Cara Membersihkan Vagina, Dokter Obgyn: Itu Bukan Daerah Steril, Nggak Butuh Cara Khusus

Cara membersihkan vagina yang tepat sebenarnya begitu mudah. Namun, tak jarang beberapa wanita masih kurang tepat dalam melakukannya.

oleh Diviya Agatha diperbarui 20 Des 2022, 17:45 WIB
Ilustrasi vagina. Photo by Timothy Meinberg on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Menjaga kebersihan vagina menjadi upaya penting untuk dapat terhindar dari kuman penyebab penyakit. Namun, tak jarang beberapa wanita masih kebingungan dan membersihkannya dengan cara yang justru kurang tepat.

Padahal membersihkan vagina ternyata dapat dilakukan dengan begitu mudah. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS EMC Sentul, Ruswantriani mengungkapkan bahwa daerah vagina tidak membutuhkan cara khusus untuk dibersihkan.

"Sebenarnya kalau untuk perawatan khusus vagina itu enggak mesti ya, karena bagaimanapun kita tahu bahwa daerah bawah itu memang daerah yang kotor," ujar dokter yang akrab disapa Tria dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare ditulis Selasa, (20/12/2022).

"Memang selalu tertutup celana dalam, lembap, banyak bulu. Jadi memang dia bukan daerah steril. Perawatannya enggak perlu yang macam-macam," tambahnya.

Tria menjelaskan, merawat vagina sebenarnya cukup dilakukan layaknya kebersihan sehari-hari. Mulai dari penggunaan celana dalam yang tepat hingga membasuhnya dengan air.

"Gunakan pakaian dalam yang memang kita sarankan bahannya adalah katun. Ganti, jangan biarkan lembab. Kemudian kalau cebok, dikeringkan. Arah ceboknya dari depan ke belakang. Sudah, itu saja. Kalau ada keluhan diperiksakan," kata Tria.

Salah satu dampak dari tidak menjaga kebersihan vagina sendiri yang paling umum adalah keputihan. Meski ada keputihan yang sehat, ada pula jenis keputihan lain yang disebabkan oleh jamur. Alhasil, vagina bisa terasa gatal dan nyeri. 


Keputihan Akibat Jamur dan Keputihan Normal

Macam bau vagina dan artinya untuk kesehatan reproduksi wanita. (pexels/cliffbooth).

Tria mengungkapkan bahwa keputihan akibat jamur biasanya memiliki tanda yang khas. Tanda itu berupa gatal di area vagina. Serta, dapat dilihat berdasarkan warna dan teksturnya.

Keputihan yang disebabkan oleh jamur biasanya akan muncul dengan warna putih susu dan teksturnya yang tidak padat maupun cair, namun berkerak seperti susu basi.

"Itu biasanya ada keluhan gatal, karena itu khas keputihan karena jamur. Bentuknya seperti kerak-kerak susu basi. Jadi memang kalau (mengalami keputihan) yang konsistensinya berubah, sebaiknya juga diperiksakan," ujar Tria.

Sebelumnya, Tria turut menjelaskan soal keputihan normal dan tidak normal. Keputihan yang normal biasanya akan muncul menjelang periode menstruasi, sesudah menstruasi, atau menjelang masa subur.

"Masa subur itu kira-kira dua minggu dari pertama haid, itu biasanya akan keputihan. Tapi kalau memang keputihannya sudah gatal, berbau, berubah warna, kita mesti aware. Bau busuk, itu kita mesti curiga ini ada sesuatu. Pergilah ke dokter untuk periksa," kata Tria.


Jangan ke Dokter Kandungan Hanya Pas Hamil

Ilustrasi dokter. (Copyright foto: Pexels.com/Pixabay)

Lebih lanjut Tria mengungkapkan bahwa apapun keluhan terkait kesehatan reproduksi yang muncul sebaiknya dikonsultasikan pada dokter. Jangan hanya ke dokter kandungan saat tengah program hamil maupun saat kehamilan saja.

"Keluhan-keluhan yang dirasakan enggak nyaman, itu lebih baik diperiksakan. Kadang-kadang orang itu kalau pergi ke dokter kandungan itu pas hamil saja. Kalau sudah enggak hamil, dia malas pergi ke dokter kandungan," ujar Tria.

"Padahal urusannya bukan hanya hamil. Urusan lain juga ada untuk kesehatan alat reproduksi perempuan lainnya," tambahnya.

Memeriksakan kesehatan reproduksi pun bisa dilakukan secara mandiri lewat memerhatikan berbagai tanda. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui apakah ada yang tidak beres dengan organ reproduksi Anda.


Periksa Kesehatan Reproduksi Mandiri

Ilustrasi vagina. (pexels/cottonbro).

Tria mengungkapkan bahwa salah satu caranya yang paling mudah bisa dilakukan dengan memerhatikan siklus menstruasi. Mengingat menstruasi menjadi hal yang sudah pasti terjadi pada wanita kecuali sedang hamil, menyusui, minum obat penunda haid, menopause, atau kondisi kesehatan lainnya.

Sehingga, jika hendak mengetahui kondisi kesehatan reproduksi Anda, maka Anda dapat memulainya dengan mencatat lebih dulu siklus menstruasi setiap bulannya.

"Mulailah biasakan dulu mencatat waktu menstruasi kita. Biasakan mencatat kapan hari pertama kita menstruasi. Dari sana, mulai ketahuan kalau memang kita siklusnya enggak teratur. Artinya, enggak setiap bulan atau malah terlalu sering," ujar Tria.

"Siklus haid yang normal itu adalah hari pertama datang haid jaraknya ke hari pertama datang haid bulan berikutnya adalah 21-35 hari. Jadi kadang-kadang akan maju mundur, tapi selama masih kisaran itu normal."

Saat menyadari siklus menstruasi terlalu cepat atau terlalu lambat, maka dari sana bisa diketahui ada yang sedang tidak beres.

Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya