Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kalau Indonesia sudah lulus dari cobaan pandemi Covid-19. Bahkan, sejumlah negara besar pun mencari tahu bagaimana Indonesia bisa keluar dari dampak negatifnya.
Hal ini diungkap Menko Airlangga dalam momen peluncuran buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Buku itu sendiri mencakup soal langkah-langkah pemerintah dalam merespons pandemi hingga akhirnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang ciamik.
Advertisement
"Ini adalah krisis yang baru pertama dalam 100 tahun terakhir, semua negara mengalami hal yang sama namun keluarnya tak sama," ujarnya dalam seremoni peluncuran buku, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Menko Airlangga menyebut, lolosnya Indonesia dari badai pandemi ditandai oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebab, mobilitas masyarakar sudah semakin meningkat dan berdampak pada ekonominya.
"Indonesia hari ini lulus dengan inflasi terkendali 5,42 persen, pertumbuhan ekonomi relatif baik 5,72 persen, dan penanganan Covid kasus harian di bawah 5 ribu (orang). Banyak negara G20 bertanya bagaimana kita sukses tangani hal tersebut," ungkapnya.
Kisah-kisah ini, menurutnya telah terangkum dalam buku tersebut. Dimana linimasa penanganan sejak hari pertama ditemukannya kasus Covid-19, hingga Indonesia disebut-sebut keluar dari dampak negatif pandemi.
"Buku yang mungkin saya lihat ada linimasa baik itu keputusan maupun regulasi untuk keputusan tersebut dan ini kerja sama yang luar biasa seluruh pemangku kepentingan di Republik dan tentu kredit kepada pemerintah, masyarakat, TNI/Polri dan juga seluruh pemimpin pemimpin di komunitas masing-masing," tuturnya.
"Itulah rumus keberhasilan kita, di tempat lain tidak ada gotong royong, di tempat lain tidak ada yang sifatnya mikro," imbuhnya.
Gelapnya Ekonomi di Awal Pandemi Covid-19
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap momen saat gelapnya ekonomi Indonesia. Itu terjadi saat awal pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.
Ekonomi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari maraknya kasus covid-19. Apalagi di masa-masa awal penyebarannya yang mengharuskan berbagai kegiatan harus dihentikan sementara.
Bagi Airlangga, saat pengumuman kasus pertama covid-19 di Indonesia menjadi saat-saat paling menegangkan. Karena, dampak atas kasus tersebut langsung mempengaruhi pasar saham.
"Bahwa yang paling menegangkan itu di bulan maret di tahun 2020, saat sesudah diumumkan kemudian stock market turun sampai 3.000, (rupiah) naik sampai Rp 16.000 itu adalah satu titik yang gelap, dan disitu belum ada obat-obatan. Belum ada APD, masker hilang," tuturnya dalam Peluncuran Buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Hotel Fairmont, Selasa (20/12/2022).
Advertisement
APD Langka
Menurut catatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang pernah terjun hingga ke angka Rp 3.937 saat Maret 2020. Angka ini turun hampir setengahnya dari tingkat di awal tahun 2022 dengan besaran Rp 6.300 an.
Pada saat yang sama, Airlangga mengatakan pemerintah juga kelimpungan akibat minimnya suplai alat pelindung diri (APD). Pemerintah mengambil keputusan untuk membatasi ekspor APD dari Indonesia.
"APD yang diekspor tidak boleh diekspor, yetapi kita harus mengurus bea cukai dan urusan diplomasi dan itu adlaah di awal kita menangani covid, dan itulah yang paling menegangkan," tuturnya.