Liputan6.com, Jakarta - Sosok ibu memainkan peran yang penting bagi anak mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, serta menemani tumbuh kembangnya. Masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) jadi kesempatan bagi para orangtua untuk membangun fondasi kesehatan dan perkembangan anak yang optimal.
"1000 HPK ini merupakan suatu masa yang dimulai dari bersatunya sel sperma dan sel telur. Jadi kita sebut dari masa konsepsi," ujar dr. Herdinda Erudite Rizkinya, Sp.OG dari RSUP Persahabatan dalam acara "Peran Ibu dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Menciptakan Generasi Sehat" pada Selasa (20/12/2022).
Advertisement
"Dari masa konsepsi sampai dengan 730 hari anak dilahirkan," lanjutnya.
Menurut UNICEF, memberi dukungan yang tepat pada masa ini membantu anak bertahan hidup serta meningkatkan kemampuannya untuk tumbuh, belajar, dan bangkit dari kemiskinan. Ini merupakan periode emas atau window of opportunities di mana anak bertumbuh dan berkembang dengan sehat.
HPK dimulai dari masa kehamilan. Dinda mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang berperan dalam suatu kehamilan.
"Yang pertama lingkungan yang di-provide oleh tubuh ibu, yang kedua kemampuan sel bayi untuk menjembatani antara lingkungan ibu dengan dirinya sendiri, kita sebutnya dengan ari-ari, ya, plasenta," terang Dinda.
Sementara yang terakhir yaitu kemampuan plasenta untuk beradaptasi dan kemampuan dari janin tersebut untuk survive di dalam tubuh ibu, jelasnya.
"Ketiga hal ini akan memengaruhi keseluruhan keberhasilan kehamilan hingga anak tumbuh besar."
Periode sebelum HPK
Meskipun demikian, HPK ini berhubungan dengan masa sebelum ibu mengandung; sebelum sel ibu dan sel ayah bersatu. Ibu harus tahu apakah dirinya optimal atau tidak untuk hamil. "Usia yang paling bagus untuk hamil itu usia 20 sampai 35," ucap Dinda.
Sebelum hamil, alangkah baiknya untuk merencanakan terlebih dahulu berapa anak yang diinginkan dan yang mampu untuk didukung pertumbuhannya, serta bagaimana akan mendidiknya ketika sudah lahir nanti.
"Mau anak berapa? Kira-kira kita bisa afford anak berapa? Mau yang bagaimana keluarganya? Santai tapi firm misalnya atau keluarga yang disiplin," terangnya.
Berat badan juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan sebelum hamil. Seorang wanita yang memiliki berat badan berlebih maupun terlalu rendah perlu menyesuaikan berat badannya agar ideal.
Ini bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah selama kehamilan. Berat badan yang sangat kecil atau berat badan yang sangat besar memiliki efek selama kehamilan, ucap Dinda.
Advertisement
Hal yang Perlu Diperhatikan
Perhatikan juga apakah ibu memiliki riwayat sakit kronis atau tidak. Jika memiliki suatu masalah kesehatan, misalnya diabetes, lupus, hipertiroid, HIV/AIDS, dan kondisi kesehatan lainnya, maka perlu untuk ditangani terlebih dahulu sebelum merencanakan kehamilan.
Ibu juga bisa mempersiapkan kehamilannya agar menjadi sesuatu yang optimal atau sub optimal dengan memperhatikan jarak kehamilan antar anak. Katakanlah anak pertama baru lahir pada 2021, tetapi di 2022 ibu sudah kembali mengandung. Maka, ini dapat memengaruhi anak pertama tersebut. Misalnya, dalam segi perolehan ASI.
"Anak yang pertama, yang lahir pada 2021, akan mendapatkan manfaat dari ASI yang lebih sedikit durasinya," tuturnya. Perhatian yang didapatkannya juga tidak sebanyak anak yang memiliki jarak usia dengan adiknya lebih jauh (tidak kurang dari 2 tahun).
Ketika hamil, pastikan untuk rutin memeriksakan kandungan guna mengetahui perkembangan janin, apakah ia tumbuh sehat dan normal atau tidak. Misalnya melihat besarnya bayi, posisi tubuhnya—kepalanya di bawah atau tidak.
Kesehatan Ibu Hamil Juga Penting
Stimulasi juga penting untuk diberikan pada janin yang dikandung sang ibu. Stimulasi ini dapat meliputi berbagai hal, misalnya mengelus perut ibu, menyetel musik klasik atau mengajak bayi mengobrol.
Yang tidak kalah penting yaitu memeriksa dan menjaga kesehatan ibu hamil. Hal ini karena kesehatan ibu akan memengaruhi kesehatan janin yang dikandungnya.
Salah satu yang risiko yang perlu diperhatikan yaitu anemia, mengingat prevalensinya yang semakin meningkat.
Apabila ibu hamil terkena anemia, maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi persalinan, misalnya pendarahan yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Bisa juga bayi dilahirkan dalam keadaan stunting.
Untuk mencegahnya, penting untuk mengonsumsi tablet tambah darah. "Tablet tambah darah selama 3 bulan diberikan dari puskesmas untuk menangani kejadian anemia bagi ibu hamil," kata Dinda.
Selain itu, hal yang sering dilupakan kebanyakan orang adalah menjaga kebahagiaan ibu. "Paling penting jaga ibu happy."
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement