Soal Konversi Motor Listrik, Begini Respons Yamaha

Pemerintah saat ini tengah menggenjot peralihan penggunaan kendaraan elektrifikasi, salah satunya dengan mendorong sepeda motor konversi

oleh Arief Aszhari diperbarui 23 Des 2022, 13:07 WIB
Sederet sepeda motor listrik sedang dibersihkan untuk persiapan Parade Konversi Sepeda Motor BBM Ke Listrik di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/9/2022). Parade motor listrik tersebut adalah rangkaian memperkuat pelaksanaan G20 dalam transisi energi berkelanjutan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah saat ini tengah menggenjot peralihan penggunaan kendaraan elektrifikasi, salah satunya dengan mendorong sepeda motor konversi. Bahkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki target yang cukup tinggi untuk menjadikan 6 juta unit sepeda motor listrik hingga 2030.

Menanggapi terkait program sepeda motor listrik hasil konversi ini, salah satu pabrikan roda dua di Tanah Air, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengatakan, jika produk yang dibuatnya sudah didesain sebagai sepeda motor konvensional atau bensin.

"Morimoto (Presiden Direktur dan CEO PT YIMM) pernah bicara, yang kita buat motor konvensional, dengan standard quality yang sudah melewati quality control (QC) Yamaha dengan produk yang dibeli konsumen," jelas Antonius Widiantoro, Asst. General Manager Marketing – Public Relation PT YIMM, saat ditemui di Bali, di sela-sela acara test ride Yamaha XMax Connected, Kamis (23/12/2022).

Lanjut pria yang akrab disapa Anton ini, jika produknya sudah dimodifikasi itu artinya, pihak pabrikan asal Jepang ini sudah tidak menggaransi sepeda motornya tersebut.

"Karena ya mengubah dari desain atau kualitas yang memang sudah dibuat sesuai dengan standarnya Yamaha. Tetapi kalau pemerintah juga memberikan alternatif (konversi kendaraan listrik), mereka juga punya alasan kenapa akhirnya ada metode konversi," jelasnya.

Selain itu, Anton sendiri belum bisa berkomentar lebih jauh terkait program konversi sepeda motor listrik ini. Namun yang pasti, ketika konsumen sudah memutuskan untuk mengubah sepeda motornya dari bertenaga bensin menjadi listrik, itu berarti sudah mengerti konsekuensinya.

"Konversi itu kan sudah di luar Yamaha. Yang kita jamin itu motor konvensional kami, jika sudah diubah berarti kan konsumen sudah tahu risiko kualitasnya, standarisasinya itu tergantung siapa yang melakukan konversi berarti mereka kan yang harus bertanggung jawab merekomendasi segala bentuk modifikasi, apalagi terkait keselamatan atau safety," pungkasnya.


Yamaha Dukung Kebijakan Pemerintah Soal Rencana Insentif Rp 8 Juta untuk Motor Listrik

Pemerintah telah berencana untuk memberikan insentif untuk pembelian kendaraan elektrifikasi, termasuk motor listrik baru. Subsidi yang diberikan untuk roda dua ramah lingkungan, yang sudah diproduksi atau dirakit secara lokal ini, adalah Rp 8 juta.

Menanggapi wacana pemberian subsidi tersebut, Antonius Widiantoro, Asst. General Manager Marketing – Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menjelaskan, prinsipnya pabrikan berlambang garpu tala ini akan mendukung terkait insentif atau kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, termasuk pemberian insentif motor listrik ini.

"Kita pasti dukung (insentif motor listrik), karena itu bukan tanpa tujuan. Mereka (pemerintah) punya tujuan untuk akselerasi kendaraan listrik," ujar Anton, saat ditemui di sela-sela test ride Yamaha XMax Connected, Rabu (22/12/2022).

Lanjut Anton, sebelum wacana insentif untuk pembelian kendaraan listrik ini mencuat ke publik, sejatinya sudah ada subsidi terkait usaha percepatan penggunaan kendaraan elektrifikasi. Salah satunya, adalah pemberian keringanan pajak untuk motor listrik.

"EO1 (motor listrik Yamaha) itu aja impor, kalau tidak salah juga dapat insentif sebenarnya masuk ke Indonesia karena adanya insentif BBN," tegasnya.

Sementara itu, saat ditanya pemberian insentif pembelian kendaraan listrik ini akan meningkatkan penjualan atau tidak, pria ramah ini mengatakan tujuannya pasti untuk mempercepat akselerasi penggunaan motor listrik di masyarakat.

"Kan begitu, pemerintah berpikir bahwa insentif yang diberikan, kemudian menstimulus orang akhirnya mau beli motor listrik. harapannya kan begitu, hasilnya seperti apa kita belum tahu," pungkasnya.

Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya