Airlangga: Indonesia Sudah Masuk Endemi Covid-19

Menurut Menko Perekomian Airlangga Hartarto, kasus harian Covid-19 di Tanah Air berada di angka 2.000 dalam beberapa hari terakhir.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 21 Des 2022, 14:28 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Dok: ekon.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan situasi Covid-19 di Indonesia sebetulnya sudah berubah dari pandemi menjadi endemi. Hal ini dikarenakan kasus Covid-19 yang terus menurun hampir satu tahun.

Berdasarkan kriteria dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata dia, Covid-19 sudah berada pada level 1. Bahkan, Airlangga menyebut Indonesia sudah berada di level 1 satu 12 bulan.

"Artinya, secara negara sebetulnya kita sudah masuk pandeminya sudah berubah menjadi endemi dan ini sudah level 1," kata Airlangga Hartarto di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Menurut dia, kasus harian Covid-19 di Tanah Air berada di angka 2.000 dalam beberapa hari terakhir. Oleh sebab itu, pemerintah akan mulai mempersiapkan untuk mengakhiri pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Tentu masih ada persiapan yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan antara lain sero survei tapi ya Insyaallah ini bisa dilakukan," jelas dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan menghentikan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang menjadi kebijakan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal ini seiring menurunnya kasus harian Covid-19.

"Dan hari ini kemarin kasus harian kita berada di angka 1.200. Dan mungkin nanti akhir tahun, kita akan menyatakan berhenti PSBB, PPKM kita," kata Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Dia menyebut perjalanan Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 sangat sulit. Terlebih, saat varian Delta masuk, kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai 56.000.

"Perlu saya ingatkan, mengenai gempuran adanya pandemi. Saat (varian) Delta masuk, kasus harian kita mencapai 56.000 kasus," ujarnya.

 


Bersyukur Tak Terapkan Lockdown

Warga makan di Warteg Bahari, Jakarta, Rabu (1/12/2021). Naiknya PPKM DKI menjadi level 2 mengubah banyak aturan di wilayah tersebut, salah satunya jam operasional warteg yang diizinkan hingga pukul 21.00 dengan kapasitas pengunjung 50 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jokowi ingat betul saat itu 80 persen menteri dan masyarakat menyarankannya untuk menerapkan kebijakan lockdown atau karantina wilayah di Indonesia. Namun, dia memutuskan untuk tak memberlakukannya di Indonesia.

Usai Delta, kata dia, Indonesia kembali dihadapkan pada kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Bahkan, puncak varian Omicron mencapai 64.000 kasus per hari.

"Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain saat ini, muncul lagi Omicron, puncaknya mencapai 64.000 kasus harian, sehingga kita ingat saat itu, APD (alat pelindung diri) kurang, oksigen ga ada. Pasien numpuk di RS," jelas dia.

Dia pun bersyukur Indonesia tak menerapkan kebijakan lockdown, seperti kebanyakan negara-negara lainnya. Jokowi menilai Indonesia berhasil menangani situasi yang sulit saat itu.

"Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup, tidak gelagapan, sehingga situasi yang sangat sulit itu dapat kita kelola dengan baik," tutur Jokowi.

 

Infografis Aturan Terbaru PPKM Level 1 di Seluruh Wilayah Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya