Liputan6.com, Jember - Pemerintah Kabupaten Jember Kembali mengoperasikan Bandara Notohadinegoro, setelah cukup lama vakum dari aktivitas penerbangan.
Dengan mengandeng PT Amaya Alam Semesta Pemkab Jember membuka layanan penerbangan rute Jember-Surabaya PP mulai Januari 2023.
Advertisement
Sedangkan pesawat yang digunakan dalam penerbangan tersebut yaitu pesawat printis tipe New Cessna Grand Caravan EX USA dengan kapasitas 12 penumpang.
Setiap harinya tersedia dua kali Jadwal penerbangan, yaitu Jember- Surabaya pukul 06.00-06.30 Wib dan Surabaya-Jember pukul 06.45-07.15 Wib. Sedangkan penerbangan kedua Jember- \Surabaya pukul 16.00-06.30 Wib dan Surabaya- Jember PUKUL 16.45-17.15 Wib.
“Alhamdulillah, adanya penerbangan ini menjadi semangat baru bagi Kabupaten Jember,” ujar Bupati Jember Hendy Siswanto, Sabtu (24/12/2022).
Kata Hendy, untuk memenuhi target okupansi penumpang harian, selain dari masyarakat umum, Hendy juga akan mengarahkan perjalanan dinas menggunakan pesawat printis tersebut.
“Kita akan arahkan perjalanan dinas di Jember menggunakan pesawat, semoga berjalan sesuai dengan target,” tambahnya.
Untuk Tarif penerbangan perintis ini seharga Rp 1.250.000 perorang untuk tiket regular. Tersedia juga promo mulai 02 Januari 2022 sampai dengan 31 Maret 2022. Dengan harga Rp1.300.000 untuk dua orang penumpang syarat dan ketentuan berlaku.
“Dengan adanya transportasi perintis ini, perjalanan Jember- Surabaya- Jember semakin singkat, kita fokuskan ke penumpang domistik dulu, dan dengan peningkatan konektivitas transportasi udara ini akan berimbas pada ketertarikan wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Jember sehingga sektor pariwisata akan meningkat juga,” harapnya.
Vakum 2 Tahun
Sekedar diketahui Bandara Notohadinegoro Jember, sempat mengalami kevakuman selama dua tahun. Akibat pandemi Covid-19. Meski vakum, namun status bandara kebangan warga Jember itu masih beroperasi.
Sebelumnya maskapai penerbangan yang pernah beroperasi di Bandara Notohadinegoro yaitu Maskapai Wings Air dan Citilink. Nanun karen pandemi dan okupansi penumpang terus merosot. Akhirnya dua maskapai tersebut memutuskan untuk menghentikan operasionalnya di Bandara Notoihadinegoro Jember.
Advertisement