peluncuran rudal Korea Utara dengan file gambar, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Minggu (5/6/2022). Peluncuran itu dilakukan sehari setelah angkatan laut Korea Selatan dan Amerika Serikat menyelesaikan latihan gabungan tiga hari di perairan Okinawa Jepang. (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara pada Selasa (20 Desember) mengkritik Korea Selatan karena merusak pengembangan senjatanya, mengatakan sanksi tambahan tidak akan menghentikan program misilnya, kata media pemerintah KCNA.

Dilansir Channel News Asia, Selasa (20/12/2022), Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, mengatakan inisiatif negara yang terisolasi itu untuk mengembangkan satelit mata-mata adalah "prioritas mendesak yang terkait langsung dengan keamanan kami".

Korea Selatan akan "meneriakkan semacam kerja sama internasional dan berusaha keras untuk menjatuhkan sanksi tambahan pada kami", katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA.

"Tetapi dengan hak kami untuk bertahan hidup dan berkembang terancam, mengapa kami takut dengan sanksi yang telah kami lihat berulang kali sejauh ini dan bahkan bukan yang pertama kali, dan mengapa kami berhenti?"

Pernyataannya muncul beberapa hari setelah Pyongyang meluncurkan dua rudal balistik jarak menengah, yang disebutnya sebagai uji "penting" untuk pengembangan satelit mata-mata.

Belum lama ini, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak menengah pada hari Minggu (18 Desember), beberapa hari setelah Pyongyang mengumumkan keberhasilan uji motor berbahan bakar padat untuk sistem senjata baru.


Ketegangan Militer Meningkat

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un mengawasi langsung uji coba peluncuran rudal balistik Hwasong-12 di lokasi yang tak diketahui pada foto yang dirilis Sabtu (16/9). Kim Jong-Un bersumpah akan menyempurnakan kekuatan nuklir negaranya. (KCNA/KNS via AP)

Ketegangan militer di semenanjung Korea telah meningkat tajam tahun ini karena Pyongyang telah melakukan uji coba senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua tercanggih bulan lalu.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi dua rudal balistik jarak menengah yang telah ditembakkan dari daerah Tongchang-ri di provinsi Pyongan Utara.

Rudal-rudal itu ditembakkan dari pukul 11.13 (02.13 GMT) hingga pukul 12.05 ke Laut Timur, katanya, mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.


Tembakan Rudal

Seorang perempuan berjalan melewati layar yang menunjukkan siaran berita dengan rekaman file uji coba rudal Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul, Minggu (5/6/2022). Peluncuran itu dilakukan sehari setelah angkatan laut Korea Selatan dan Amerika Serikat menyelesaikan latihan gabungan tiga hari di perairan Okinawa Jepang. (Anthony WALLACE / AFP)

Rudal tersebut ditembakkan pada lintasan "tinggi" dan terbang sekitar 500 km, kata JCS dalam sebuah pernyataan, menambahkan intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang menganalisis peluncuran "dengan mempertimbangkan tren terkini terkait pengembangan rudal Korea Utara".

Pada Senin pagi, media pemerintah Korea Utara mengatakan telah melakukan "uji coba tahap akhir yang penting untuk pengembangan satelit pengintaian " di Sohae Satellite Launch Ground, yang berlokasi di Tongchang-ri.

Korut menguji "motor berbahan bakar padat daya dorong tinggi" di Sohae pada Kamis, dengan media pemerintah menggambarkannya sebagai uji penting "untuk pengembangan sistem senjata strategis tipe baru lainnya".


Provokasi Serius

Foto yang dirilis pada 19 November 2022 ini menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan putrinya memeriksa lokasi peluncuran rudal di Bandara Internasional Pyongyang di Pyongyang, Jumat (18/11/2022). Ini adalah kali pertama, Kim membawa anaknya di hadapan publik. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Militer Selatan "dengan keras" mengutuk peluncuran tersebut, dan menyebutnya sebagai "provokasi serius" dan "pelanggaran yang jelas" terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Militer kami akan mempertahankan postur kesiapan yang kuat berdasarkan kemampuan untuk melakukan tanggapan yang luar biasa terhadap setiap provokasi oleh Korea Utara," tambahnya.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya