Harga Pangan di Jakarta Jelang Tahun Baru 2023 : Harga Bawang Hingga Minyak Goreng Stabil

Harga pangan di wilayah Ibu Kota Jakarta terpantau stabil 3 hari menjelang Natal dan sepekan menjelang Tahun Baru 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Des 2022, 13:29 WIB
Pedagang mengemas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2022). Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat sejumlah komoditas pangan terus mengalami kenaikan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Harga pangan di wilayah Ibu Kota Jakarta terpantau stabil pada Kamis hari (22/12) menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023. 

Melansir laman Hargapangan.id, Kamis (22/12/2022) di pasar tradisional di Jakarta, kenaikan harga bahan makanan hanya terjadi pada daging ayam ras segar hingga 0,78 persen atau Rp. 300 menjadi Rp. 38.650 per kg.

Beberapa hari sebelumnya, harga daging ayam telah naik di sejumlah wilayah di Indonesia, tak terkecuali di Jakarta. Pada 20 Desember 2022, naiknya harga daging ayam membuatnya hampir menyentuh Rp. 40.000.

Salah satunya di  Jakarta Barat, di mana harga daging ayam di Jakarta Barat sempat naik menjadi Rp 39.500/ekor, dan Rp 39.833/ekor di Jakarta Timur.

Sementara itu, per Kamis (22/12/2022) hari ini harga bawang merah dan bawang putih ukuran sedang dipatok dengan harga tetap yaitu masing-masing Rp. 36.650 per kg dan Rp. 35.350 per kg. 

Harga cabai di Jakarta juga masih berada di angka tetap. cabai merah besar kini seharga Rp. 44.150 per kg, cabai merah keriting Rp. 42.500 per kg, dan cabai rawit merah Rp. 52.500 per kg. 

Selanjutnya ada minyak goreng curah di Jakartayang masih dipatok Rp. 17.100 per kg, minyak goreng kemasan bermerk 1 Rp. 21.350 per kg, dan minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp. 20.850 per kg. 

Adapun beras di DKI Jakarta yang hari ini dipatok Rp. 14.050 per kg. 


Harga Pangan Jelang Natal dan Tahun Baru 2023: Daging Sapi Hingga Cabai Naik Harga

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan, pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Sentral Remu Sorong cukup dengan harga cenderung stabil. (Istimewa)

Harga pangan secara nasional terpantau beragam pada Rabu hari ini (21/12), atau 11 hari menjelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). 

Mengutip data dari laman hargapangan.id, Rabu (21/12/2022) terjadi kenaikan harga di pasar tradisional pada daging sapi, bawang merah dan bawang putih, serta cabai rawit hijau. 

Harga daging sapi kualitas 1 di pasar tradisional hari ini naik 0,36 persen atau Rp. 500 menjadi Rp. 138.350 per kg, juga daging sapi kualitas 1 yang naik 0,35 persen atau Rp 450 menjadi Rp 128.450 per kg. 

Kemudian harga bawang merah ukuran sedang juga naik 0,26 persen atau Rp. 100 menjadi Rp. 38.750 per kg dan bawang putih ukuran sedang naik Rp. 150 menjadi Rp. 28.700 per kg.

Adapun cabai rawit hijau yang naik 0,81 persen atau Rp. 400 menjadi Rp. 49.500 per kg. 

Sementara telur ayam ras segar turun harga Rp. 50 menjadi Rp. 31.200 per kg, juga minyak goreng curah berada di harga tetap Rp. 15.100 per kg dan minyak goreng kemasan berada di kisaran Rp. 20.000 hingga Rp. 21.000.

Di pasar modern, kenaikan harga juga terjadi pada bawang putih, cabai merah, hingga gula pasir.  Harga bawang putih ukuran sedang naik 1,45 persen atau Rp. 500 menjadi Rp. 35.100 per kg.

