Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, 40 ribu ton kedelai impor akan tiba di Indonesia pekan ini.
"Dalam minggu ini akan masuk sekitar 40 ribu ton kedelai dengan harga yang baru," kata Arif usai kunjungan kerja dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ke Pasar Kembang Kota Bogor, Jumat (23/12/2022).
Advertisement
Menurutnya mengingat sampai hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah yakni dikisaran Rp 15.600-Rp 15.700, sehingga harga kedelai impor pun masih tinggi.
"Kita update juga bahwa karena currency rate hari ini Rp 15.600-Rp 15.700, sehingga harganya tidak bisa turun seperti dulu," kata dia.
Namun begitu, harga kedelai di negara asal sudah turun karena sedang masa panen, sehingga diharapkan Indonesia bisa membeli dengan dikisaran harga Rp 11.000 - 12.000 per kilogram.
"Diharapkan nanti angkanya bisa turun ke Rp12.00 kemudian ke Rp 11.000 per kilogram," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Arif, kacang kedelai sebenarnya sudah dipesan dan dibeli oleh Perum Bulog sejak November 2022 lalu.
Namun, sampai saat ini belum dikirim karena adanya beberapa hambatan, salah satunya adalah masih harus dikarantina terlebih dahulu. Sehingga baru bisa sampai ke Tanah Air sepenuhnya pada Januari mendatang.
"Pak Menteri Perdagangan sudah memerintahkan Bulog untuk melakukan persiapan direct impor. Mulai dari November sebenernya. Tapi memang ada sedikit challange jadi kemungkinan akan datang di Januari," ucapnya.
Mundur dari Target, Impor Kedelai Baru Masuk Indonesia Januari 2023
Sebeluimya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan kedelai impor akan membanjiri pasar Indonesia pada Januari 2023. Kebijakan impor kedelai ini untuk mengurangi dampaknya harga kedelai yang mahal sehingga membuat para perajin tahu tempe kesulitan berproduksi.
"Kedelai harusnya datang Desember tapi ternyata diundur lagi ke Januari 2023," kata Zulkifli Hasan usai kunjungan kerja ke Pasar Kembang Kota Bogor, Jumat (23/12/2022).
Menurutnya harga kedelai di pasaran saat ini naik di kisaran Rp 13.000-Rp 14.000 per kilogram. Meskipun, kata dia, harga di pasar internasional sebenarnya sudah turun.
Pria yang akrab disapa Zulhas menyampaikan, naiknya harga kedelai seiring pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Harga tidak naik sebetulnya, tapi rupiah kita yang nilainya turun. Jadi kalau di kurs (rupiah) sama saja, sudah 10 persen," kata dia.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kedelai sebenarnya sudah dipesan dan dibeli oleh Perum Bulog sejak November 2022.
Namun sampai saat ini belum dikirim karena adanya beberapa hambatan, salah satunya adalah masih harus dikarantina terlebih dahulu. Sehingga baru bisa sampai ke Tanah Air pada Januari mendatang.
"Pak Menteri Perdagangan sudah memerintahkan Bulog untuk melakukan persiapan direct impor. Mulai dari November sebenernya. Tapi memang ada sedikit challange jadi kemungkinan akan datang di Januari," ucapnya.
Ia menjelaskan harga kedelai di negara asal sudah turun karena sedang masa panen, sehingga diharapkan bisa dibeli seharga Rp 11.000 - 12.000 per kilogram dan akan dijual
"Kita update juga bahwa karena currency rate hari ini Rp 15.600-Rp 15.700 per kg, sehingga harganya tidak bisa turun seperti dulu," pungkasnya.
Advertisement
Harga Tempe dan Tahu Makin Mahal, Pedagang Pasar Tagih Subsidi Bulog
Kenaikan harga kedelai turut berimbas pada harga tahu tempe yang ikut melejit. Bahkan stok di pasar kian menipis. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) di awal Desember 2022, harga tahu dan tempe masing-masing dibanderol Rp 11.680 per kg dan Rp 12.949 per kg di November 2022.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga tahu tempe tentu tidak lepas dari harga kedelai yang mahalnya di luar kebiasaan.
"Yang biasanya harga kedelai cuman Rp 11 ribu, jadi Rp 14 ribu, bahkan ada yang jual Rp 15 ribu ke atas. Ini yang membuat harga pengrajin tempe dan tahu akhirnya tidak kuat membeli kedelai, menghentikan produksi, sehingga di pasar juga berkurang," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (7/12/2022).
Secara keseluruhan, Abdullah membeberkan alasan kenapa tahu dan tempe tersendat. Pertama adalah kondisi global dunia, kedua memang beberapa negara penghasil kedelai itu menahan stoknya sehingga harga relatif lebih tinggi.
Melihat situasi tersebut, ia menunggu mukjizat atas mandat kepada Perum Bulog, yang menyalurkan subsidi kedelai Rp 1.000 per kg bagi perajin tahu tempe.
"Tetapi pemerintah sudah melakukan upaya. Kita tinggal tunggu beberapa saat ini agar harga kedelai bisa kembali normal dan mendapat subsidi. Semoga tidak dalam waktu yang lama, semoga," ungkapnya.
"Kami berharap agar pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional mampu bekerja lebih maksimal, agar menjelang Nataru ini bisa pulih," kata Abdullah.
Tempe dan Tahu Makin Mahal, Gara-Gara Impor Kedelai Terlambat
Harga tahu dan tempe mengalami kenaikan pada November 2022 sehingga menjadi salah satu penyumbang angka inflasi. Sepanjang November 2022, masing-masing komoditas mengalami inflasi di atas 2 persen (mtm).
"Pergerakan di harga tahu dan tempe masih menyumbang inflasi dan mengalami kenaikan harga-harga," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Berdasarkan data BPS, di November, komoditas tahu mengalami inflasi 2,12 persen (mtm) dan 12,43 persen (yoy). BPS mencatat harga tahu per kilogram di level Rp 11.680.
Begitu juga dengan harga tempe yang ikut naik di November menjadi Rp 12.949 per kilogram. Sehingga tingkat inflasinya naik 2,13 persen (mtm) dan 13,56 persen (yoy).
Kenaikan harga tahu dan tempe ini karena stok kedelai di dalam negeri yang mulai menipis. Sementara itu, informasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan) realisasi impor kedelai terlambat.
"Stok kedelai dalam negeri yang menipis sedangkan realisasi impor kedelai ini lambat," kata dia.
Sebagai informasi, produk pangan turunan kedelai mengalami kenaikan harga dalam 3 bulan terakhir. Bahkan secara tahunan harga komoditas tahu meningkat 12,43 persen dan tempe sebesar 13,56 persen.
"Kalau dilihat dari portal Chicago Board of Trade, tren keniakan harga kedelai sejak September 2022" kata dia.
Advertisement