Liputan6.com, Cilacap - Rasa cemas bukan hanya dirasakan oleh manusia pada umumnya, akan tetapi pernah juga dirasakan oleh manusia pilihan Allah yakni seorang nabi.
Bahkan hal ini dirasakan oleh seorang nabi yang diberi gelar Khalilullah, yakni kekasih Allah SWT. Nabi yang dimaksud ialah Nabi Ibrahim AS. Mengapa Nabi Ibrahim merasa cemas? Simak kisah berikut ini sampai selesai.
Syahdan, tatkala ketiga malaikat utusan Allah berjalan ke arah Ibrahim. Kala itu, beliau mengamati wajah mereka satu persatu, tetapi tidak ada seorang pun yang ia kenal.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian ketiga malaikat tadi mengucapkan salam kepada Nabi Ibrahim dan ia pun menjawab salam mereka. Lantas, Nabi Ibrahim menyambut dan mempersilahkan mereka masuk ke rumahnya.
Sebab kedatangan tamu itu, maka Nabi Ibrahim AS meminta izin untuk menemui istrinya, Sarah. Nabi Ibrahim berkata pada istrinya, “Ada tiga orang asing berkunjung ke rumah kita.”
“Siapa mereka?” tanya Sarah.
“Aku tidak kenal satu pun dari mereka. Wajah mereka asing, tidak pernah aku kenal sebelumnya. Mungkin, mereka datang dari tempat yang sangat jauh. Tetapi pakaian mereka menunjukan bahwa mereka belum melakukan perjalanan panjang.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menjamu Para Tamu
“Hari ini kita punya makanan apa?” tanya Ibrahim.
“Separuh daging kambing,” jawab Sarah.
“Hanya separuh daging kambing? Potonglah seekor anak sapi yang gemuk! Mereka adalah tamu asing. mereka tak memiliki barang bawaan sedikit pun. Mungkin mereka lapar atau sangat membutuhkan makanan,” Ujar beliau sambil berlalu.
Kemudian, Nabi Ibrahim menyembelih seekor anak sapi gemuk dengan menyebut nama Allah. Lalu dimasaknya di atas batu panas. Nabi Ibrahim pun menyajikan dan mempersilahkan para tamunya untuk menikmati hidangan yang ada. Namun mereka tak menyentuhnya sedikitpun.
Advertisement
Merasa Cemas
Nabi Ibrahim cemas, sebab menurut tradisi masyarakat pedesaan, jika tamu menolak hidangan berarti mereka memiliki niat jahat kepada tuan rumah.
Nabi Ibrahim pun melirik ke arah Sarah yang saat itu menemaninya dengan penuh kecemasan. Kecemasannya semakin bertambah karena Sarah tidak mengerti yang diisyaratkan Nabi Ibrahim kepadanya.
Kemudian, salah seorang malaikat berkata, “Jangan takut!”
“Aku mengundang kalian untuk menikmati hidangan yang telah kusediakan. Tetapi kalian tidak menyentuhnya sedikitpun. Apakah kalian mencurigaiku bahwa aku akan berbuat jahat dan mencelakakan kalian?” tanya Nabi Ibrahim penasaran.
Salah seorang di antaranya tersenyum lalu berkata, “Kami tidak makan wahai Ibrahim. Kami adalah para malaikat Allah,”
(Sumber: islampos.com dari buku Wanita-wanita Hebat Pengukir Sejarah: Kisah Memikat Di Balik Geliat Dakwah Para Nabi, Penerbit Almahira, 2009, Karya: Ibrahim Mahmud Abdul Radi)
Khazim Mahrur