Rupiah Melemah, Ini Dampaknya terhadap Unggul Indah Cahaya

Unggul Cahaya Indah (UNIC) juga melakukan hedging atau lindung nilai terhadap utang dolar Amerika Serikat

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Des 2022, 15:14 WIB
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen bahan kimia, PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) mengungkapkan, pelemahan rupiah akan memberikan dampak terhadap laporan keuangan.

Direktur Unggul Indah Cahaya, Lily Setiadi mengatakan, kerugian kurs yang terjadi karena UNIC banyak melakukan transaksi dalam negeri menggunakan mata uang rupiah, sementara pencatatan laporan keuangan dalam mata uang USD.

"Posisi USD aset dalam jauh dr posisi monetary. Sehingga saat rupiah melemah sampai hari ini di Rp 15.000 sekian, ada pelemahan hampir 9 persen. Jadi, pelemahan ini aset UNIC yang rupiah di USD akan mengalami lebih kecil dalam USD, karena rugi kurs," kata Lily.

Unggul Cahaya Indah juga melakukan hedging atau lindung nilai terhadap utang dolar Amerika Serikat, karena penerimaan lebih banyak dari domestik yang menggunakan mata uang rupiah.

Sementara itu, hingga 30 September 2022, Perseroan mencatat nilai penjualan konsolidasian sebesar USD 318,06 juta atau sekitar Rp 4,95 triliun (asumsi kurs Rp 15.591 per dolar AS) mengalami peningkatan sebesar 15,56 persen atau USD 42,83 juta dibandingkan dengan penjualan konsolidasi pada periode yang sama pada 2021 yang tercatat sebesar USD 275,23 juta. 

Peningkatan nilai penjualan konsolidasian ini dikarenakan kenaikan rata-rata harga jual produk pada 2022 yang merupakan dampak dari tren kenaikan harga minyak mentah dunia.

Perseroan mencatat laba bruto konsolidasian sebesar USD 64,55 juta hingga kuartal III 2022, mengalami penurunan 9,41 persen atau USD 6,70 juta dibandingkan laba bruto konsolidasian per 30 September 2021 yang tercatat sebesar USD 71,25 juta.

 

  


Kinerja Laba

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Margin laba bruto Perseroan pada periode sembilan bulan 2022 dan 2021 masing-masing tercatat sebesar 20,29 persen dan 25,89 persen. Penurunan laba maupun margin laba brutoPerseroan terutama didorong oleh harga minyak mentah dunia yang menunjukan down trend sejak pertengahan 2022 sehingga Perseroan juga perlu mengikuti harga pasar.

Laba sebelum beban pajak penghasilan sampai dengan 30 September 2022 tercatat sebesar USD 45,37 juta, sedangkan untuk periode yang sama pada 2021 tercatat sebesar USD 55,12 juta, mengalami penurunan sebesar USD 9,75 juta atau 17,69 persen. 

Salah satu penyebab menurunnya laba sebelum pajak adalah adanya rugi selisih kurs karena melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Seiring dengan penurunan laba sebelum pajak, Perseroan mencatat beban pajak penghasilan untuk periode sembilan bulan tahun 2022 sebesar USD 10,46 juta, mengalami penurunan sebesar USD 1,75 juta dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 yang tercatat sebesar USD 12,21 juta.

Dengan demikian, setelah dipotong pajak penghasilan, laba periode berjalan hingga 30 September 2022 tercatat sebesar USD 34,91 juta, menurun sebesar USD 8,00 juta atau 18,65 persen dibandingkan dengan laba periode berjalan pada periode sembilan bulan 2021 yang tercatat sebesar USD 42,91 juta.

EBITDA sampai dengan periode yang berakhir pada 30 September 2022 sebesar USD 47,83 juta sedangkan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2021 tercatat sebesar USD 56,46 juta.

 


Aset Perseroan

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk laporan posisi keuangan 30 September 2022, Perseroan mencatat total aset konsolidasian Perseroan sebesar USD 324,10 juta, mengalami peningkatan sebesar USD 31,37 juta atau 10,72 persen dari total aset konsolidasian yang tercatat pada 31 Desember 2021, yakni sebesar USD 292,72 juta. Peningkatan terutama pada nilai persediaan Perseroan.

Adapun, total liabilitas konsolidasian pada tanggal 30 September 2022 sebesar USD 54,94 juta atau mengalami peningkatan sebesar USD 2,94 juta atau 5,65 persen dari total liabilitas konsolidasian pada 31 Desember 2021 yang tercatat sebesar USD 52,00 juta. 

Kenaikan total liabilitas tersebut di atas terutama berasal dari kenaikan utang usaha pihak ketiga. 

Total ekuitas pada 30 September 2022 adalah sebesar USD 269,16 juta dengan saldo laba ditahan sebesar USD 192,90 juta. Total ekuitas pada 31 Desember 2021 adalah USD 240,73 juta dengan saldo laba ditahan sebesar USD 160,10 juta. 

Saldo laba ditahan meningkat seiring dengan peningkatan laba periode sembilan bulan 2022 setelah dikurangi dividen tunai sebesar USD 2,58 juta, yang dibayarkan pada 18 Juli 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya