Dosen UGM Jelaskan Hiposmia Gejala Baru Covid-19

Kasus Covid-19 kembali dilaporkan mengalami peningkatan di Inggris dengan gejala baru termasuk hiposmia.   

oleh Yanuar H diperbarui 25 Des 2022, 22:00 WIB
Kerabat berkumpul dekat tempat tidur pasien yang sakit di unit gawat darurat Rumah Sakit Rakyat Langfang No.4, Kota Bazhou, Provinsi Hebei, China, 22 Desember 2022. China melaporkan kurang dari 4.000 kasus COVID-19 lokal bergejala baru secara nasional pada 22 Desember, dan tidak ada kematian akibat COVID-19 baru selama tiga hari berturut-turut. (AP Photo/Dake Kang)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gejala baru Covid-19 Hiposmia menurut Dosen sekaligus dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Anton Sony Wibowo merupakan salah satu gejala penurunan kemampuan membau terhadap sesuatu.

Pasien yang mengalami Hiposmia seringkali mengeluhkan benda-benda atau sumber bau yang seharusnya tercium dengan kuat hanya tercium samar-samar atau tidak jelas jenis baunya namun jenis bau masih sama.

“Misal bau amis masih amis atau manis masih manis hanya saja intensitas baunya berkurang,” terangnya Kamis 22 Desember 2022.

Menurutnya kasus Hiposmia di masa pandemi Covid-19 lalu muncul cukup banyak. Bahkan d luar negeri dilaporkan ada sekitar 60 persen pasien rawat jalan yang dilaporkan mengeluhkan penurunan kemampuan membau.

“Penelitian saya di RSA UGM tahun 2022 ada sekitar 50 persen pasien di poli rawat jalan yang mengalami hiposmia,”tambahnya. 

Anton mengatakan Hiposmia tidak hanya muncul karena infeksi Covid-19 saja, tapi gejala ini dapat terjadi akibat infeksi hidung dan sinus,  hipertrofi nasal turbinate, maupun infeksi virus lainnya bahkan juga disebabkan cidera pada bagian kepala. Pengobatan hiposmia berupa pengobatan untuk virus sendiri.

“Dan yang terpenting adalah mengobati penyakit dasarnya karena hiposmia hanya gejala,”ucapnya.

Walau kasus Covid-19 di Indonesia melandai bahkan menurun ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Selain itu masyarakat juga harus vaksinasi dan booster. 

“Kita tidak boleh lengah untuk terus menjaga penularan kasus, karena Covid-19 masih ada”.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya