Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, banjir, kemacetan, dan tata ruang merupakan tiga masalah besar DKI Jakarta sejak lama. Terkait banjir, Jokowi meminta Gubernur DKI Jakarta konsisten menyelesaikan normalisasi 13 sungai
Advertisement
"Banjir di Jakarta itu, siapapun gubernur-nya harus konsisten menyelesaikan normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta," kata Jokowi saat meresmikan Bendungan Ciawi Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).
Selain itu, kata dia, Gubernur DKI Jakarta harus konsisten melakukan manajemen pemompaan waduk-waduk dan tanggul laut atau giant seawall di Jakarta. Jokowi menekankan apabila ketiga hal tersebut tidak dilakukan dengan konsisten, masalah banjir di Jakarta tak akan selesai.
"Ini harus diselesaikan, kalau tiga hal ini tidak selesai sampai kapanpun Jakarta akan selalu banjir. Siapapun gubernurnya harus konsisten menyelesaikan tadi yang saya sampaikan," jelasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan bahwa sebetulnya master plan terkait banjir sudah ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI dan Kementerian PUPR.
D samping itu, Jokowi meminta pemerintah provinsi DKI juga menyelesaikan pembangunan sodetan atau terowongan yang menghubungkan aliran Kali Ciliwung dengan aliran Banjir Kanal Timur (BKT).
"Di sini ada (Pj) Gubernur DKI, Gubernur Jawa Barat saya minta betul agar dituntaskan urusan yang berkaitan dengan di Jakarta secara konsisten, baik yang berkaitan waduk ini selesai kemudian normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta," tutur dia.
"Urusan sodetan Ciliwung menuju BKT, tanggul laut dan giant seawall, serta pengelolaan pompa-pompa yang ada dengan manajemen yang lebih baik," imbuh Jokowi.
Jokowi: Bendungan Ciawi dan Sukamahi Mampu Kurangi Banjir Jakarta hingga 30 Persen
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan dua bendungan kering yang ada di Kabupaten Bogor Jawa Barat yakni, Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Jumat (23/12/2022). Jokowi menyebut keberadaan bendungan ini diharapkan dapat mengurangi banjir yang kerap melanda DKI Jakarta.
"Dua bendungan ini adalah bendungan kering, Ciawi dan Sukamahi. Kita harapkan bisa mengurangi banjir yang ada di Jakarta kurang lebih 30,6 persen," kata Jokowi kepada wartawan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).
Dia mengaku telah menitip pesan kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk menyelesaiikan sodetan dari Kali Ciliwung menuju banjir kanal timur (BKT). Jokowi berharap pembangunan sodetan ini bisa selesai Maret 2023, sehingga bisa mengurangi banjir di Jakarta secara signifikan.
"Saya sudah bisiki Pak Gubernur DKI kalau Bendungan Sukamahi, Bendungan Ciawi, ditambah selesainya sodetan dari Ciliwung ke BKT, yang sekarang ini masih proses pembebasan lahan," jelasnya.
"Kita harapkan bulan Maret juga sudah selesai, itu akan mengurangi banyak sekali wilayah yang sebelumnya tergenang menjadi tidak," sambung Jokowi.
Jokowi menuturkan apabila sodetan juga selesai, maka banjir di Jakarta akan berkurang dari 468 hektare menjadi 211 hekare. Terlebih, apabila normalisasi 13 sungai di Jakarta juga dilakukan dengan konsisten.
"Dari 468 hektare, menjadi 211 hekatre. Kurangnya separuh, hampir separuh lebih. Jadi (bendungan) Sukamahi, Ciawi plus sodetan Ciliwung ke BKT," tutur dia.
Advertisement
Ridwan Kamil dan Heru Budi Bertemu di Balai Kota, Bahas Banjir hingga Soal Kependudukan
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membeberkan hasil pertemuannya dengan Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/12/2022) sore.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyebut dirinya dan Heru membahas sejumlah persoalan prioritas Ibu Kota mulai dari pengendalian banjir yang sebagian besar airnya berasal dari wilayah penyangga seperti Depok, Bekasi, dan Bogor.
"Ada permasalahan di perbatasan yang tadi kami sinkronisasi, contoh urusan banjir Jakarta sebagian air ya dari Jawa barat, sehingga ada dukungan dari APBD DKI untuk Depok dan Bekasi yang ada menjadi sumber aliran air itu," kata Emil di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Emil menyampaikan bantuan dana dari Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan air akan dibelanjakan untuk memperbaiki danau dan sumber air lainnya, sehingga air yang mengalir ke Jakarta juga lebih aman.
Selain banjir, dia menyatakan pertemuannya dengan Heru juga membahas soal kependudukan. Mengingat banyak warga Jabar yang tinggal di Ibu Kota.
"Saya kan harus mengecek apakah baik-baik saja atau gimana saya kira, dan banyak kita bicarakan di dalam tadi," kata Emil.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil menerangkan adapun dana yang dikucurkan Pemprov DKI ke Pemprov Jabar untuk menangani persoalan-persoalan tersebut mencapai ratusan milyar rupiah.
"Saya engga terlalu hapal ya. Tapi lumayan lah, milyar-milyar pastinya. Ratusan milyar mah ada, detailnya saya engga hapal. Karena langsungnya bukan lewat gubernur jadi langsung ke Wali Kota Depok atau ke Wali Kota Bekasi, Bogor itu," jelas dia.
Dana ratusan milyar itu, kata dia akan diutamakan untuk pengendalian banjir. Dia berujar, akan mulai memperbaiki titik-titik sumber air di daerah Jabar yang memberikan pengaruh paling besar terlebih dahulu.
"Mayoritas yang paling utama pengendalian banjir. Jadi kan sumber air itu banyak tuh, dari Bogor, dari mana-mana. Nah titik-titiknya diperbaiki, dicegah, diapakan gitu ya, karena pengaruhnya cukup besar," katanya.