Liputan6.com, Jakarta Rumah menjadi kebutuhan manusia yang sangat vital. Selain menjadi tempat berlindung, rumah jadi tempat melakukan banyak aktivitas. Tak bisa serta merta dalam mendirikan rumah, butuh banyak perhitungan salah satunya kelayakan tempat. Rumah bisa nyaman jika lingkungan aman.
Baca Juga
Advertisement
Tidak seperti kisah kakek yang punya rumah berada di tempat yang kerap dilanda banjir. Namun dengan tantangan itu, pemilik rumah bernama A Bakar Che Ahmad atau yang akrab disapa Pokwe tak kehabisan akal. Ia mendesain rumahnya jadi tahan banjir, bahkan bisa terapung bak perahu saat banjir bandang.
Pokwe, pria asal Malaysia itu bahkan menamai rumahnya dengan julukan “Rumahku Rakitku”. Struktur rumahnya sebagian besar berasal dari kayu, namun yang jadi andalan ialah 69 drum plastik yang bisa membuat rumahnya berlayar.
Ukurannya lumayan besar sekitar 70 kaki persegi dengan tinggi 5.8 meter. Rumah unik ini bisa mengapung meski diterjang banjir besar yang kerap terjadi di Kampung Terbak Batu 16. Berikut Liputan6.com merangkum kisah rumah bak perahu yang selamat dari banjir bandang tersebut melansir dari Bernama, Kamis (22/12/2022).
Terinspirasi dari Kandang Ayam
Pokwe yang kini berusia 67 tahun, mengatakan sentuhan kreatif arsitektur rumah terapung ini terinspirasi dari 'kandang ayam terapung' yang dibangunnya pada 2019 lalu.
Pokwe yang juga mantan pandai besi ini mengatakan, ini kali pertama rumahnya yang selesai dibangun pada 16 September dan diberi nama 'Rumahku Rakitku' berhasil diapungkan sehingga menyelamatkan keluarganya dari banjir.
"Rumah ini butuh waktu lebih dari tiga bulan (dibangun) rumah ini memiliki lima kamar tidur dan dua kamar mandi, selain itu juga dapat menahan beban 15 metrik ton (15000 kilogram)," katanya kepada Bernama di kediamannya.
Tak sendiri, Pokwe mengatakan rumah terapung tersebut dibangun oleh 7 anak juga menantunya. Kerja kerasnya kini terbayarkan bisa tenang meski banjir bandang.
Advertisement
Jadi Langganan Banjir
Che Ahmad juga mengatakan, sebelum rumahnya selesai dibangun, ia sering dilanda banjir di kawasan itu selama tujuh tahun terakhir. Menariknya baru kali ini rumahnya bisa aman dari banjir tahunan.
“Saya sudah duduk di sini selama tujuh tahun, hanya satu tahun di tahun 2016 rumah kami tidak kebanjiran,” kata Pokwe.
Sebelumnya, kendati kerap dilanda banjir bandang, Pokwe tak pernah ikut ke tempat pengungsian. Ia juga punya rumah lain yang tak jauh dari rumah terapungnya saat ini.
Sementara itu, Pokwe hampir tidak percaya video rumahnya yang direkam oleh salah seorang anaknya melalui aplikasi TikTok menyita perhatian netizen di media sosial.
“Saya sangat senang karena ada yang memberikan komentar positif pada video tersebut, saya suka membagikannya kepada orang-orang agar mereka juga mendapatkan ide untuk menyelamatkan rumah mereka,” pungkas Pokwe.