Liputan6.com, Jakarta Akhir Agustus lalu, datang kabar duka dari aktris Afrika Selatan Charlbi Dean. Ia meninggal dunia secara mendadak dalam usia 32 tahun. Kala itu, tidak disebutkan secara detail penyebab kematian artis yang tengah naik daun ini.
Ia disebut berpulang karena penyakit mendadak yang tidak terduga. Kini penyebab bintang Triangle of Sadness tersebut meninggal dunia, akhirnya terungkap.
Dilansir dari E! News, Jumat (23/12/2022), Charlbi Dean wafat setelah mengalami bacterial sepsis. Kantor pemeriksaan medis New York menyebutkan bahwa kondisi ini terjadi karena komplikasi dari asplenia. Artinya, sang artis tak lagi memiliki limpa.
Juru bicara kantor ini mengungkap bahwa kondisi sepsis ini terjadi setelah mendiang terinfeksi bakteri Capnocytophaga.
Baca Juga
Advertisement
Kontak dengan Binatang
Berdasarkan informasi dari Badan Pencegahan dan Kontrol Penyakit, bakteri Capnocytophaga menular kepada orang-orang karena kontak dengan binatang seperti anjing dan kucing. Kontak ini meliputi gigitan, cakaran, jilatan, dan lainnya.
Orang-orang yang memiliki masalah autoimun, juga mereka yang tidak memiliki limpa, disebut rawan terkena infeksi ini. Kematian sang aktris lantas disimpulkan sebagai kecelakaan. Namun tidak disampaikan apakah infeksi ini terjadi karena gigitan atau jilatan binatang
Advertisement
Karena Kecelakaan
Tak lama setelah kematian Charlbi Deans, saudara lelakinya yang bernama Alex Jacobs menyatakan kepada Rolling Stones bahwa limpa sang aktris diangkat setelah mengalami kecelakaan mobil parah sekitar tahun 2009. Kala itu, wanita ini juga mengalami patah tulang rusuk dan punggung.
Saudara Charlbi Deans sudah menduga ada hubungan antara kondisi kakaknya ini dengan kematiannya. “[Limpa] berperan dalam melawan infeksi, dan hal ini mungkin ada hubungannya dengan apa yang terjadi," kata Jacobs.
Hanya Beberapa Jam
Jacobs juga menjelaskan bahwa kematian saudarinya datang begitu tiba-tiba. Berawal dari gejala ringan berupa sakit kepala, dilarikan tunangan ke UGD hingga meninggal, hanya terjadi dalam beberapa jam saja.
"Ini terjadi benar-benar dalam rentang satu hari: sakit kepala, tidur, membangunkan pacarnya dan minta tolong dibawa ke rumah sakit,” kata Jacobs.
Advertisement