COVID-19 di China Melonjak, Warga India Diminta Pakai Masker Lagi

Warga India, sebagai negara tetangga China yang kini kasus COVID-19 tengah melonjak, diminta memakai masker lagi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Des 2022, 19:40 WIB
Sejumlah pria mengenakan masker berjalan melewati bendera nasional India di New Delhi (16/9/2020). Total kasus Covid-19 di India melampaui lima juta pada 16 September, data kementerian kesehatan menunjukkan Pandemi meluas cengkeramannya di negara tersebut. (AFP/Sajjad Hussan)

Liputan6.com, New Delhi - Menteri Kesehatan India menyerukan untuk kembali ke perilaku sesuai COVID-19, termasuk memakai masker di depan umum, saat negara itu meningkatkan pengawasan kasus.

Dilansir BBC, Kamis (22/12/2022), pejabat tinggi kesehatan juga meminta orang untuk mendapatkan vaksinasi dan mengambil dosis penguat.

India telah melonggarkan aturan pemakaian masker awal tahun ini setelah penurunan tingkat infeksi. Tetapi, lonjakan kasus di negara tetangga China telah membuat negara itu waspada. 

Selama beberapa bulan terakhir, India melaporkan empat kasus COVID-19 yang disebabkan oleh BF.7, subvarian Omicron yang terkait dengan lonjakan kasus di China.

Kasus COVID-19 dalam tiga di negara bagian Gujarat dan satu di Odisha - terdeteksi pada Juli, September dan November dan pasien telah pulih, kata pejabat kesehatan. 

Menurut data pemerintah, India saat ini hanya memiliki sekitar 3.400 kasus aktif virus corona, tetapi laporan lonjakan di China menimbulkan rasa takut di antara banyak orang.

Beberapa ahli mengatakan bahwa India - yang menyaksikan dua gelombang mematikan COVID pada tahun 2020 dan 2021 - tidak perlu panik.

Pada hari Rabu, Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya meninjau situasi COVID di negara tersebut dan mengimbau agar masyarakat memakai masker, menjaga jarak sosial, sering mencuci tangan, dan mendapatkan vaksinasi.


Tingkat Vaksinasi

Petugas kesehatan India menerima vaksinasi dosis ketiga untuk COVID-19 di pusat vaksinasi di Mumbai, India (10/1/2022). India pada Senin (10/1) mulai memberikan dosis penguat (booster) vaksin COVID-19 bagi pekerja di lini depan dan lansia yang rentan. (AP Photo/Rajanish Kakade)

Lebih dari 2,2 miliar dosis vaksin COVID telah diberikan sejauh ini di negara tersebut, tetapi hanya 27% populasi yang telah menggunakan dosis penguat - yang disebut India sebagai "dosis pencegahan" - sejauh ini.

Pada hari Rabu, VK Paul, seorang penasihat kesehatan pemerintah, mengimbau orang-orang untuk menggunakan masker dan mendapatkan vaksin booster. 

Setelah lebih dari dua tahun mengikuti aturan COVID yang ketat, sebagian besar orang India berhenti memakai masker di tempat ramai.

Surat kabar Indian Express juga melaporkan, mengutip pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya, bahwa arahan telah dikeluarkan untuk memulai kembali pengujian acak terhadap penumpang internasional di bandara.


Aturan Penumpang

Orang-orang menghabiskan malam di pantai Juhu di Mumbai, India, pada 28 Februari 2022. Para ahli optimis bahwa lonjakan omicron, yang membawa tingkat kematian yang relatif rendah, telah memperkuat kekebalan dari vaksin, yang tersebar luas di kawasan tersebut. (AP Photo/Rafiq Maqbool)

Negara itu telah melonggarkan pedoman perjalanan udara pada bulan November, menjadikannya opsional bagi penumpang untuk mengenakan masker pada penerbangan dan bagi penumpang internasional untuk divaksinasi penuh. 

Belum ada pengumuman resmi tentang perubahan pedoman perjalanan udara.

"COVID belum berakhir," kata Mandaviya dalam tweet pada hari Rabu.

"Saya telah mengarahkan semua pihak untuk waspada dan memperkuat pengawasan. Kami siap menghadapi situasi apapun", tambahnya.


India Menyetujui Penggunaan Vaksin COVID-19 Lewat Hidung

Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 Covaxin kepada seorang pria di sebuah pusat kesehatan di New Delhi, Kamis (21/10/2021). India pada 21 Oktober telah 1 miliar dosis vaksin Covid-19, hanya beberapa bulan setelah lonjakan kasus corona yang membuat sistem kesehatan hampir runtuh. (Prakash SINGH/AFP)

India pada Selasa, 6 September 2022, menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 yang diberikan melalui hidung (nasal). Vaksin bebas jarum suntik ini dikembangkan secara lokal guna mendorong industri farmasi di negara tersebut.

Vaksin intra-nasal ini dikembangkan oleh pembuat Covaxin, Bharat Biotech bersama dengan Washington University St Louis. Lampu hijau dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) disebut telah dikantongi sejak November 2021.

Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya