Begini Cara Bikin Kartu Ucapan Natal Digital, Yuk Kita Coba

Simak artikel berikut ini untuk mengetahui cara membuat kartu ucapan Natal digital menggunakan platform Canva.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 22 Des 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Selamat Natal. (Image by pikisuperstar on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Natal yang selalu diperingati setiap tanggal 25 Desember tinggal menghitung hari. Pada hari raya ini, umat Kristiani memperingati kelahiran Yesus Kristus.

Menjelang perayaan Natal, ada banyak cara untuk merayakannya. Selain beribadah dan berkumpul bersama keluarga, cara lain yang tidak kalah menarik untuk membagikan semangat Natal adalah dengan berkirim kartu ucapan.

Meski terdengar sederhana, berbagi kartu ucapan Natal juga bisa menjadi bentuk perhatian yang berarti bagi orang-orang terdekat. Terlebih, jika kartu ucapan tersebut dibuat dan didesain secara pribadi.

Untuk itu, Tekno Liputan6.com membagikan cara membuat kartu Ucapan Natal digital. Selain mudah dan cukup terjangkau, kartu ucapan versi digital ini bisa disesuaikan dengan keinginan-mu.

Jadi, kamu bisa membuat kartu ucapan yang sesuai dengan kepribadianmu. Tidak hanya itu, kamu juga bisa menambahkan gambar atau foto yang membuat kartu ucapan ini lebih personal.

Sebagai salah satu platform yang dapat digunakan untuk membuat kartu ucapan digital adalah Canva. Nah, untuk mengetahui cara membuat kartu ucapan Selamat Natal melalui Canva, simak langkah-langkahnya sebagai berikut :

  • Buka Canva di situs atau aplikasi, lalu login untuk mulai mengakses
  • Setelah itu, ketik Kartu Natal di kolom pencarian untuk memudahkan
  • Pilih template Kartu Natal yang sesuai dengan keinginanmu
  • Klik template tersebut, dan kamu bisa mulai mendesainnya
  • Kamu bisa memakai tool dan fitur yang tersedia untuk mendesain kartu ucapan Selamat Natal itu lebih menarik
  • Selain itu, kamu juga bisa menyertakan foto atau logo agar kartu tersebut makin personal
  • Setelah semuanya selesai, kamu bisa membagikan kartu ucapan itu ke orang-orang terdekat

Waspada, Sederet Kejahatan Siber Mengancam di Momen Belanja Online Akhir Tahun

Ilustrasi eCommerce, belanja online, online shopping. Kredit: Preis_King via Pixabay

Di sisi lain, belanja online saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Biasanya, platform-platform e-commerce memberikan diskon besar-besaran dalam rangka menyambut liburan akhir tahun.

Meskipun begitu, momen semacam ini kerap kali dimanfaatkan penjahat siber untuk menjebak korban, yang ingin menggunakan platfrom untuk berbelanja secara daring di akhir tahun.

Perusahaan keamanan Kaspersky pun memberikan beberapa ancaman yang dapat mengintai pengguna, saat melakukan belanja online di akhir tahun 2022.

Mengutip siaran persnya, Rabu (21/12/2022), Kaspersky mengungkapkan ancaman pertama adalah pencurian akun. Penyerang senantiasa menargetkan akun pengguna dalam layanan yang terkait dengan e-commerce.

"Terkadang semuanya sangat sederhana: mereka ingin mendapatkan akses kekartu pembayaran yang ditautkan ke akun dan bersenang-senang dengan dana yang Anda miliki," tulis Kaspersky.

Sehingga, jelas konsekuensi dari pembajakan akun adalah dapat menyebabkan kerugian moneter langsung.

Selain itu, ada kasus yang lebih kompleks ketika akun yang diretas dimanfaatkan untuk berbagai skema penipuan. Contohnya, untuk menjebak pengguna lain atau layanan online, serta untuk mencuci dan mencairkan dana.

Jadi, jika akun diretas untuk aktivitas ilegal, reputasi korban peretasan pun turut dipertaruhkan. Nah, ada beberapa cara bagaimana penjahat bisa melakukan kejahatan siber berupa pembajakan akun, menurut Kaspersky.


Phishing dan Malware

Ilustrasi belanja online. Sumber foto: unsplash.com/Mein Deal.

1. Phishing

Kaspersky mengingatkan agar pengguna untuk tidak mengklik email giveaway atau pemberitahuan menakutkan tentang akun yang ditangguhkan. Menurut mereka, ini mungkin scammer yang memburu kredensial Anda.

Sebagai contoh, hal ini ini menjadi cara penjahat dunia maya memikat pengguna Amazon ke halaman phishing, menggunakan poin bonus yang harus segera diuangkan.

"Jika pengguna mengklik tautan dan memasukkan data pribadi mereka, ini langsung menuju ke scammers," kata mereka.

2. Malware

Menggunakan Trojan perbankan, penjahat dunia maya dapat memalsukan layar login dan mengetahui kredensial atau mengarahkan Anda ke situs palsu yang akan memberikan informasi kepada mereka atas apapun yang Anda masukkan.


WiFi Gratisan di Tempat Publik

Ilustrasi belanja tanaman hias online. (dok. Unsplash.com/Brook Lark)

3. Wifi Publik

Beberapa orang mungkin pergi untuk melihat dan mencoba secara langsung sebuah produk, untuk kemudian memesannya secara daring agar dapat harga yang lebih murah.

Orang pun sering menggunakan pemesanan dengan WiFi gratisan yang tersedia di mal atau tempat-tempat publik lainnya. Inilah momen para scammer mengincar para pemburu diskon besar-besaran.

Saat melakukan pembelian secara online, Anda mengirim dan menerima banyakinformasi berharga, termasuk detail akun pribadi. Siapa pun dengan keterampilan yang tepat dan akses ke jaringan yang sama dapat mengintai data ini.

Dalam kasus Wi-Fi gratis mal, mungkin ada puluhan, bahkan ratusan orang asing yang terhubung ke jaringan yang sama. Beberapa di antaranya mungkin berada di sana untuk maksud berbahaya.

Namun, menggunakan WiFi rumah pun tetap harus berhati-hati. Terutama jika Anda tidak pernah mengubah kata sandi router dan tidak yakin protokol enkripsi mana yang digunakan jaringan.

4. Kebocoran toko online

Toko online pun tidak luput dari incaran penjahat siber. Kita juga pastinya tidak asing dengan berbagai kasus kebocoran database akun pengguna dari platform-platform e-commerce.

Bagi para penjahat siber, data ini adalah harta karun. Jika Anda menggunakan kata sandi yang sama untuk layanan berbeda, penyerang dapat memanfaatkannya untuk mengakses semuanya.

Selain ancaman dari empat hal di atas, Kaspersky juga mengingatkan pengguna untuk waspada terhadap website palsu. Para scammer yang kreatif seringklai membuat situs mereka sendiri, untuk meniru layanan belanja online yang asli.

Beberapa pemalsuan ini adalah bentuk penipuan yang digunakan, untuk mengambil uang korban tanpa memberikan barang atau jasa yang dijanikan. Sebagai keuntungan tambahan, mereka juga bisa mencuri data kartu pembayaran.

(Dam/Isk)

 


Infografis Aturan Sepulang Liburan Natal dan Tahun Baru di Luar Negeri. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Aturan Sepulang Liburan Natal dan Tahun Baru di Luar Negeri. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya