Liputan6.com, Konya - Kota Konya menjadi salah satu daerah yang menarik yang patut dikunjungi oleh para pelancong saat berwisata ke Turki. Wilayah Turki bagian Asia di pusat wilayah Anatoya ini kaya akan nilai-nilai sejarah, mulai dari adanya sejumlah situs purbakala, hingga warisan luhur para cendekiawan dan filsuf muslim.
Daya tarik Konya selain tempat wisata dan budaya adalah sejarah awalnya. Konya telah menjadi daerah permukiman sejak tahun 7.000 Sebelum Masehi dan telah menjadi tempat lahir banyak peradaban. Tulisan mulai digunakan pada tahun 3500-an Sebelum Masehi, sehingga dapat dikatakan bahwa Konya adalah salah satu pusat permukiman tertua di Turki, bahkan di dunia.
Advertisement
Karena itu, Kota Konya sudah seperti kota museum karena banyak tempat-tempat bersejarah di kota berjuluk City of Heaven ini. Bahkan, Konya terdaftar di UNESCO sebagai Ibu Kota Seljuk Peradaban yang menghubungkan generasi kuno dengan generasi-generasi berikutnya.
Konya juga merupakan pusat perdagangan yang memiliki skala pertanian yang besar. Walaupun pada pemerintahan Bizantin, kota ini sempat dihancurkan pada zaman Khalifah Umayyah-Abbasiyah. Kini, Kota Konya banyak dikunjungi oleh Turis dan terus berkembang.
Yang Dipersiapkan saat ke Konya
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke kota berjuluk City of Rumi ini, sejumlah hal perlu dipersiapkan. Di antaranya adalah pakaian tebal yang membuat tubuh lebih hangat. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca di Kota Konya yang sangat dingin untuk ukuran orang yang hidup di alam tropis seperti orang Indonesia. Bila memasuki musim dingin, suhu di Konya bisa mencapai 1 hingga 2 derajat Celsius.
Selain itu, perlu bagi para wisatawan untuk mempersiapkan mata uang lira sejak Anda berada di Indonesia, atau di Kota besar sebelumnya seperti Istanbul. Pasalnya, tempat penukaran uang sangat jarang di Konya. Apalagi banyak pedagang di Konya yang hanya menerima transaksi tunai.
Namun, bila kondisi mendesak, wisatawan bisa menggunakan kartu kredit atau ATM. Dengan demikian, Anda tidak perlu khawatir soal mata uang karena tempat-tempat wisata di sana tergolong ramah bagi para pelancong dari seluruh dunia.
Selain mempersiapkan pakaian dan uang, perlu bagi wisatawan untuk mempersiapkan sambungan internet yang lancar, agar traveling di Konya semakin berkesan. Untuk hal ini, para pelancong bisa mempersiapkannya travel wifi sejak sebelum keberangkatan. Javamifi menjadi salah satu travel wifi rekomendasi yang bisa disiapkan bagi Anda untuk tetap bisa berinternet ketika melancong ke luar negeri.
Dengan dukungan Javamivi, video call dengan orang terkasih di Indonesia hingga memesan taksi online dan mengakses media sosial, serta peta tak jadi masalah. Sambungan internet dengan modem tersebut lancar digunakan. Tak hanya di kota besar seperti Istanbul dan Ankara, tetapi juga di kota kecil seperti Konya.
Untuk mengetahui informasi seputar travel wifi Javamifi, pelancong bisa mengakses media sosial Javamifi seperti di instagram @javamifi.
Destinasi Wajib Selama di Konya
Selama Anda berada di Konya, ada sejumlah destinasi wajib yang penting untuk dikunjungi. Tak hanya wisata sejarah, Konya juga menyimpan keindahan alam yang dapat memanjakan mata. Mulai dari Museum Mevlana, bangunan tempat ibadah bersejarah, hingga taman kupu-kupu yang sangat ikonik.
Berikut 5 destinasi wisata yang wajib dikunjungi bila berkunjung ke Konya:
Museum Mevlana
Museum Mevlana bisa dikatakan menjadi salah satu ikonnya Kota Konya. Karena di sinilah seorang tokoh besar sufi dan filsuf muslim Jalaludin Rumi dimakamkan dan mendidik para muridnya.
Ciri khas dari bangunan museum Mevlana ini adalah bangunan berbentuk kerucut dari keramik berwarna turquoise (hijau kebiruan) diapit kubah-kubah bundar lainnya. Berkunjung ke Mevlana, para pengunjung melewati sebuah kolam yang dikelilingi pagar dan digunakan sebagai tempat berwudu, pengunjung akan memasuki sebuah bangunan tempat diletakkannya kuburan Rumi beserta murid-murid dan putranya.
Sebelum masuk, para pengunjung harus terlebih dahulu melapis alas kaki dengan plastik yang disediakan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kebersihan di dalam kompleks makam.
Persis di samping kiri sebelah pintu masuk makam terdapat sebuah kendi besar berwarna keperakan, disebut Nisantasi, atau April Bowl, yang konon dulunya diisi dengan air hujan yang jatuh pada bulan April dan dianggap suci. Para petani menggunakannya untuk keperluan tanah pertaniannya.
Pantauan Liputan6.com, yang berkesempatan datang ke Museum Mevlana bersama 30 jurnalis dari berbagai negara pada Jumat, 16 Desember 2022, suasana tampak dipenuhi oleh para wisatawan yang datang. Sebagian dari mereka ada yang hanya melihat-melihat dan mengambil foto, dan berdoa di depan makan sang guru besar sufi, Jalaludin Rumi.
Tak hanya makan Rumi, di Museum Mevlana juga turut dimakamkan makam Sultan Walad, anak sulung Rumi yang mengembangkan orde sufi whirling dervishes atau tarian sufi berputar-putar yang sangat populer di dunia, yang banyak mengandung makna filosofis. Total ada 55 makam dari keluarga dan pengikut Rumi yang dimakamkan di kompleks Museum Mevlana.
Semua makam tokoh-tokoh sufi ini ditutupi dengan kain yang disulam dengan benang emas. Akan tetapi, makam Rumi dan putranya ditandai dengan dua buah turban besar di salah satu ujungnya, sebagai simbol penguasa dunia. Di dalam bangunan museum ada beberapa barang peninggalan sultan-sultan kerajaan Ottoman (atau Utsmaniyah). Selain itu, juga terdapat baju-baju yang pernah dipakai oleh Rumi, alat-alat musik seperti flute dan baglama, Al-Qur’an peninggalan kekaisaran Ottoman, dan kain-kain sajadah.
Kendati Jalaludin Rumi merupakan tokoh muslim besar dunia, pemerintah Turki membebaskan semua orang dari agama mana pun untuk mengunjungi Museum mevlana, bahkan untuk berziarah ke makam Jalaludin Rumi.
Para pengunjung juga tidak dikenakan tiket masuk museum dan makam Mevlana, kecuali mengikuti tur audio.
Advertisement
Konya Tropical Butterfly Garden
Tempat wisata di Konya yang satu ini menjadi tempat favorit sebagian wisatawan. Pasalnya, tempat ini merupakan sebuah taman yang memiliki beragam koleksi bunga. Tak hanya koleksi bunga saja, Konya Tropical Butterfly Garden ini juga memiliki puluhan jenis koleksi kupu-kupu.
Salah satu yang menarik dari tempat ini adalah desain bangunannya yang sangat mengagumkan, sebab bagian atas dari tempat ini seperti atap stadion yang tertutup. Tempat ini akan semakin menawan di malam hari karena adanya gemerlap cahaya lampu.
Lokasinya yang berada di wilayah dataran tinggi, membuat udara di sekitar Konya Tropical Butterfly Garden dapat mencapai 2 derajat Celsius.
Namun demikian, saat pengunjung masuk ke dalam, suasana akan menjadi hangat, hal itu demi membuat nyaman koleksi satwa yang ada di dalam area Konya Tropical Butterfly Garden.
Kota Kuno Çatalhöyük
Kota kuno Çatalhöyük (dibaca: cha-tel hu-yek) merupakan kota yang dibangun sekitar 9.000 tahun lalu di zaman batu Neolitikum. Situs purbakala ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Çatalhöyük merupakan gabungan sejumlah desa yang membentuk peradaban urban. Kota kuno Çatalhöyük merupakan bukti sejarah revolusi manusia nomaden jadi menetap.
Sisa rumah-rumah di kota kuno Çatalhöyük terbuat dari bata lumpur. Sekitar 10.000 manusia zaman batu saat itu mengembangkan kesenian, agama, budaya, dan beradaptasi dengan hidup menetap dan lebih santai ketimbang berburu.
Kota kuno Çatalhöyük bertahan lebih dari 2.000 tahun sebagai kota dengan berbagai bentuk. Bagaimana bisa manusia nomaden membangun permukiman dan perkotaan yang bertahan sebegitu lama.
Çatalhöyük dalam bahasa Turki berarti 'bukit bercabang'. Sebuah sungai pernah mengalir di antara dua bukit tempat berdirinya kota kuno ini. Peneliti memperkirakan, sungai yang kelak mengering membuat Çatalhöyük ditinggalkan manusia sekitar tahun 5600 SM.
Permukiman di Çatalhöyük dibangun di area tanah liat aluvial. Dengan demikian, manusia saat itu bisa bertani. Kondisi tanah dan keberadaan sungai di Çatalhöyük menjadikan manusia di sana menghentikan kehidupan nomaden yang sudah berjalan 40.000 tahun.
Masyarakat kota kuno ini juga tampak sangat egaliter karena tidak ada rumah yang memiliki tanda kebangsawanan. Tetangga di permukiman Çatalhöyük diduga peneliti berdagang satu sama lain, menikah satu sama lain, bermusuhan, dan makan bersama laiknya masyarakat modern.
Dari analisis pada tulang yang terkubur, laki-laki dan perempuan di Çatalhöyük punya pola makan dan tugas sehari-hari yang sama. Para warga laki-laki berbagi tugas ritual, berkarya seni, bertani, berburu, memasak, membuat perkakas, dan membuat kain.
Potongan tekstil tertua di dunia, cermin tertua dari batu obsidian, mata panah, dan alat pemotong langka peninggalan perempuan dan laki-laki Çatalhöyük ditemukan di situs bekas permukimannya.
Sejumlah patung yang ditemukan arkeolog di situs Çatalhöyük juga bisa jadi mencerminkan agama lokal yang berkembang. Patung dewi yang sedang duduk menghiasi banyak tempat di rumah-rumah Çatalhöyük, tempat pemakaman, dan tempat pemujaan.
Di Çatalhöyük, ada sekitar 14 hektare ruang terbuka termasuk museum dan kantor pariwisata yang bisa kamu jelajahi, lengkap dengan artefak dan miniatur kota.
Advertisement
Gereja Aya Eleni Sille
Desa kuno Sille adalah desa yang usianya sudah 5000 tahun. Desa ini meninggalkan banyak jejak atas berbagai peradaban yang dilewatinya sejak zaman Romawi, Bizantium, Seljuk hingga Ottoman.
Hal tersebut terbuktikan dengan adanya bangunan-bangunan kuno seperti gereja Aya Elena yang dibangun pada tahun 327 setelah masehi oleh ibu dari kaisar Bizantium. Ada juga jembatan setan yang diperkirakan dibangun pada abad pertengahan.
Selain itu, Sille dahulu juga merupakan permukiman bagi umat Kristen yang ada di Konya. Hingga pada masa Otoman di tahun 1923, terjadi pertukaran penduduk yang membawa seluruh umat Kristiani di Sille bermigrasi ke Yunani.
Karena itulah, bangunan perumahan di Sille mempunyai corak yang mirip dengan rumah-rumah di Santorini.
Dengan segala keindahan dan sejarah yang ditawarkannya, Sille menjadi destinasi yang tidak boleh terlewatkan ketika berada di Konya.
Masjid Alaadin
Masjid Aladdin merupakan warisan dinasti Seljuk yang terus mengalami perbaikan. Masjid ini dibangun oleh Alaattin Ali dari Karaman, bey Karamanids, selama era Anatolia Beyliks di distrik Korkuteli di Antalya, kini tepatnya berada di Provinsi Konya, Turki.
Jejaknya meninggalkan sejarah sejak 700 tahun lalu. Bangunan ini terus mengalami pemugaran untuk mempertahankan bentuk aslinya.
Jejak sejarah telah dilestarikan di Masjid Alaaddin, yang diperkirakan telah dibangun pada abad ke-14, dengan karya-karya yang telah berlangsung sekitar 15 tahun.
Sebagai bagian dari awal pekerjaan penggalian, struktur bawah tanah digali. Namun saat ditemukan masjid dan gerbang utama telah hancur selama bertahun-tahun. Kemudian masjid ini terus diperbaiki di bawah proyek Direktorat Yayasan Regional Antalya, yang disetujui oleh Dewan Regional Antalya untuk Pelestarian Budaya dan Warisan Alam.
Masjid yang konon dibangun oleh Murad Pasha, wazir agung Usmani Sultan Ahmed I, menarik perhatian dengan gerbang utama mihrab, dekorasi dan dindingnha. Setelah mengalami beberapa kali perbaikian, Maret 2020 lalu masjid ini kembali dibuka untuk beribadah.
Advertisement