Liputan6.com, Jakarta - Menyambut perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyuntikkan semangat untuk wujudkan transformasi kesehatan. Harapannya, sistem kesehatan di Indonesia semakin lebih baik.
Tak hanya itu saja, Menkes Budi Gunadi turut mengajak seluruh masyarakat Indonesia berefleksi soal kehidupan yang lebih sehat. Bahwa diperlukan upaya menjaga kesehatan, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat yang lebih luas.
Advertisement
"Di akhir tahun ini, saya ingin mengajak kita semua untuk berhenti sejenak dan berefleksi, apa yang bisa dilakukan demi kehidupannya lebih sehat. Kesehatan dimulai dari kita, baik secara individu untuk menjadi insan yang sehat juga melalui karya di sektor kesehatan," ucapnya dalam keterangan resmi pada Minggu, 25 Desember 2022.
"Mari kita sambut tahun yang baru dengan semangat dan harapan untuk transformasi sistem kesehatan Indonesia yang lebih baik dan lebih kuat."
Di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda, Budi Gunadi tetap mengimbau kepada masyarakat yang merayakan Natal dan Tahun Baru agar menjalankan protokol kesehatan. Terakhir, ia mengucapkan selamat berkumpul bersama orang-orang terkasih.
"Selamat Natal untuk umat Kristiani dan Selamat Tahun Baru 2023 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Semoga damai dan sukacita Natal menyertai kita semua," imbuhnya.
"Selamat merayakan Natal dan Tahun Baru bersama orang-orang terkasih dan ingatlah untuk selalu menjaga protokol kesehatan. Salam sehat."
Kolaborasi Sukseskan Transformasi Kesehatan
Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan, pentingnya sinergi dan kolaborasi seluruh komponen bangsa untuk menyukseskan agenda transformasi kesehatan yang saat ini tengah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kolaborasi ini diperlukan untuk memperkuat komitmen dan menyatakan pandangan guna mempercepat implementasi transformasi yang ditargetkan rampung di tahun 2024 mendatang.
“Transformasi sistem kesehatan menjadi prioritas Kementerian Kesehatan dalam dua tahun ini. Kami sangat membutuhkan partisipasi dari seluruh komponen bangsa, baik itu pemerintah, swasta maupun organisasi untuk bisa membantu melancarkan keenam pilar transformasi kesehatan,” ungkap Budi Gunadi saat menghadiri 'Musyawarah Nasional III Dan Sarasehan Nasional Forum Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Seluruh Indonesia (FIAKSI)' di Auditorium RS Yarsi, Jakarta, Minggu (18/12/2022).
Ada 6 pilar transformasi sistem kesehatan, antara lain, transformasi layanan primer, transfomasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Pilar pertama adalah transformasi layanan primer. Pada pilar ini, Kemenkes akan melakukan revitalisasi terhadap 300.000 Posyandu yang dilengkapi dengan penguatan kader kesehatan dan pemenuhan alat kesehatan seperti USG dan alat periksa jantung.
Layanan posyandu juga akan dibuat lebih fokus pada upaya promotif preventif, misal skrining dan surveilans, yang sasarannya juga akan diperluas bukan hanya ibu dan anak, melainkan semua siklus hidup mulai dari bayi hingga lansia.
Advertisement
Target Lab Pemeriksa PCR
Pada pilar transformasi layanan primer, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga akan menata ulang laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Saat ini, jumlah laboratorium yang dapat melakukan diagnosis masih terbatas.
Melalui pernyataan resmi, Minggu (18/12/2022), seluruh provinsi di Indonesia ditargetkan memiliki laboratorium pemeriksa PCR ke depannya. Bahkan di level Puskemas dan Posyandu juga memiliki alat diagnostik untuk mendiagnosa berbagai penyakit dengan cepat.
Pilar kedua, transformasi layanan rujukan. Transformasi ini mengupayakan pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan untuk layanan spesialistik bagi penyakit penyebab kematian sekaligus pembiayaan tertinggi di Indonesia yakni jantung, stroke, kanker, dan ginjal masih sangat terbatas.
Untuk layanan penyakit jantung, saat ini belum banyak Kabupaten/kota yang mampu melakukan pemasangan ring maupun bedah jantung. Melalui transformasi ini, 514 kabupaten/kota di seluruh ditargetkan bisa melakukan layanan kesehatan untuk keempat penyakit tersebut.
Pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan nasional. Pada pilar ini, Budi Gunadi memastikan seluruh obat, vaksin dan alat diagnostik di produksi dalam negeri. Kemenkes juga akan membangun sistem tenaga kesehatan cadangan dengan melibatkan Pramuka, Poltekkes dan fakultas kedokteran.
Mereka akan dilatih, dibina dan dibekali pengetahuan terkait bidang kesehatan sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan saat bencana ataupun keadaan darurat lainnya sudah siap.
Tambah Jumlah Dokter dan Rekam Medis Digital
Pilar keempat, transformasi sistem pembiayaan. Transformasi ini mencakup anggaran dinas kesehatan akan mulai dirapikan agar tidak terjadi tumpang tindih. Kemenkes telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk membantu mengakomodir daerah dalam melakukan transformasi ini.
Pilar kelima, transformasi SDM kesehatan. Pada transformasi ini, Kemenkes akan fokus menambah jumlah dokter, dokter spesialis-subspesialis dan dokter gigi. Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, jumlah dokter maupun dokter spesialis di Indonesia masih kurang, persebarannya pun belum merata.
Dari data WHO, rasio ideal antara dokter dan masyarakat adalah 1 banding 1.000 orang. Artinya, satu dokter untuk melayani 1000 penduduk di satu wilayah. Sementara itu, ketersediaan dokter di Indonesia saat ini hanya 101.476 dokter, dengan jumlah populasi sekitar 273,984,400 jiwa, maka perlu ada fast track penambahan jumlah dokter untuk memenuhi rasio tenaga kesehatan.
Penambahan dokter dilakukan dengan menambah jumlah fakultas kedokteran, memberikan bantuan pendidikan, adaptasi tenaga kesehatan di luar negeri serta meningkatkan produksi tenaga kesehatan.
Pilar keenam, transformasi teknologi kesehatan. Kemenkes telah menyiapkan satu platform kesehatan yang digunakan untuk merekam catatan medis pasien secara digital. Rekam medis ini formatnya sama baik di apotek, lab maupun rumah sakit.
Melalui platform ini, pasien tidak perlu membawa berkas fisik saat dirujuk ke rumah sakit lainnya. Semua data kesehatan pasien telah terintegrasi di PeduliLindungi dan bisa dicek secara berkala.
Baca Juga
Advertisement