Harga Daging Sapi Tembus Rp 170 Ribu per Kg, Bisa Terus Melambung hingga Tahun Baru

Lonjakan harga pangan salah satunya harga daging sapi imbas kesiapan belum matang pemerintah dalam menghadapi libur akhir tahun nanti.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Des 2022, 10:00 WIB
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/1). Peraturan Pemerintah yang membebankan pajak 10% untuk setiap penjualan sapi impor berdampak pada naiknya harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Harga cabai rawit merah dan daging sapi terus menunjukan tren kenaikan memasuki musim Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Harga cabai rawit merah di Jakarta sentuh angka tertinggi Rp 160.000 per kg, sementara harga daging sapi tembus Rp 170.000 per kg.

Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menilai, lonjakan harga tersebut jadi imbas kesiapan belum matang pemerintah dalam menghadapi libur akhir tahun nanti.

"Karena memang antisipasinya belum matang, dari awal belum matang. Pemerintah belum menyiapkan desain yang matang untuk pangan kita," kata Abdullah Mansuri kepada Liputan6.com, Sabtu (24/12/2022).

Menurut dia, kisaran harga dua komoditas pangan tersebut sudah jauh melampaui normal. Lompatan harga ini mengikuti jumlah permintaan yang terus naik.

"Enggak normal itu (harganya sekarang), jauh di atas normal. Demand juga udah mulai naik," kata dia.

Oleh karenanya, ia memprediksi harga cabai rawit merah dan daging sapi bakal terus meroket sampai Tahun Baru 2023 nanti. "Gambaran saya sih begitu, bakal terus naik," imbuhnya.

Abdullah Mansuri pun sanksi, lonjakan harga cabai rawit merah dan harga daging sapi bisa diredam. Pasalnya, stok potensi kian menipis saat permintaan terus berdatangan.

"Kalau menurunkan harga di saat sekarang sih enggak ya, agak berat kita menurunkan harga di saat-saat sekarang," pungkas dia.


Waduh, Harga Daging Sapi Tembus Rp 160.000 per Kg

Pedagang memotong daging sapi yang dijualnya di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejumlah komoditas pangan masih terus mengalami kenaikan harga pada H-2 Natal 2022, Jumat (23/12/2022). Salah satunya daging sapi, yang harganya kian meroket baik di tingkat nasional maupun Jakarta.

Mengutip laman badanpangan.go.id/, Jumat (23/12/2022), harga daging sapi murni secara rata-rata di tingkat nasional dijual Rp 134.720 per kg, naik 0,14 persen atau Rp 190 dibanding hari sebelumnya.

Dilansir dari infopangan.jakarta.go.id, harga daging sapi murni di Jakarta bahkan tembus Rp 141.170 per kg, naik Rp 425 dibanding 22 Desember 2022. Bahkan, daging sapi murni dipatok pada angka tertinggi Rp 160.000 per kg di Pasar Pluit, Jakarta.

Sementara daging sapi has (paha belakang) dibanderol hingga Rp 145.909 per kg secara rata-rata di Jakarta, naik Rp 131 dibanding hari sebelumnya. Adapun harga tertingginya berada di posisi Rp 170.000 per kg di Pasar Petojo Ilir.

Senada, harga daging ayam ras juga alami lonjakan. Secara nasional, itu naik 0,44 persen atau Rp 160 jadi Rp 36.170 per kg. Sementara di Jakarta melambung hingga Rp 40.177 per ekor, naik Rp 377.

Kenaikan harga pun dialami komoditas lain semisal cabai rawit merah, dimana secara nasional harga rata-ratanya Rp 49.030 per kg, dan Jakarta Rp 51.826 per kg. Lalu cabai merah keriting yang dibanderol Rp 36.440 per kg di tingkat nasional, dan Rp 41.369 per kg di Jakarta.

Tak mau ketinggalan, harga bawang putih juga alami kenaikan jadi Rp 26.440 per kg di nasional, dan Rp 30.085 per kg di Jakarta.

 


Minyak Goreng

Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan harga minyak goreng curah yang sempat dipatok merata Rp 14.000 per liter dalam program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR), di tingkat nasional kini melambung jadi Rp 14.480 per liter. Sebaliknya, minyak goreng curah di Jakarta malah lebih rendah dari harga eceran dalam program MGCR (Rp 15.500 per kg), yakni Rp 15.350 per kg.

Di luar itu, harga sejumlah komoditas pangan terpantau tidak alami perubahan atau malah turun. Semisal harga telur ayam ras di tingkat nasional Rp 29.960 per kg (tidak berubah), dan Rp 30.244 per kg (turun Rp 329) di Jakarta.

Untuk harga beras medium, di nasional terpangkas jadi 11.400 per kg, namun di Jakarta naik jadi Rp 11.764 per kg. Sementara harga beras premium baik di nasional maupun Jakarta kompak turun, masing-masing Rp 12.960 per kg dan Rp 12.802 per kg.

INFOGRAFIS JOURNAL_Lonjakan Harga Pangan di DKI Jakarta (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya