Perempuan Berkebaya Indonesia Ajak Milenial Kenakan Kebaya Sebagai Pakaian Sehari-hari

Saat menjadikan kebaya sebagai identitas nasional maka sudah sepantasnya kebaya jadi pakaian sehari-hari.

oleh Geiska Vatikan diperbarui 24 Des 2022, 16:00 WIB
Ajak Milenial Menggunakan Kebaya Sebagai Pakaian Sehari-hari. (Geiska Vatikan Isdy).

Liputan6.com, Jakarta - Kebaya merupakan salah satu warisan busana yang saat ini perlu dilestarikan. Dalam penggunaannya, Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) mengajak para gerenasi milenial untuk menggunakan kebaya sebagai pakaian sehari-hari.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Ade Iva Wicaksono, dosen Psikologi Universitas Indonesia. Menurutnya, jika sudah sepakat menjadikan kebaya sebagai identitas nasional maka sudah sepantasnya untuk menjadikan kebaya pakaian sehari-hari. Maka itu, dirinya menargetkan remaja berusia 18--25 tahun untuk menggunakan kebaya.

"Kita sudah sama sama sepakat untuk menjadikan kebaya sebagai identitas nasional, kalau sudah sepakat kita akan memakai kebaya dalam berbagai level," ujarnya dalam acara Ibu dan Kebaya di Sarinah, Jakarta pada Kamis, 22 Desember 2022. 

Saat ini, kebaya tidak hanya digunakan saat menghadiri acara kawinan, tetapi beberapa orang sudah mulai menggunakan kebaya saat bermain dengan teman sebaya. Ia ingin mengedukasi generasi milenial bahwa mengenakan kebaya tidak membuat tampilan menjadi lebih tua.

Terkait hal ini, Piet Cyntia Mawar, anggota Pertiwi Muda membeberkan kiat menggunakan kebaya untuk pada milenial. Ia menyebutkan bahwa saat ini kebaya mudah digunakan dengan apa saja, salah satunya kebaya modern.

Pemilihan kebaya modern dan bawahan harus menampilkan tampilan yang sedap di mata agar kebaya yang dikenakan terlihat lebih keren. Untuk sepatu, dirinya memilih untuk menggunakan sneakers dengan warna netral, seperti hitam dan putih.

Sementara itu, Arsita Resmisari, founder Arsita Craft yang sudah menekuni kebaya 20 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya melihat bahwa generasi milenial lebih memilih jenis kebaya polos atau lurik. Untuk penggunaan kebaya brokat dipilih untuk acara wisuda.

 


Fashion Show

Pagelaran Busana Kebaya oleh tiga desainer di Sarinah, Jakarta Pusat (Geiska Vatikan Isdy)

Dalam acara ini, terdapat pagelaran busana yang menampilkan busana kebaya dari tiga desainer berbeda. Masing-masing desainer memiliki tampilan dan kesan yang berbeda-beda.

Desainer pertama, Riana Kesuma, desainer sekaligus pemilik label Batik Riasa Kesuma ini menampilkan sejumlah model yang mayoritas adalah ibu-ibu dengan pilihan warna mayoritas pada warna terang. Kebaya yang menjadi andalan dalam gelaran ini adalah model kerancang, dipadukan dengan bawahan dan kain yang digunakan dipundak dengan senada.

Masing-masing kain yang digunakan pada model memiliki makna tersendiri, salah satunya adalah kain parang, "Parang itu adalah semangat, jadi kalo ibu-ibu menggunakan kain motif itu membawa semangat," ungkapnya.

Selanjutnya giliran desainer Nanunisa. Alih-alih memilih warna yang terang seperti sebelumnya, desainer lokal ini lebih memilih menggunakan warna hitam dengan model kebaya moderen dan kutu baru.

Terakhir, busana karya Arsita Resmisari menampilkan kebaya kutu baru yang lebih kaya akan motif cocok untuk generasi milenial. Sita menyebutkan bahwa dirinya sengaja membuat desain tersebut karena agar terlihat beda dari yang lain.

Menurutnya juga kebaya kutu baru cocok digunakan untuk bawahan apa saja dan lebih mudah digunakan. "Karena kalau kutu baru lebih fleksibel, kalau misalnya badannya agak gemuk tinggal ditambahin aja,".


Tips Pemilihan Kebaya Bagi Tubuh Agak Berisi

Tips Pemilihan Kebaya untuk Badan Curvy. (Geiska Vatikan Isdy)

Pada dasarnya penggunaan kebaya cocok digunakan berbagai macam bentuk tubuh, namun hal ini harus tetap diperhatikan agar tidak salah untuk membentuk siluet tubuh. Sita mengungkapkan bahwa pemilihan baju kebaya pada perempuan dengan tubuh curvy atau agak berisi lebih baik menggunakan motif lurik vertikal.

Pemilihan motif lurik lurus kebawah memberikan kesan langsing pada tubuh. Kemudian, potongan kebaya harus diperhatikan agar tidak terlalu pendek. Hal ini nampak pada salah satu model Sita yang menggunakan pada kebaya kutu baru motif lurik dengan badan yang curvy.

Pada kebaya yang dikenakan tersebut terlihat motif lurik bujur dengan lengan tiga perempat berwarna perpaduan warna cokelat gelap dan terang. "Itu kebaya kutu baru, bahannya aku tambahin dan lengannya aku dipotong pendek agar memberi kesan remaja pada milenial,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan jika ingin terihat langsing, desain kebaya juga bisa dibuat lebih panjang. Adapun tips lainnya adalah percaya diri pemakainya yang juga merupakan salah satu faktor penting dalam penggunaan kebaya.


Mix and Match Kebaya Ibu dan Anak

Tips Mix and Match Kebaya Ibu dan Anak. (Geiska Vatikan Isdy)

Sita menjelaskan bahwa pemilihan kebaya ibu dan anak tidak melulu harus sama persis tetapi bisa dipadupadankan dengan bermain motif pada kebaya, tetapi masih dalam satu tema.  Dirinya memberi contoh pada penggunaan motif kebaya kutu baru. "Misalnya pada kebaya ibu full motif, tapi bagian tengah polosan dan sebaliknya pada kebaya anak," paparnya.

Sebagai seorang ibu juga harus memilh bahan yang cocok digunakan bagi anak. Sita menyarankan  agar para ibu memberikan kebaya berbahan katun agar lebih nyaman digunakan pada anak. Bahannya yang dinilai lebih adem ketika digunakan membuat anak nyaman dan bebas gerak sehingga meminimalisir sifat cranky pada anak muncul.

Kemudian, bahan lain yang disarankan adalah kebaya jumputan namun bukan printing. Ia mengungkapkan bahwa bahan printing akan membuat kebaya terasa panas dan memiliki tekstur yang lebih kasar. Sita juga menyebutkan bahwa saat ini ada kebaya berbahan kaus sehingga lebih praktis dan simpel untuk digunakan sehari-hari.

Infografis Tahap Pengajuan Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya