Messi Tak Tinggi, Pakar Endokrin: Lewat Terapi Tepat, Orang dengan GHD Bisa Jadi Pemain Terbaik Dunia

Tinggi 170-cm yang Messi miliki saat ini diperoleh lewat terapi dari Messi kecil hingga remaja. Hal itu lantaran pria asal Rosario, Argentina itu saat kecil didiagnosis growth hormone deficiency (GHD) atau kekurangan hormon pertumbuhan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Des 2022, 19:00 WIB
Timnas Argentina - Lionel Messi (Bola.com/Adreanus Titus)

Liputan6.com, Jakarta Lionel Messi memang tak setinggi pemain Eropa dan Amerika Latin kebanyakan, tingginya sekitar 170 cm (ada yang menyebut 169 cm). Lihat saja saat Messi foto bersama dengan Emiliano Martinez, Kylian Mbappe, dan Enzo Fernandez sesudah laga final Prancis vs Argentina Minggu, 19 Desember 2022.

Messi berjajar bersama tiga bintang lain di malam itu karena ia mendapat Golden Ball sebagai pemain terbaik dalam Piala Dunia 2022. Tak ayal, menambah lengkap daftar prestasi dari pria 35 tahun itu selain pernah mendapat tujuh kali Ballon d'Or, yakni penghargaan individual paling bergengsi di dunia sepak bola.

Tinggi 170-cm yang Messi miliki saat ini diperoleh lewat terapi dari Messi kecil hingga remaja. Hal itu lantaran pria asal Rosario, Argentina itu saat kecil didiagnosis growth hormone deficiency (GHD) atau kekurangan hormon pertumbuhan.

Namun, setelah menjalani terapi dari umur 11 hingga 14 tahun tinggi Messi bisa seperti sekarang.

Terkait kisah Messi dengan kondisi growth hormone deficiency, pakar endokrin anak dokter Aman Pulungan mengingatkan kepada orangtua bahwa bila anak pendek untuk segera diperiksa dengan betul dan didiagnosis dengan baik. Pendek belum pasti terkait stunting bisa saja seperti Messi yang alami kekurangan hormon pertumbuhan.

"Pesannya apa? Bahwa jika ada ada anak pendek, periksa dengan betul, dan terapi dengan betul," kata Aman dalam akun Instagramnya @amanpulungan.

"Jika kekurangan growth hormone bisa jadi pemain terbaik dunia (seperti Messi)," katanya lagi.

Bila memang lewat serangkaian tes benar anak alami GHD, maka dokter akan membantu untuk mengoptimalkan tinggi badan anak lewat terapi.

"Semangat, insyaAllah bisa diterapi," kata Aman.

 

(kiri ke kanan) Enzo Fernandez meraih penghargaan pemain muda terbaik, Lionel Messi meraih penghargaan pemain terbaik, Emiliano Martinez meraih penghargaan kiper terbaik, dan Kylian Mbappe meraih penghargaan pencetak gol terbanyak berpose setelah pertandingan sepak bola final Piala Dunia 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail, Lusail, Qatar, 18 Desember 2022. (AP Photo/Manu Fernandez)

Kisah Messi Kecil dengan GHD

Lionel Andres Messi, pesepak bola yang kini jadi pesepak bola terbaik dunia. Messi pernah divonis mengidap defisiensi hormon atau kekurangan hormon pertumbuhan. Ia dinilai tidak bisa tumbuh tinggi dan tidak mencapai tubuh ideal sebagai pesepak bola. (Liputan6.com/IG/leomessi)

Messi didagnosis alami kekurangan hormon pertumbuhan saat usia 11 tahun lewat serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan itu dilakukan lantaran tinggi badannya lebih pendek dari anak-anak lainnya.

Lalu, Pada saat itu, tinggi badan Messi kecil sekitar 132 cm dan tidak tumbuh sejak ia berusia 9 tahun.

Meski pendek, gocekan Messi di lapangan hijau tak perlu diragukan. Maka dari itu FC Barcelona merekrutnya sejak berusia 13 tahun.

Dalam surat kontrak, klub asal Spanyol itu rela menanggung terapi untuk meningkatkan kemungkinan tinggi badan Messi paling optimal.

Salah satu terapi yang ia dapatkan adalah mendapatkan suntikan somatotropin setiap hari. Biaya untuk terapi ini memang tidak murah sekitar USD 1.000 - USD 1.500 per bulan. Namun, suntikan ini membantu agar Messi tumbuh mencapai rata-rata yang tentuk bisa menunjang kariernya sabagai pesepakbola.


Tentang GHD

Messi kecil sudah berbakat dan berprestasi sedari dulu. Meski begitu, Messi hampir gagal jadi pesepak bola karena pertumbuhannya dinilai alami hambatan. Lika-liku Lionel Messi berjuang di masa kecil pun bisa jadi inspirasi bahwa mimpi tetap bisa terwujud meski alami gangguan hormon. (Liputan6.com/IG/leomessi)

Growth Hormone Deficiency adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya jumlah hormon pertumbuhan dalam tubuh seperti mengutip laman John Hopkins Medicine.

Anak-anak dengan GHD memiliki perawakan pendek yang tidak normal dengan proporsi tubuh yang normal. GHD dapat hadir saat lahir (kongenital) atau berkembang kemudian (didapat).

Kondisi tersebut terjadi jika kelenjar pituitari membuat terlalu sedikit hormon pertumbuhan. Dalam beberapa kasus, tidak ada penyebab yang jelas yang teridentifikasi.

Terkadang, GHD dapat dikaitkan dengan kadar hormon lain yang lebih rendah, seperti vasopresin (yang mengontrol produksi air dalam tubuh), gonadotropin (yang mengontrol produksi hormon seks pria dan wanita), tirotropin (yang mengontrol produksi hormon tiroid) serta hormon adrenokortikotropik (yang mengontrol kelenjar adrenal dan hormon terkait).

 

Gejala yang muncul pada anak dengan GHD:

- Pertumbuhan lambat atau tidak ada pertumbuhan

- Perawakan pendek (di bawah persentil kelima dibandingkan dengan anak lain dengan usia dan jenis kelamin yang sama)

- Tidak adanya atau keterlambatan perkembangan seksual selama masa pubertas

 

Bila seorang anak didiagnosis GHD, maka kebanyakan bisa dibantu dengan penggunaan hormon pertumbuhan sintetik di bawah pengawasan ahli endokrin anak.

Infografis Lionel Messi Bawa Argentina Juara Piala Dunia 2022 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya