Liputan6.com, Jakarta - Menjaga kesehatan organ reproduksi menjadi hal penting yang perlu dilakukan oleh tiap wanita. Selain dengan rutin ke dokter, memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi pun ternyata bisa dilakukan secara mandiri lho.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS EMC Sentul, Ruswantriani mengungkapkan bahwa memeriksakan kesehatan reproduksi secara mandiri bisa dilakukan dengan memerhatikan berbagai tanda.
Advertisement
Pemeriksaan mandiri tersebut hanya dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kondisi organ reproduksi. Sehingga saat menyadari ada yang tidak beres, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter.
Lalu, tanda apa yang bisa dijadikan tanda? Berikut diantaranya.
1. Siklus Menstruasi
Tria mengungkapkan bahwa salah satu cara yang paling mudah untuk memeriksakan kesehatan reproduksi secara mandiri adalah dengan memerhatikan lebih dulu siklus menstruasi setiap bulannya.
Mengingat menstruasi menjadi hal yang sudah pasti terjadi pada wanita kecuali sedang hamil, menyusui, minum obat penunda haid, menopause, atau kondisi kesehatan lainnya.
Jadi, jika hendak mengetahui kondisi kesehatan reproduksi, maka Anda dapat memulainya dengan mencatat lebih dulu siklus menstruasi setiap bulannya.
"Mulailah biasakan dulu mencatat waktu menstruasi kita. Biasakan mencatat kapan hari pertama kita menstruasi. Dari sana, mulai ketahuan kalau memang kita siklusnya enggak teratur. Artinya, enggak setiap bulan atau malah terlalu sering," ujar Tria dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare ditulis Jumat, (23/12/2022).
2. Pahami Siklus Menstruasi Normal
Lebih lanjut Tria mengungkapkan bahwa setelah mencatat, penting untuk memerhatikan kembali apakah siklus menstruasi yang berlangsung masuk kategori normal atau tidak.
"Siklus haid yang normal itu adalah hari pertama datang haid jaraknya ke hari pertama datang haid bulan berikutnya adalah 21-35 hari. Jadi kadang-kadang akan maju mundur, tapi selama masih kisaran itu normal," kata Tria.
Saat menyadari siklus menstruasi terlalu cepat atau terlalu lambat, maka dari sana bisa diketahui sebenarnya ada yang sedang tidak beres.
3. Cek Benjolan di Perut atau Sekitar Kelamin
Selain itu, memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi secara mandiri juga dapat dilakukan dengan memerhatikan benjolan pada sekitar perut maupun kemaluan. Hal tersebut lantaran benjolan bisa menjadi tanda terkait kondisi kesehatan reproduksi.
"Kadang kita sudah concern ada benjolan (di perut) atau di bibir kemaluan, itu harus diperiksakan," ujar Tria.
Advertisement
4. Memerhatikan Keputihan yang Terjadi
Selanjutnya selain tanda-tanda di atas, memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi secara mandiri dapat dilakukan dengan memerhatikan keluhan yang muncul. Termasuk soal keputihan seperti apa yang kerap terjadi pada Anda.
Tria menjelaskan, keputihan terbagi menjadi dua yakni normal dan tidak normal. Keputihan yang normal biasanya akan muncul menjelang periode menstruasi, sesudah menstruasi, atau menjelang masa subur.
"Masa subur itu kira-kira dua minggu dari pertama haid, itu biasanya akan keputihan. Tapi kalau memang keputihannya sudah gatal, berbau, berubah warna, kita mesti aware. Bau busuk, itu kita mesti curiga ini ada sesuatu. Pergilah ke dokter untuk periksa," kata Tria.
Keputihan yang diakibatkan oleh jamur sendiri memiliki tanda yang khas. Menurut Tria, tanda itu berupa gatal di area vagina. Serta, dapat dilihat berdasarkan warna dan teksturnya.
"Itu biasanya ada keluhan gatal, karena itu khas keputihan karena jamur. Bentuknya seperti kerak-kerak susu basi. Jadi memang kalau (mengalami keputihan) yang konsistensinya berubah, sebaiknya juga diperiksakan," ujar Tria.
5. Bila Ada Tanda, Segera Konsultasi
Jika telah memeriksakan diri dan mengalami tanda-tanda di atas, maka Tria menyarankan untuk segera berkonsultasi pada dokter kandungan. Apapun keluhan yang dirasakan.
"Keluhan-keluhan yang dirasakan enggak nyaman, itu lebih baik diperiksakan. Kadang-kadang orang itu kalau pergi ke dokter kandungan itu pas hamil saja. Kalau sudah enggak hamil, dia malas pergi ke dokter kandungan," ujar Tria.
"Padahal urusannya bukan hanya hamil. Urusan lain juga ada untuk kesehatan alat reproduksi perempuan lainnya," pungkasnya.
Advertisement