Liputan6.com, Gorontalo - Kerajinan tangan emak-emak berbahan dasar amongo atau dari tumbuhan peya-peya dipamerkan. Pameran ini juga sebagai momentum hari ibu yang diperingati setiap 22 Desember.
Pertunjukan bakat oleh emak-emak pengrajin amongo ini menjadi salah satu kebanggan warga Bone Bolango (Bonebol) Gorontalo. Tidak hanya memamerkan, ibu-ibu asal Desa Lonuo, Kecamatan Tilongkabila ini juga mendemonstrasikan hasil karya tangan mereka.
Baca Juga
Advertisement
Lentik jari mereka dengan cepat menghasilkan karya-karya unik. Di antaranya, berupa tas, dompet, tempat pensil, souvenir, tempat buah berbahan dan masih banyak lagi.
Bupati Bone Bolango, Hamim Pou pun terkesima melihat hasil dari organisasi wanita penganyam tersebut. Bupati membeli tas yang bercorak bunga berwarna coklat.
"Ini saya beli produk dari kerajinan tangan ibu-ibu Desa Lonuo, nanti akan lebih halus, lebih bagus dan bisa menandingi produk-produk di luar sana. Ini saya bawa, mewah pilihan warna juga bagus. Ayo beli produk lokal kerajinan tangan Bone Bolango,” kata Hamim.
Bupati Hamim terlihat sangat tertarik dan meyakini jika diseriusi kerajinan tangan tersebut akan membantu menaikan perekonomian daerah. Khususnya bagi para ibu-ibu yang tidak punya penghasilan tambahan.
"Saya juga pesan sajadah dari bahan dasar amongo ya bu, kalau boleh tulis nama saya,"tambahnya.
Tak hanya Bupati, para tamu undangan yang hadir dalam perayaan Hari Ibu pun sangat kagum dengan hasil kerajinan tangan ibu-ibu tersebut.
"Saya sangat tertarik dengan kerajinan tangan ini, apalagi tasnya terlihat mewah seperti tas-tas branded, kayaknya gak bakalan kalah sama tas yang udah nilai jualnya tinggi. Padahal ini hanya berbahan dasar amongo khas Gorontalo,” kata Kepala MAN Insan Cendekia Gorontalo, Jasmaniar.
Simak juga video pilihan berikut:
Tentang Amongo
Amongo atau alas tradisional asal Gorontalo ini terbuat dari tumbuhan ekor kucing, warga lokal menyebutnya peya-peya. Tumbuhan dengan nama latin Typha latifolia ini, banyak ditemukan di daerah rawa.
Sementara di Gorontalo, tumbuhan tersebut banyak ditemukan di tepian Danau Limboto. Salah satu danau terbesar di Provinsi Gorontalo yang masih menjadi sumber penghidupan warga sekitar.
Meski begitu, para pengambil bahan baku anyaman tersebut kini sudah berkurang, seiring dengan menurunnya peminat anyaman ini. Warga kini beralih ke alas yang lebih modern.
Advertisement