Ada juga cabai merah besar dan cabai merah keriting yang naik harga masing-masing menjadi Rp. 80.450 per kg dan Rp. 67.500 per kg, serta cabai rawit merah naik menjadi Rp. 77.000 per kg.

Kenaikan harga terbesar terjadi pada cabai merah keriting, sebesar Rp. 3.300.

Selanjutnya gula pasir kualitas premium yang naik harga 0,34 persen atau Rp. 50 menjadi Rp. 14.750 per kg, dan gula pasir lokal naik menjadi Rp. 13.950 per kg. 

Penurunan harga pangan di pasar modern menjelang Tahun Baru hanya terjadi pada minyak goreng kemasan bermerk 1, menjadi Rp. 23.400 per kg.


Cek Harga Pangan Pasar Sentral Remu Sorong, Mendag: Pasokan Aman, Nataru Lancar

Mendag Zulkifli Hasan memantau harga dan pasokan kebutuhan pokok jelang natal dan tahun baru, Sabtu (17/12/2022). (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan, pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Sentral Remu Sorong cukup dengan harga cenderung stabil. Masyarakat dapat menghadapi Natal dan tahun baru (Nataru) dengan nyaman dan lancar.

Penegasan tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat meninjau Pasar Sentral Remu di Kota Sorong, Papua Barat pada hari ini, Rabu (21/12/2022). Turut hadir pada kegiatan ini, Penjabat Walikota Sorong George Yarangga. Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan yakni Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto.

"Beras, minyak goreng, bawang, telur, ayam, dan daging yang dijual di Pasar Sentral Remu di Kota Sorong harganya stabil standar. Jadi, mudah-mudahan Natal dan tahun baru lancar, bahan pokok tersedia dan harga tidak naik, alias stabil," tegasnya Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, untuk menekan laju inflasi di tanah Papua, salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu dengan menjaga pasokan pokok agar tetap cukup.

"Untuk menekan laju inflasi di tanah Papua, maka upaya yang harus dilakukan yaitu pasokan barangnya cukup dan dikirim menggunakan tol laut," lanjutnya.

Berdasarkan pantauan, harga pangan cenderung stabil dibanding bulan sebelumnya. Namun terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti telur ayam ras dari Rp31.000 per kg menjadi Rp39.000 per kg, serta cabai merah besar dari Rp37.500 per kg menjadi Rp42.500 per kg.


Badan Pangan Bantah Harga Beras Indonesia Termahal di ASEAN, Bank Dunia Salah?

Warga saat membeli beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2022). Kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak pada melonjaknya harga beras di Pasar Induk Cipinang hingga Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram akibat bertambahnya biaya transportasi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) tak sepakat dengan laporan Bank Dunia yang menyebut harga beras Indonesia lebih mahal diantara negara ASEAN. Alasannya ada sejumlah variabel untuk menghitung besaran harga.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan kalau kondisi harga beras tidak seperti laporan Bank Dunia. Maka, dia tak mengamini laporan yang muncul beberapa waktu lalu itu.

"Tidak demikian," katanya kepada Liputan6.com, Kamis (22/12/2022).

Menurutnya, daya beli di satu daerah turut jadi pengaruh tinggi atau rendahnya harga suatu barang, termasuk beras. Dia merujuk pada laporan di pertengahan 2022 lalu, ketika Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI).

Kala itu, Presiden Joko Widodo juga menyebut kalau harga beras di Indonesia adalah paling murah diantara banyak negara lainnya. Menurut Arief, harga dan daya beli masyarakat perlu berjalan bersamaan.

Misalnya, jika harga beras tidak terjangkau, maka daya beli masyarakat akan memurun. Sebaliknya, jika harga beras cukup terjangkau, maka daya beli masyarakat terus berjalan meningkat.

"Ada cara lain untuk melihat (mahal-tidaknya harga beras), yaitu daya beli. Jadi harga dan daya beli masyarakat harus berjalan bersamaan," ujarnya.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya