Jadwal Misa Natal Gereja Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta

Berikut jadwal misa Natal di Gereja Kotabaru Yogyakarta

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Des 2022, 14:10 WIB
Gereja Kotabaru dikenal sangat menjaga toleran dengan umat agama lain. Termasuk dalam menyampaikan pesan dalam doa misa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Perayaan misa Natal di Gereja Katolik Santo Antonius atau Gereja Kotabaru Yogyakarta akan digelar pada 24-25 Desember 2022. Ibadah misa tersebut digelar tiga kali di masing-masing tanggal.

Perwakilan Panitia Perayaan Natal Gereja Katolik Santo Antonius Yogyakarta, Stefanus Richard menjelaskan, pada 24 Desember 2022 digelar dua kali Ekaristi untuk umum dan satu kali Ekaristi Kaum Muda (EKM).

Misa pertama digelar pada pukul 16.30 WIB, 19.00 WIB, dan 21.30 WIB (EKM). Sementara itu, pada 25 Desember, terdapat dua misa yang digelar pada pagi hari, yakni Ekaristi untuk umum dan Ekaristi Kaum Anak (EKA), sedangkan pada sore hari digelar Ekaristi Kaum Remaja (EKR).

Pada 25 Desember, misa pertama digelar pukul 07.00 WIB (Misa untuk umum), 09.00 WIB (EKM), dan 17.00 WIB (EKR). Lebih lanjut Richard menambahkan, untuk tahun ini tidak diadakan misa secara daring seperti tahun-tahun sebelumnya saat pandemi Covid-19.

Namun, tetap ada rekaman yang disediakan, tetapi bukan live streaming. Adapun pada perayaan Natal tahun ini, pihak Gereja Santo Antonius hanya menerima 1.500 jemaah di setiap misa.

Jemaat pun diwajibkan memindai barcode PeduliLindungi sesaat sebelum masuk ke gereja. Para jamaah juga wajib mematuhi peraturan dari pihak gereja, seperti minimal sudah vaksin dosis 2 dan tidak membawa tas ransel yang terlalu besar.

Jika ada yang membawa tas ransel besar, maka akan ditahan sementara di gerbang. Sementara itu, jika membawa tas kecil hanya akan dilakukan pengecekan demi menjaga keamanan jemaat.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Peninggalan Belanda

Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru merupakan salah satu peninggalan gereja Katolik di Yogyakarta sejak zaman Belanda. Sejak 2014, gereja ini telah dijadikan bangunan cagar budaya.

Pada 1920-an, pembangunan gereja ini menjadi bagian dari kawasan khusus perumahan dengan fasilitas lengkap oleh Belanda. Sebelum dibangun, pada 18 Agustus 1922, Romo Xaverius Strater SJ membangun Kolese Santo Ignatius (Kolsani) dan Seminari Tinggi (Novisiat Kolsani).

Karena kebutuhan umat semakin meningkat sedangkan kapasitas kapel terbatas, maka Romo Strater pun mengusulkan pembangunan tempat ibadah yang lebih luas. Melalui perantaraan Romo J. Hoeberechts, Provinsial Serikat Jesus Indonesia saat itu, dana pembangunan diperoleh dari Belanda.

Dana tersebut diperoleh dengan pesan khusus, yakni nama gereja yang akan dibangun akan diberi nama Santo Antonius van Padua. Gereja Santo Antonius berada di bawah naungan Paroki Kidul Loji.

Hingga pada 1 Januari 1934, menjadi paroki tersendiri. Seperti gereja lainnya, aktivitas di Gereja Santo Antonius sempat berhenti selama pendudukan Jepang di Indonesia.

Selanjutnya, Romo J. Strommesand SJ pun melanjutkan kepemimpinan Romo Strater. Ia mengembangkan pendidikan dan membangun berbagai sekolah, seperti SD dan SMP Kanisius di berbagai tempat serta SMA Stella Duce dan SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

(Resla Aknaita Chak)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya