Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa bumi merusak berkekuatan Magnitudo 3,8 pada kedalaman 5 km di 1 km selatan Kota Kuningan, Provinsi Jawa Barat pukul 04.18 WIB, Kamis (22/12/2022), akibat sesar aktif yaitu sesar Baribis pada segmen Ciremai.
Kondisi tanah (morfologi) wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.
Advertisement
Wilayah sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh endapan kuarter berupa aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda yaitu breksi gunung api, lava, tuff serta sebagian telah mengalami pelapukan.
"Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," ujar Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Kamis, 22 Desember 2022.
Hendra menyebutkan adanya gempa bumi tersebut, morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Adanya hal itu, Hendra mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.
Masyarakat juga diminta agar jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman," kata Hendra.
Konstruksi Tahan Gempa
Otoritasnya juga merekomendasikan bangunan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu, juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
Meski gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah.
"Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat," tegas Hendra.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan satu rumah penduduk mengalami kerusakan di daerah Cijemit, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan.
Menurut informasi BMKG lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 108,48 BT dan 6,99 LS, berjarak sekitar 1 km selatan Kota Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo M3,8 pada kedalaman 5 km.
Gempa bumi ini tidak terekam oleh stasiun badan geologi Amerika Serikat, USGS dan GFZ Jerman.
Wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non-struktural.
Advertisement