Liputan6.com, Jakarta - Sektor edtech (teknologi pendidikan) telah mengalami perkembangan pesat, terutama sejak pandemi. Sebagian besar institusi pendidikan pun saat ini mulai mengadopsi pembelajaran daring, mulai dari level sekolah hingga pergurua tinggi.
"Di Indonesia, edtech sedang hype dan digandrungi berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga tokoh-tokoh senior. Proyeksi kami, trennya masih akan terus meningkat. Ditambah pandemi yang merubah kebiasaan para pelajar dengan pendidikan jarak jauh menjadikan model pembelajaran yang ditawarkan EduTech makin relevan untuk diaplikasikan," ujar Roman Kumar Vyas, CEO sekaligus Founder di edtech startup Refocus Education.
Advertisement
Peluang baru seperti kolaborasi pemerintah dengan platform digital, menurut Vyas, akan semakin membantu proses percepatan digitalisasi dunia pendidikan di Indonesia.
Vyas pun menyampaikan sejumlah tren edtech pada 2023 menurut Refocus.
1. Game-based learning
Generasi Z saat ini umumnya menyukai sesuatu hal kreatif, praktis dan menyenangkan dalam berbagai aktivitas, termasuk ketika belajar. Permainan atau aplikasi di dalam model pembelajaran berbasis permainan ini sangat bagus untuk meningkatkan kemampuan imajinasi siswa dalam berpikir.
Ada beberapa jenis game-based learning; mulai dari jenis konvensional (tanpa menggunakan gadget) hingga berbasis video game yang menggunakan perangkat desktop maupun mobile.
2. VR dan AR
Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) masih akan mengalami perkembangan, termasuk di dunia pendidikan. Berbekal VR dan AR, siswa akan dapat mengikuti pembelajaran secara imersif melalui visualisasi objek.
Misalnya, penggunaan aplikasi VR dan AR untuk mempelajari astronomi atau ilmu rasi bintang dan juga mempelajari anatomi tanpa melakukan pembedahan secara langsung.
3. Pendekatan berbasis data
Pendekatan dengan menggunakan data diperkirakan akan menjadi tren di industri edtech pada 2023. Personalisasi pembelajaran berfokus pada menghubungkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang siswa miliki dengan materi pembelajaran baru.
Data juga dapat dimanfaatkan untuk menerapkan perubahan dan perbaikan dalam pengalaman belajar siswa.
4. Blockchain analysis
Penerapan Blockchain telah ditemukan di dunia pendidikan yang sifatnya seperti masih sederhana seperti penerbitan sertifikat elektronik yang berjalan di sistem Blockchain berbentuk Buku besar (Ledge Book).
Nantinya, segala aktivitas akan terekam di dalam jejak digital pada Ledge Book, seperti presensi di kelas untuk mengurangi tindakan siswa bolos dan juga penerapan e-certificate yang akan menghilangkan tindakan pemalsuan ijazah.
Advertisement
5. Cloud-based infrastructure
Salah satu use-case dari penerapan infrastruktur awan di dunia pendidikan adalah menjadi server sistem manajemen pembelajaran atau learning management system (LSM). Server ini dirancang untuk menampung volume masif dari berbagai materi pembelajaran seperti konten video dan banyak konten relevan lainnya.
Implementasi infrastruktur awan juga memudahkan akses secara berkala, kapan pun, di mana pun, bahkan bersamaan oleh peserta didik. Itu tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga membuat pekerjaan menjadi lebih ringan.
"Melihat perkembangan sektor edtech di Indonesia, itu merupakan prospek yang sangat menjanjikan. Namun, perlu diingat pembelajaran digital adalah kegiatan yang sangat komprehensif dan mengharuskan kita memastikan seluruh komponen pendukung berfungsi dengan lancar termasuk berbagai perkembangan teknologi pendukung," ujar Vyas menegaskan.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya di Refocus sangat antusias menyambut 2023 dan akan terus terbuka atas berbagai inovasi teknologi untuk memastikan pembelajaran mereka tetap relevan, berjalan efektif dan semakin menarik di mata siswa dan calon siswa.