Menanti Reli Santa Claus, Saham Ini Dapat Mulai Dicermati

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata menuturkan, ada tiga sentimen yang pengaruhi berlangsungnya reli santa claus.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Des 2022, 15:03 WIB
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang momentum Natal dan akhir tahun, pasar saham menanti fenomena reli santa claus. Saat momen itu tiba, umumnya akumulasi di pasar akan meningkat. NAmun seperti fenomena musiman lainnya, santa claus reli tak selalu terjadi tiap tahun.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata mengatakan, fenomena ini tergantung pada kondisi pasar global dan finansial keuangan dunia. Untuk saat ini, Liza mencermati setidaknya ada tiga sentimen besar yang mempengaruhi berlangsungnya reli santa claus. Pertama, adanya getaran Piala Dunia Qatar 2022.

"Secara historis, memang kalau ada world cup itu pasar saham nilai transaksinya selalu sepi. Kemarin saja, nilai taruhan yang bergulir di sekitar World Cup yang ditutup kemenangan Argentina, mencapai Rp 550 triliun. Bisa dibayangkan, jadi duit spekulannya pindah meja dulu ke World Cup,” beber Liza dikutip Selasa (20/12/2022).

Kedua yakni sentimen kinerja saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Saham GOTO menjadi salah satu pemberat IHSG selama Desember 2022. Hal itu menyusul usainya periode lock up pemegang saham GOTO pada 30 November 2022. Sejak saat itu, saham GOTO terkoreksi hingga beberapa kali sentuh level auto reject bawah (ARB).

"Dengan market cap yang besar, GOTO sangat bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Karena satu persen pergerakannya akan menyumbang 7 poin pada IHSG. Belum lagi ditambah periode lock up, sehingga ada 700 miliar lembar saham yang membanjiri market,” kata Liza.

Katiga, yakni pelonggaran atau zero covid policy relaxation di China. Menyusul kebijakan itu, diharapkan perekonomian China akan mulai bergulir dan impor ekspor dari dan ke negara itu bisa kembali lancar. Bersamaan dengan pelonggaran itu, bursa saham negeri tirai bambu itu tercatat sedang murah, akibatnya banyak investor yang melirik bursa negara tersebut.

"Pada saat (pengetatan) itu dibuka, bursa saham Hongkong Han Seng dan China pas lagi murah-murahnya. Sebagai perbandingan, saat itu PER Hang Seng 10 kali, sedangkan kita 14,7. Jadi no wonder setelah pengumuman itu banyak inflow yang masuk ke sana. Jadi masuk akal fun manager kalau tertarik ke sana,” ujar Liza.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Arah IHSG

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada perdagangan Senin, 19 Desember 2022, IHSG turun tipis 0,48 persen ke posisi 6.779,70. Namun secara year to date IHSG masih terpantau naik 1,72 persen.

"Memang untuk jangka pendek kita masih harus berjuang, at least kita harus bisa naik ke atas 6.810–6.815 resisten yang paling dekat 6.815-6.855, baru bisa melaju pelan-pelan ke 6.930, kemudian 6.960—7.000. Begitu masuk 7.000, kalau bisa jadi target akhir tahun saja itu sudah oke banget,” kata Liza.

Berkaca pada kondisi-kondisi tersebut, saham-saham yang menarik dicermati saat terjadi santa claus rally, antara lain sektor finance ada BBRI dan BBNI. Kemudian sektor infrastruktur: EXCL, TPWR, TBIG.

"Telkom (TLKM) kita kesampingkan dulu karena masih agak ngeri-ngeri sedap. Walaupun harga sekarang lumayan murah di bawah 4.000, namun dikhawatirkan masih ada potensi longsor. Jadi kita prefer ke EXCL,” ujar Liza.

Selanjutnya sektor properti ada CTRA karena landbank besar dan  PWON karena memiliki recurring income dari pusat perbelanjaan dan apartemen masih berjalan. Sektor energi Liza jagokan PTBA, PGAS. Untuk sektor industri, ada ASII.

Lalu sektor konsumen non siklikal ada ICBP, MYOR, CPIN, KLBF, CPIN, AALI. Sementara sektor konsumer siklikal ada MAPI. “Sektor industri dasar ada SMGR dan INTP, ini memanfaatkan harga coal yang saat ini sedang turun. Lalu INCO dan ANTM bisa untuk trading kita ikuti fluktuasi dari harga nikel,” pungkas dia.

 


Kinerja IHSG pada 12-16 Desember 2022

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama sepekan tepatnya pada 12-16 Desember 2022. Analis mengatakan, harga komoditas Indonesia yang menguat dan pelonggaran aktivitas masyarakat di China menjadi sentimen positif IHSG.

Mengutip data RTI, Sabtu (17/12/2022), IHSG naik 1,45 persen menjadi 6.812,19 pada 12-16 Desember 2022. Pada pekan lalu IHSG di posisi 6.715,11. Kapitalisasi pasar bursa juga bertambah 1,35 persen selama sepekan. Kapitalisasi pasar bursa bertambah Rp 124,37 triliun menjadi Rp 9.330,78 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.206,404 triliun.

Rata-rata volume transaksi bursa meningkat signifikan selama sepekan. Rata-rata volume transaksi bursa melonjak 16,95 persen menjadi 28,569 miliar saham dari 24,42 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 3,07 persen menjadi Rp 15,19 triliun dari Rp 14,74 triliun pada pekan lalu.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 6,67 persen menjadi 1.040.018 transaksi selama sepekan dari pekan lalu 1.114.323 transaksi.

Head of Research PT Jasa Utama Capital, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, IHSG menguat signifikan pekan ini meski sempat ke posisi 6.640. Hal itu seiring pelaku pasar merespons komentar hawkish ketua The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell. Meski demikian, Cheryl menilai ada sejumlah sentimen positif untuk IHSG terutama dari pelonggaran aktivitas di China.

“Namun, sentimen positif di pekan ini juga banyak yaitu makin diperluasnya pelonggaran aktivitas masyarakat di China yang mana negara mitra dagang utama Indonesia dan juga sentimen positif yaitu penguatan harga komoditas unggulan Indonesia,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

 


Aksi Investor Asing

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada Jumat, 16 Desember 2022, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 181,65 miliar. Pada pekan ini, investor asing masih melakukan aksi jual saham. Tercatat investor asing masih melakukan aksi jual saham Rp 3,9 triliun. Sepanjang 2022, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 66,22 triliun.

Cheryl menuturkan, aksi jual saham oleh investor asing pada pekan ini seiring sikap hawkish the Fed. Bank sentral AS menargetkan tingkat suku bunga lebih tinggi pada 2022. “Investor memilih instrument rendah risiko dari pada saham,” tutur dia.

Untuk pekan depan, Cheryl menuturkan, IHSG berpotensi menguat dengan kisaran 6.700-6.950 seiring ditopang oleh berlanjutnya penguatan saham kapitalisasi besar terutama perbankan. “Karena tren kenaikan suku bunga sampai tahun depan sehingga meningkatkan pendapatan perbankan. Selain itu, harga komoditas juga masih berpotensi menguat di tengah permintaan yang mulai normal setelah China reopening ekonomi,” tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya