Peserta BPJS Ketenagakerjaan Kini Bisa Ajukan KPR Cukup Lewat Ponsel

Plafon pinjaman kredit rumah yang diberikan di fitur PUMP mencapai maksimal Rp 150 juta dengan jangka waktu hingga 30 tahun.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Des 2022, 19:45 WIB
Peserta BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) bisa mulai kredit rumah melalui aplikasi Jamsostek Mobile atau JMO.

Liputan6.com, Jakarta Peserta BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) bisa mulai kredit rumah melalui aplikasi Jamsostek Mobile atau JMO. Ini merupakan buah dari integrasi layanan yang dimiliki PT Bank Tabungan Negara (Persero) dan BP Jamsostek.

Direktur IT & Digital Bank BTN Andi Nirwoto mengatakan kolaborasi yang dilakukan adalah dengan menghubungkan secara digital, layanan BTN Properti milik Bank BTN dengan aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) dari BP Jamsostek.

Dengan kolaborasi tersebut, peserta BP Jamsostek dapat memilih dan mengajukan KPR BTN melalui aplikasi JMO di ponsel pintar mereka.

“Sejak tanggal 20 Desember 2022 layanan ini sudah dapat dicoba secara operasional terbatas. Tidak hanya kemudahan akses, kredit yang dapat dinikmati peserta BP Jamsostek pun beragam, mulai dari KPR hingga kredit untuk renovasi rumah dengan plafon beragam dan suku bunga menarik,”ujar Andi dalam keterangannya, Rabu (21/12/2022).

Untuk dapat mengakses layanan kredit BTN di aplikasi JMO tersebut, peserta BP Jamsostek dapat melakukan registrasi dan login terlebih dahulu pada aplikasi JMO.

Setelah dinyatakan layak untuk mendapatkan layanan tambahan tersebut, kemudian, peserta BP Jamsostek dapat mengajukan KPR BTN.

Sebagai catatan, peserta Jamsostek sudah tercatat sebagai nasabah BTN terlebih dahulu. Pengajuan KPR BTN berada di Menu MLT pada aplikasi JMO tersebut.

Ada berbagai fasilitas menarik yang bisa didapatkan seperti Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP). Plafon pinjaman yang diberikan di fitur PUMP mencapai maksimal Rp 150 juta dengan jangka waktu hingga 30 tahun.

Kemudian, peserta BP Jamsostek juga bisa mengakses KPR BP Jamsostek dengan maksimal kredit mencapai Rp500 juta hingga 30 tahun.

Fasilitas lainnya yang juga bisa diakses peserta BP Jamsostek yakni Pembiayaan Renovasi Rumah (PRP) dengan plafon maksimal Rp200 juta dan jangka waktu hingga 15 tahun.

Bagi peserta yang merupakan perusahaan, juga dapat mengakses Fasilitas Pembiayaan Perumahan Pekerja/Kredit Konstruksi (FPPP/KK) untuk pembangunan perumahan pekerja.

 


Unggah Dokumen

Warga berjalan di dekat pembangunan perumahan subsidi BTN di Kawasan Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memacu penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR Sejahtera FLPP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nantinya, untuk pengajuan berbagai fasilitas kredit tersebut, pengguna JMO hanya perlu mengunggah berbagai dokumen yang diperlukan. Lalu, BP Jamsostek akan melakukan cek kelayakan atas dokumen tersebut.

“Jika semua dokumen lengkap dan sesuai, maka proses persetujuan kredit online pastinya akan lebih cepat bila dibandingkan dengan pengajuan secara manual melalui cabang,” ujar Andi.

Peserta yang juga nasabah BTN dan sudah aktivasi BTN Mobile bisa dapat keuntungan. Misalnya, adanya oengajuan manfaat layanan tambahan (MLT) di aplikasi JMO.

Peserta juga bisa menikmati berbagai fitur pada BTN Mobile yang memudahkan peserta melakukan pembayaran, pembelian maupun mengelola keuangan pada superapps BTN tersebut.

SuperApps BTN Mobile ke depannya selain memanjakan nasabah dalam bertransaksi secara finansial maupun non finansial juga memberikan akses yang luas terhadap ekosistem BTN, khususnya Ekosistem Mortage (Buying, selling, renting and living), salah satunya adalah BTN Properti.

 


Dukung Inklusi Keuangan

Menindaklanjuti hasil konferensi tingkat tinggi G20 yang digelar sebelumnya di Denpasar, Bali, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN bersama World Saving Bank Institute (WSBI) atau asosiasi Bank ritel dan tabungan internasional menyelenggarakan Pertemuan ke 28 WSBI Asia Pacific Regional Meeting dengan tema "Sustainable and Resilient - Savings and Retail Banks in the Post-Pandemic Era".

Sejalan dengan tema tersebut, terdapat sejumlah agenda diskusi yang digelar dari tanggal 15 hingga 16 Desember 2022, diantaranya mengenai digitalisasi dan inklusi keuangan, keberlanjutan dan "green finance", serta inovasi, fintech, dan pembayaran.

Haru menjelaskan, pada pertemuan tersebut, hadir diantaranya anggota WSBI seperti Peter Simon, Managing Director dari WSBI European Saving & Retail Bank, Shantan Yoosiri Senior Executive Vice President of Government Saving Bank Thailand dan sejumlah delegasi dari berbagai negara seperti Government Saving Bank of Thailand, Cambodian Bank, Xalk Bank Uzbekistan, Amonat Bank, Tajikistan, Post Bank, Iran, Kenya Post Office Savings Bank, La Poste, Burkina Faso, Bostwana Savings Bank, Bostwana, European Investment Bank , Uni Eropa dan lain sebagainya.

"Kami berterimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada BTN untuk dapat berkolaborasi dengan WSBI untuk membahas secara bersama dalam diskusi, bertukar informasi mengenai langkah-langkah dan strategi penguatan digitalisasi, inklusi keuangan dan "green financing" serta membahas hasil G20 sebelumnya," kata Direktur Utama, Haru Koesmahargyo di Bali, Kamis (15/12/2022).

"Stabilitas perekonomian negara-negara pada saat pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir sangat tergantung pada peran perbankan dalam melakukan fungsi intermediasi, dan peningkatan inklusi keuangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, usaha mikro kecil dan menengah," kata Haru.

Sektor Properti

Bank BTN, lanjut Haru, mendukung pemulihan ekonomi Indonesia khususnya dari sektor properti. Pandemi telah memacu perbankan menguatkan digitalisasi dalam layanan bank, termasuk BTN yang tahun lalu telah meluncurkan website dan aplikasi BTN Properti for Developer, Smart Residence dan transformasi dengan penerapan beberapa inisiatif strategi setelah terbukti menunjukkan hasil yang positif.

"Beberapa hal yang kami jalankan adalah dengan memperkuat sentralisasi proses bisnis dan memfokuskan kantor cabang pada penjualan, kami juga memperkuat pencadangan kredit bermasalah untuk memperkuat pondasi Bank BTN dalam menjalankan ekspansi bisnis serta meningkatkan jumlah dana murah yang terbukti berhasil menurunkan cost of fund secara signifikan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya