Tak Habis Pikir, Wanita Ini Lakukan Cyberbullying dan Penipuan ke Anak Sendiri

Aksi perundungan yang dilakukan ibu ini ke anaknya menjadi sorotan.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 24 Des 2022, 16:40 WIB
ilustrasi cyberbullying/copyright Pexels/freestocks.org

Liputan6.com, Jakarta Di era yang serba modern saat ini salah satu kejahatan yang cukup banyak ialah cyberbullying. Bahkan, di media sosial pun dapat dengan mudah ditemukan pelaku-pelaku cyberbullying atau perundungan melalui dunia maya.

Biasanya, perundungan melalui dunia maya dilakukan seseorang yang membenci ataupun karena merasa iri dengan pencapaian orang lain. Namun, rupanya ada pula kasus cyberbullying yang cukup aneh. Dimana pelaku cyberbulllying adalah seorang ibu kepada putrinya sendiri.

Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Sabtu (24/12/2022) seorang ibu yang juga pelatih bola basket di Michigan diduga melakukan cyberbullying serta catfishing atau penipuan terhadap putrinya sendiri serta kekasih anaknya selama lebih dari satu tahun. Aksi tersebut dilakukan dengan mengirimkan SMS ataupun pesan melalui media sosial sebanyak 12 SMS dan pesan setiap harinya.

Tentu saja, kejadian ini terbilang cukup langka. Pasalnya, setiap orang tua justru akan mencegah anak menjadi korban bullying. Bahkan, diketahui pula saat sang putri meminta bantuan ibunya akibat pesan-pesan perundungan dan pelecehan yang diterima, wanita dengan nama Kendra Gail Licari justru ikut melaporkannya ke pihak berwajib.


Laporkan cyberbullying yang diterima putrinya ke polisi

Ilustrasi Menggunakan Media Sosial Credit: freepik.com

Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Sabtu (24/12/2022) Kendra Gail Licari sendiri dituduh menempatkan putrinya sendiri menjadi korban cyberbullying dan catfishing. Ketika sang putri meminta bantuannya karena perundungan yang diterima secara terus-menerus, wanita 42 tahun ini langsung melaporkannya ke pihak berwenang serta menyalahkan rekan-rekannya.

Dia serta ibu dari anak laki-laki kekasih putrinya bekerja sama untuk menemukan orang yang bertanggung jawab atas cyberbullying. Hal ini pula yang membuat banyak orang tidak curiga dengan aksinya selama satu tahun lebih.

Namun, dirinya pun akhirnya diamankan oleh pihak kepolisian dengan lima dakwaan, termasuk dakwaan menguntut anak di bawah umur serta dua dakwaan penggunaan komputer untuk kejahatan dan satu dakwaan menghalangi keadilan.


Mengirim secara anonim

Ilustrasi Hacker Credit: pexels.com/Andri

Licari sendiri diketahui mulai mengirimkan pesan perundungan terhadap putrinya sendiri sejak awal 2021 lalu. Dirinya mengirimkan pesan secara anonim dengan kata-kata yang menyakitkan. Tak hanya itu saja, dalam pesannya, Licari juga mengaku sebagai gadis seusia sang anak dan mencoba menyembunyikan identitas aslinya di internet.

Namun, pihak polisi dan pakar IT FBI berhasil melacak aktivitas tersebut ke alamat IP Licari. Pihak penyidik bahkan telah mengumpulkan barang bukti berupa teks dan pesan di media sosial sebanyak 349 halaman yang dikirimkan oleh Licari kepada putrinya. Karena bukti yang dikumpulkan begitu kuat, Licari pun akhirnya membuat pengakuan. Namun, motif dari tindakannya masih belum diketahui.


Ingin dibutuhkan oleh anak

David Barbey yang menjadi jaksa dalam kasus tersebut menjelaskan jika tindakan dari Licari masuk dalam "Cyber-Munchaausen". Istilah ini sendiri menggambarkan mengenai tindakan cyberbullying yang dilakukan oleh Licari agar lebih dibutuhkan oleh putrinya. Sehingga dirinya bisa menjadi seseorang yang dimintai bantuan oleh sang anak.

Licari sendiri telah diamankan pihak kepolisian pada Desember 2022, namun dirinya dibebaskan dengan uang jaminan sebesar $5.000 atau sekitar Rp 77,9 juta. Hal ini dikarenakan dirinya sebelumnya harus menghadapi hukuman 10 tahun karena kejahatan dunia maya serta 5 tahun karena menguntit dan menghalani penyidikkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya