Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat, (23/12/2022).
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, akhir pekan jelang pekan terakhir 2022, pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi. Ia menilai, potensi kenaikan terbatas masih memungkinkan untuk terjadi menjelang akhir tahun, mengingat capital inflow yang masih tercatat secara year to date di atas Rp 60 triliun. Pada perdagangan Kamis, 22 Desember 2022, aksi beli investor asing tercatat Rp 314,16 miliar. Investor asing membukukan aksi beli Rp 64,74 triliun sepanjang 2022.
Advertisement
“Sedangkan kondisi perekonomian yang stabil terlihat dari rilis data perekonomian terlansir juga turut menjadi faktor penunjang kenaikan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. Hari ini IHSG berpotensi menguat,” ujar dia dalam catatannya.
William menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 6.672-6.856 pada Jumat pekan ini.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, menutup perdagangan, Kamis, 22 Desember 2022, IHSG menguat 0,1 persen ke 6.824 dan masih didominasi oleh volume pembelian, diperkirakan IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 6.854-6.896 untuk membentuk wave iv dari wave c dari wave (y) pada label hitam. Atau pada skenario alternatifnya, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (x) ke arah 6.982.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah pergerakan IHSG diperkirakan masih berada pada fase bearishnya. Herditya menuturkan, level support IHSG akan berada di kisaran 6.693,6.641 dan resistance 6.854,6.982 pada Jumat pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Selain itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Kemudian PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sementara itu, Herditya memilih saham PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), dan PT Saratoga Investama Sadaya Tbk (SRTG).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Astrido Nusantara Tbk (BIPI) - Buy on Weakness
Saham BIPI ditutup menguat 0,6 persen ke 162 disertai dengan munculnya volume beli.
"Kami perkirakan, posisi BIPI saat ini sedang berada di wave [iv] dari wave 1, sehingga BIPI masih rawan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," ujar dia.
Buy on Weakness: 153-159
Target Price: 168, 178
Stoploss: below 145
2.PT Bank Wulandari Bangun Perkasa Tbk (BSBK) - Buy on Weakness
Saham BSBK ditutup menguat 5,1 persen ke 208 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Selama tidak terkoreksi ke bawah 181 sebagai stoplossnya, posisi BSBK sedang berada di awal wave 1 dari wave (C) pada label hitam.
Buy on Weakness: 198-208
Target Price: 254, 278
Stoploss: below 181
3.PT Mark Dynamics Tbk (MARK) - Buy on Weakness
Saham MARK ditutup menguat 3,4 persen ke 610 disertai dengan volume pembelian yang cukup besar. Selama MARK tidak terkoreksi ke bawah 560 sebagai stoplossnya, maka posisi MARK saat ini sedang berada di awal wave [i] dari wave C dari wave (B).
Buy on Weakness: 590-600
Target Price: 680, 860
Stoploss: below 560
4.PT Saratoga Investama Sadaya Tbk (SRTG) - Sell on Strength
Saham SRTG ditutup terkoreksi 1,1 persen ke 2.660 dan masih didominasi oleh tekanan jual.
"Kami perkirakan posisi SRTG sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C sehingga SRTG masih rawan terkoreksi untuk menguji 2.500-2.610 terlebih dahulu dan area koreksi tersebut dapat digunakan sebagai level buyback," kata dia.
Sell on Strength: 2.680-2.700
Advertisement
Penutupan IHSG pada 22 Desember 2022
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau setelah bergerak di zona merah pada sesi pertama perdagangan Kamis (22/12/2022). Mayoritas sektor saham menghijau angkat IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,06 persen ke posisi 6.824,43. Indeks LQ45 naik tipis di 941,69. Indeks acuan cenderung bervariasi.Pada Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.844,12 dan terendah 6.800,61.
Sebanyak 285 saham menguat dan 218 saham melemah. 200 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 941.364 kali dengan volume perdagangan 18,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 8,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.574.
Indeks sektor saham menghijau kecuali sektor saham basic melemah 0,59 persen dan sektor saham non siklikal susut 0,25 persen. Sementara itu, sektor saham energi menguat 0,15 persen, sektor saham industri bertambah 1 persen, sektor saham siklikal menanjak 0,38 persen, dan sektor saham kesehatan mendaki 0,64 persen.
Kemudian sektor saham keuangan bertambah 0,64 persen, sektor saham properti melesat 0,62 persen. Sektor saham teknologi melonjak 1,71 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham infrastruktur naik 0,83 persen dan sektor saham menguat 0,84 persen.
Penguatan IHSG di tengah Bank Indonesia (BI) umumkan suku bunga acuan. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Desember 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen.
Selain itu, RDG Bank Indonesia juga memutuskan menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.
"Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya menurunkan ekspektasi inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam sasaran 3,0±1 persen," kata Perry dalam Konferensi Pers hasil RDG BI, Kamis, 22 Desember 2022, demikian mengutip Kanal Bisnis Liputan6.com.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 22 Desember 2022
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis, 22 Desember 2022. Penguatan bursa saham Asia Pasifik tersebut seiring optimisme di wall street yang didorong kinerja laba perusahaan dan kepercayaan konsumen melonjak.
Indeks Hang Seng naik 2,7 persen yang didorong saham properti dan teknologi. Di China, indeks Shanghai merosot 0,46 persen dan indeks Shenzhen susut 0,33 persen.
Indeks ASX 200 bertambah 0,53 persen menjadi 7.152. Penguatan bursa saham Australia setelah Menteri Luar Negeri Penny Wong bertemu pejabat China Wang Yi. Keduanya sepakat untuk kembali mulai dialog dalam perdagangan isu ekonomi.
Indeks Jepang Nikkei naik 0,46 persen ke posisi 26.507,87. Indeks Topix menguat 0,78 persen ke posisi 1.908,17. Yen Jepang menguat terhadap dolar AS ke posisi 131,94.
Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 1,19 persen menjadi 2.356,73. Sementara itu, indeks harga produsen pada November 2022 sentuh level terendah dalam 19 bulan.
Advertisement