Liputan6.com, Nias - Baebae atau babae merupakan makanan khas Nias Selatan. Makanan ini mengasup protein dan vitamin dari kacang.
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, resep dan cara pembuatan babae sudah dikenal sejak lama. Proses pembuatan ini menjadi kekayaan lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi, terutama dari ibu ke anak perempuannya.
Kuliner Nias ini dibuat dari campuran adonan basah kacang kedelai, santan, telur, dan irisan daging babi asap. Masyarakat setempat ada juga yang mengganti kacang kedelai dengan kacang hijau.
Untuk mendapat adonan kacang kedelai atau kacang hijau yang tepat, kacang perlu direndam semalaman agar kulit arinya terlepas. Setelah bersih, kacang tersebut kemudian dijemur hingga sangat kering.
Baca Juga
Advertisement
Adonan yang digunakan untuk babae ini didapat dari rebusan kacang kering yang kemudian digiling hingga bertekstur halus atau kasar, bergantung dari selera pembuatnya. Kemudian, adonan tersebut dimasak menggunakan api sedang dengan menambahkan santan, telur ayam kampung, dan irisan daging babi asap.
Irisan daging babi asap umumnya selalu ada di atas tungku orang Nias di masa lalu. Babae cenderung berbentuk atau bertekstur seperti bubur.
Babae biasanya disuguhkan untuk orang dengan status sosial tertentu, seperti bangsawan dan tidak bisa disantap oleh masyarakat biasa. Meski demikian, kuliner ini biasanya juga dihidangkan dalam acara pernikahan atau lamaran.
Dalam acara lamaran, babae menjadi penanda lamaran pihak laki-laki diterima atau ditolak. Jika lamaran diterima, babae akan dihidangkan kepada pihak laki-laki.
Cara menghidangkan babae adalah dengan menyandingkannya bersama nasi atau fake falogo, yakni nasi yang dimasak di periuk tanah liat. Cara memakannya juga cukup unik, yaitu nasi dikepal-kepal kemudian dicelupkan ke dalam sup baru selanjutnya disantap.
(Resla Aknaita Chak)