Liputan6.com, Jakarta Istilah "Baby Blues" mengacu pada perubahan suasana hati emosional yang dialami banyak ibu dalam dua minggu pertama pasca persalinan. Perasaan cemas, kecewa, sedih, dan gelisah, semuanya merupakan indikasi baby blues.
Periode singkat suasana hati yang rendah ini sangat umum terjadi. Diperkirakan hingga 85% ibu baru mengalami baby blues. Dalam beberapa kasus, perasaan ini mungkin mulai terjadi sesaat sebelum kelahiran.
Advertisement
Baby blues disebabkan oleh perubahan hormon dan masuknya seorang ke dunia orang tua, yang membuat stres tersendiri. Perubahan fisik dan dampak emosionalnya sangat ekstrem, dan dapat menyebabkan sedikit kegelisahan dan kesusahan saat mencari tahu cara menavigasi dunia baru.
"Pemulihan fisik dari persalinan, fluktuasi hormon yang dramatis, dan tidur yang terganggu adalah pemicu stres yang signifikan," kata Rachel J. Dalthorp, MD, seorang psikiater di LifeStance Health, melansir Verry Well Mind, Kamis (22/12/2022).
Dia menambahkan, "Para ibu mungkin gugup tentang merawat bayi baru mereka atau khawatir tentang bagaimana kehidupan mereka telah berubah sejak bayi lahir."
Pikiran-pikiran ini dapat menyebabkan ibu dan ayah baru merasa sedih atau tertekan. Dukungan yang tidak memadai, masalah hubungan, dan stresor tambahan dapat menyebabkan atau meningkatkan baby blues.
Sebagai informasi baby blues tidak hanya dialami oleh wanita, pria juga dapat mengalami baby blues. Sekitar 10% ayah mengalami baby blues karena pergeseran mendadak menjadi orang tua. Sementara ibu lebih mungkin mengalami baby blues karena perubahan hormon yang tiba-tiba dan pergolakan fisik saat melahirkan dan menyusui.
Tanda-tanda Baby Blues
Beberapa tanda umum baby blues meliputi:
- Kesedihan
- Merasa kewalahan
- Perubahan suasana hati yang tinggi dan rendah
- Menangis
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
- Meningkatnya sifat mudah marah
- Kekecewaan
- Kegelisahan
- Stres atau kecemasan
Berapa Lama Baby Blues Berlangsung?
Untungnya, perubahan suasana hati yang mengindikasikan baby blues cenderung berangsur-angsur memudar setelah sekitar satu hingga dua minggu, tepat saat Anda mulai beradaptasi menjadi orang tua. Perasaan ini biasanya hilang dengan sendirinya, dan tidak memerlukan perawatan profesional.
"Jika setelah dua minggu Anda masih merasa dibanjiri perasaan yang membingungkan, hubungi dokter, bidan, atau bahkan dokter bayi Anda untuk mendapatkan bimbingan dan bantuan," kata Harvey Karp, MD, seorang dokter anak, dan ahli perkembangan anak.
Advertisement
Perbedaan Baby Blues dengan Depresi Postpartum
Perlu diperhatikan bahwa baby blues tidak dianggap sama dengan depresi postpartum atau depresi pascapersalinan, yang ditandai dengan depresi persisten yang dapat memengaruhi kemampuan ibu untuk berfungsi. Depresi postpantrum sendiri bisa naik dan turun, tetapi berlangsung sekitar enam bulan.
Penelitian juga telah menemukan bahwa ibu yang mengalami baby blues empat hingga 11 kali lebih mungkin mengalami depresi postpantrum.
"Jika setelah dua minggu Anda masih merasa dibanjiri perasaan yang membingungkan, hubungi dokter, bidan, atau bahkan dokter bayi Anda untuk mendapatkan bimbingan dan bantuan," kata Harvey.
Ingatlah bahwa postpartum blues atau baby blues adalah bagian umum dari melahirkan, hingga 85% ibu dan 10% ayah mengalami perasaan ini. Banyak hal yang harus diseimbangkan dan dipikirkan, jadi jangan merasa malu dan bersandarlah pada orang lain untuk mendapatkan dukungan sambil memperhatikan kebutuhan Anda.
Cara Mengatasi Baby Blues
1. Menerima & Bersikap Lembut Terhadap Diri Sendiri
Jika Anda mengalami baby blues, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian dan perasaan Anda sepenuhnya normal dan valid. Hal ini tidak menunjukkan bahwa Anda adalah orang tua yang buruk, bahwa Anda kurang mencintai anak Anda, atau bahwa Anda tidak akan dapat menemukan kegembiraan yang luar biasa di masa depan. Ingatlah bahwa baby blues bersifat sementara.
2. Bersandar pada Dukungan
Orang tua baru yang kurang dukungan lebih rentan terhadap baby blues. "Saat ini, para orang tua perlu menemukan solusi baru untuk membantu mereka mendapatkan tidur yang mereka butuhkan agar tetap sehat," kata Dr. Karp.
"Satu hal yang dapat Anda lakukan untuk merasa lebih baik adalah meminta dukungan dari teman dan keluarga untuk membantu dengan makanan, membersihkan rumah, menghibur anak-anak yang lebih besar, menggendong bayi sehingga Anda bisa tidur siang, dll." tambahnya.
Anda juga dapat mengalihdayakan dukungan melalui layanan pengiriman makanan, pengasuh anak, dan pembantu rumah tangga.
3. Jaga Diri
Menjadi orangtua baru sangat menantang, terutama dengan begitu banyak waktu yang terfokus pada bayi baru Anda, tetapi cobalah untuk mengukir waktu untuk perawatan diri yang sederhana.
Mandi, berpakaian, membuat makanan yang Anda sukai, berjalan-jalan dengan anak Anda, berolahraga jika Anda bisa, membaca ketika Anda mampu, dan dekompresi dengan cara apa pun yang membuat Anda senang. Bersandar pada orang lain akan sangat membantu Anda untuk dapat melakukan hal ini.
Advertisement