Liputan6.com, Jakarta - Sektor saham teknologi tertekan jelang akhir tahun. Pada perdagangan Selasa, 20 Desember 2022, IDX Sector Technology terkoreksi 68,07 poin atau 1,33 persen ke posisi 5.048. Sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), IDX Sector Technology terkoreksi 43,88 persen.
Namun, pada perdagangan Rabu, 21 Desember 2022, sektor saham teknologi naik 0,37 persen. Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata menilai, saham sektor teknologi masih akan mengalami tekanan, utamanya selama suku bunga bank sentral masih dalam tren naik.
Advertisement
Hal itu menyebabkan biaya keuangan perusahaan membengkak, mengingat emiten teknologi kebanyakan masih mencatatkan rugi. Akibatnya, perusahaan terpaksa melakukan efisiensi, salah satunya dengan pengurangan tenaga kerja.
"Apakah efisiensi ini akan ada efeknya, perlu kita lihat satu kuartal kemudian. Kita prefer untuk menunda investasi di saham teknologi at least sampai paruh kedua 2023,” kata Liza dikutip Kamis (22/12/2022).
Ia prediksi, resesi umum berlangsung selama 18 bulan. Jika pada tahun ini terhitung 12 bulan, sisanya diperkirakan berlangsung hingga enam bulan ke depan atau sampai semester I 2023. Saat itu, pasar juga perlu mencermati kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed.
"Jika masih ada kenaikan suku bunga The Fed, yang dikhawatirkan BI mau enggak mau harus mengikuti suku bunga AS untuk menjaga nilai tukar rupiah. Jadi saran saya untuk sektor teknologi kit tunggu dulu setidaknya sampai paruh kedua 2022,” imbuh Liza.
Penutupan IHSG 21 Desember 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Rabu (21/12/2022). Sektor saham energi catat kenaikan signifikan dan memimpin penguatan di antara indeks sektor saham lainnya.
Mengutip data RTI, IHSG melompat 0,77 persen ke posisi 6.820,66. Indeks LQ45 menguat 0,29 persen ke posisi 941,65. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.820,66 dan terendah 6.763,6.
Sebanyak 253 saham menguat dan 278 saham melemah. 172 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 948.153 kali dengan volume perdagangan 18,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.567.
Indeks sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Indeks sektor saham energi melonjak 3,03 persen, dan pimpin penguatan. Sektor saham basic menanjak 0,20 persen, sektor saham industri mendaki 0,10 persen, sektor saham nonsiklikal menanjak 0,20 persen. Selain itu, indeks sektor saham teknologi bertambah 0,37 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,06 persen.
Advertisement
Sektor Saham
Sementara itu, sektor saham siklikal terpangkas 0,21 persen, sektor saham kesehatan susut 0,20 persen, sektor saham keuangan merosot 0,33 persen. Kemudian sektor saham properti melemah 0,98 persen dan sektor saham transportasi turun 0,50 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan penguatan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa saham global yang ditutup menguat. Di sisi lain, sektor energi juga menopang laju IHSG di tengah penantian rilis suku bunga acuan atau BI-7 day reverse repo rate (BI7DRRR). Akan tetapi, Herditya mengingatkan investor tetap waspada dengan sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
"Namun demikian, investor tetap harus mewaspadai pernyataan the Fed beberapa waktu lalu yang masih cenderung hawkish untuk tahun depan dan hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi market,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melonjak 2,3 persen ke posisi Rp 89 per saham. Saham GOTO dibuka naik dua poin ke posisi Rp 89 per saham.
Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 89 dan terendah Rp 84 per saham. Total frekuensi perdagangan 28.535 kali dengan volume perdagangan 30.425.686 saham. Nilai transaksi Rp 246,9 miliar.
Bursa Saham Asia pada 21 Desember 2022
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 21 Desember 2022 setelah wall street menguat di tengah obligasi global melonjak. Hal ini setelah bank sentral Jepang menyesuaikan yield curve control.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, bursa saham Jepang kembali melemah. Indeks Nikkei 225 melemah 0,68 persen ke posisi 26.387,72. Indeks Topix merosot 0,64 persen menjadi 1.893,32. Yen Jepang berada di posisi 131,97 terhadap dolar AS. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,19 persen ke posisi 2.328,95.
Indeks ASX 200 menguat 1,29 persen menjadi 7.115,1. Indeks Hang Seng bertambah 0,22 persen. Di bursa saham China, indeks Shenzen susut 0,34 persen ke posisi 10.912,08 dan indeks Shanghai melemah 0,12 persen ke posisi 3.068,4.
Advertisement