Dirut Widodo Makmur Perkasa Lepas 105,6 Juta Saham WMPP

Direktur Utama Widodo Makmur Perkasa Tumiyana melepas 105.640.090 saham WMPP melalui transaksi pasar negosiasi di BEI.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Des 2022, 21:47 WIB
Pencatatan perdana saham perdana PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) pada Senin, (6/12/2021) (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) Tumiyana melepas sejumlah saham WMPP pada 8-12 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (22/12/2022), Tumiyana melepas 105.640.090 saham WMPP melalui transaksi pasar negosiasi di BEI. Pengalihan saham tersebut untuk merealisasikan investasi dengan harga Rp 100-111 per saham.

“Rangkaian transaksi yang dilaksanakan tidak mengakibatkan perubahan pengendalian Tumiyana sebagai pengendali di WMPP,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Tumiyana terhadap saham WMPP menjadi 22.913.704.010 saham atau setara 77,89 persen dari seluruh saham WMPP. Sebelumnya, Tumiyana memiliki saham WMPP sejumlah 23.019.344.100 saham atau 78,25 persen dari seluruh saham dalam WMPP.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 22 Desember 2022, saham WMPP stagnan di posisi Rp 82 per saham. Saham WMPP dibuka naik satu poin ke posisi Rp 83 per saham.

Saham Widodo Makmur Perkasa berada di level tertinggi Rp 85 dan terendah Rp 82 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.155 kali dengan volume perdagangan 57.615 saham. Nilai transaksi Rp 4,8 miliar.


Incar Pendapatan Rp 7,1 Triliun pada 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMMP) membidik pendapatan Rp 7,1 triliun dan laba komprehensif konsolidasi Rp 498 miliar pada 2022.

"Target 2022 pendapatan Rp 7,1 triliun dengan gross profit Rp 1,2 triliun secara konsolidasi. Consolidated comprehensive income Rp 498 miliar, peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar 60 persen,” ujar Direktur Keuangan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, Eko Agmi Andriana saat paparan publik, Rabu (15/6/2022).

Mengutip materi paparan publik perseroan, target 2022 untuk kontributor pendapatan terbesar dari usaha peternakan unggas mencapai 45 persen dari periode 2021 sebesar 42 persen. Disusul peternakan sapi sebesar 30 persen pada 2022. Namun, target 2022 itu lebih rendah dari 2021 sebesar 35 persen.

Kemudian disusul kontribusi pendapatan dari daging sebesar 13 persen pada 2022 dari periode 2021 15 persen. Selain itu, perseroan juga menargetkan kenaikan pendapatan dari komoditas sebesar 10 persen pada 2022 dari 2021 sebesar 5 persen. Kemudian dari konstruksi sebesar 2 persen pada 2022.

Hingga Maret 2022, penjualan perseroan mencapai Rp 1,10 triliun. Penjualan itu naik 9,2 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1 triliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 944,47 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 867,93 miliar.

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Laba kotor perseroan tercatat Rp 157,63 miliar hingga kuartal I 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 11,73 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 141,07 miliar.

Sementara itu, laba usaha perseroan naik 15,9 persen menjadi Rp 93,67 miliar hingga kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar Rp 80,77 miliar. Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 25,49 persen menjadi Rp 10,39 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,95 miliar.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 2,43 triliun hingga kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,41 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 3,36 triliun selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 Rp 3,24 triliun.

Selain itu, aset naik menjadi Rp 5,80 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,65 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara sebesar Rp 333,96 miliar selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 305,05 miliar.

 


Realisasi Dana IPO

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Untuk penggunaan dana IPO, Eko menuturkan, hingga 31 Desember 2021 dari empat rencana penggunaan dana IPO yang direalisasikan dua.

"Penambahan modal kepada entitas anak Rp 290 miliar, working capital Rp 432 miliar. Sisanya di dalam RUPS lakukan perubahan untuk joint operation mitra di Australia peternakan integrasi menjadi ke modal kerja sisanya sehingga utilisasi dana IPO capital injection entitas anak Rp 129 miliar semula Rp 342 miliar menjadi Rp 549 miliar,” ujar Eko.

Di sisi lain, perseroan juga mengantisipasi dari kekurangan bahan pangan. Perseroan akan membangun fasilitas produksi untuk tingkatkan kapasitas.

"Widodo Makmur Perkasa mendesain capex spending lima tahun ke depan meningkat rata-rata Rp 1,2 triliun per tahun. Kalau konversikan pertumbuhan rata-rata angka 39 leverage dalam lima tahun,” kata Direktur Utama PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, Tumiyana.

Terkait ada wabah penyakit mulut dan kaki (PMK), Tumiyana menuturkan,  hal tersebut berdampak terhadap industri peternakan. Padahal menurut Tumiyana, wabah PMK sudah tidak terasa sejak 1986.

"April terjadi (wabah PMK-red) dampaknya ke industri peternakan, penyerapan pasar alami penurunan," kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya