Upaya Kudeta Presiden Gambia Gagal, 4 Tentara Ditangkap

Upaya kudeta dialami Presiden Gambia Adama Barrow. Sejumlah anggota militer jadi dalangnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Des 2022, 12:28 WIB
Presiden Adama Barrow (baju putih) lolos dari upaya kudeta militer (foto: dok AFP).

Liputan6.com, Banjul - Upaya kudeta dialami Presiden Gambia Adama Barrow. Sejumlah anggota militer jadi dalangnya.

"Pihak berwenang Gambia telah menggagalkan upaya kudeta militer dan menangkap empat tentara yang berencana menggulingkan pemerintahan Presiden Adama Barrow," kata pemerintah Rabu 21 Desember 2022 seperti dikutip dari VOA Indonesia.

"Berdasarkan laporan intelijen... beberapa tentara Gambia berencana untuk menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis," kata pemerintah pada hari Rabu.

Komando Tinggi Angkatan Bersenjata Gambia menangkap empat tentara yang terkait dengan dugaan upaya kudeta setelah operasi militer yang dilakukan Selasa 20 Desember, kata pemerintah Gambia dalam sebuah pernyataan.

Upaya kudeta bukan hal yang baru di Gambia, negara kecil di Afrika Barat berpenduduk 2,5 juta jiwa yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh Senegal.

Gambia masih dalam kesulitan setelah selama lebih dari dua dekade berada di bawah mantan presiden Yahya Jammeh yang otoriter dan diduga melakukan sejumlah pelanggaran.

Jammeh juga telah merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 1994 dan menggagalkan beberapa upaya untuk menggulingkannya sebelum ia kalah dari Barrow dalam pemilu pada akhir 2016.

Kudeta Gambia, penyingkirannya sebagai presiden secara luas dipandang sebagai dorongan untuk demokrasi, meskipun rasa frustrasi meningkat terhadap pemerintah Barrow karena gagal mengatasi kemiskinan dan meningkatnya biaya hidup.

 


Tiga Kaki Tangan Diburu

Ilustrasi pencarian polisi. (Freepik/Rawpixel.com)

Tentara sedang mengejar tiga kaki tangan lainnya dan penyelidikan sedang berlangsung, tambah pernyataan pemerintah.

Belum ada rincian apakah upaya kudeta itu terkait dengan rezim sebelumnya.

Delapan mantan tentara yang dipimpin oleh salah satu mantan ajudan Jammeh berencana untuk menggulingkan Barrow setahun setelah ia berkuasa. Mereka dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2019 atas tuduhan pengkhianatan dan konspirasi. Mereka menyangkal tuduhan-tuduhan itu.


Kudeta Militer Burkina Faso, Kapten Gulingkan Letnan Paul-Henri Damiba

Bendera Burkina Faso (Freepik)

Sebelumnya kudeta militer kembali terjadi di Burkina Faso.

Seorang kapten tentara di Burkina Faso mengumumkan di televisi nasional bahwa ia telah menggulingkan pemimpin militer negara tersebut, Letnan Kolonel Paul-Henri Damiba.

Mengutip BBC, Sabtu (1/10/2022), Kapten Ibrahim Traore mengatakan bahwa ketidakmampuan Letnan Kolonel Damiba untuk menangani para pemberontak atau militan Islam sebagai alasannya.

Dia juga mengumumkan bahwa perbatasan ditutup tanpa batas waktu dan semua kegiatan politik dihentikan.

Junta Letnan Kolonel Damiba melakukan kudeta, menggulingkan pemerintah terpilih pada Januari, dengan alasan kegagalan untuk menghentikan serangan militan Islam. Namun pemerintahannya juga belum mampu memadamkan kekerasan para militan tersebut.

Pada Senin 26 September, 11 tentara tewas ketika mereka mengawal konvoi kendaraan sipil di utara negara itu.

Sebelumnya pada hari Jumat, Letnan Kolonel Damiba mendesak penduduk untuk tetap tenang setelah tembakan keras terdengar di beberapa bagian ibu kota.

Lebih dari 20 tentara bersenjata - sebagian besar dengan wajah tertutup - muncul di TV pemerintah sesaat sebelum pukul 20.00 waktu setempat.

"Menghadapi situasi yang memburuk, kami mencoba beberapa kali untuk membuat Damiba memfokuskan kembali transisi pada pertanyaan keamanan," kata pernyataan yang ditandatangani oleh Traore.

"Tindakan Damiba secara bertahap meyakinkan kami bahwa ambisinya menyimpang dari apa yang kami rencanakan. Kami memutuskan hari ini untuk mencopot Damiba," katanya.

Jam malam dari pukul 21.00 hingga 05.00 juga diumumkan.

Keberadaan Letkol Damiba tidak diketahui.

 


Kelompok Bersenjata Gagal Kudeta Pemerintah Guinea-Bissau

Ilustrasi militer (Pixabay)

Kudeta gagal juga terjadi di Istana pemerintah Guinea-Bissau, yang saat itu diserang oleh sekelompok orang bersenjata senapan mesin dan AK-47 pada Selasa 1 Februari 2022. Mereka menyerang selama beberapa jam, ketika presiden dan perdana menteri berada di dalam istana itu.

Kendati demikian, upaya kudeta itu akhirnya berhasil digagalkan.

"Upaya melawan demokrasi  terjadi ketika berlangsung pertemuan pemerintah di gedung itu," kata Presiden Umaro Sissoco Embalo kepada wartawan pada Selasa 1 Februari malam seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (2/2/2022). 

Ia menambahkan bahwa "pasukan pertahanan dan keamanan republik kami mampu menghentikan kejahatan ini." Associated Press melaporkan aksi penembakan itu berlangsung selama lima jam.

Sejauh ini belum jelas diketahui siapa dalang serangan itu, meskipun Embalo mengatakan hal ini “juga ada hubungannya dengan perjuangan melawan perdagangan narkoba.”

Guinea-Bissau dikenal sebagai titik transit kokain antara Amerika Latin dan Eropa pada tahun 2000-an ketika para penyelundup mendapat keuntungan dari korupsi dan lemahnya penegakan hukum di negara itu.

Blok regional Afrika Barat yang beranggotakan 15 negara yang dikenal sebagai ECOWAS – dan selama 18 bulan terakhir ini telah bergulat mengatasi tiga kudeta lain di negara-negara anggotanya – menyebut aksi kekerasan yang terjadi pada Selasa (1/2) tersebut sebagai upaya kudeta dan mengatakan pihaknya mengikuti situasi di Guinea-Bissau "dengan sangat prihatin."

 

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya