Liputan6.com, Jakarta - Aura gembira terpancar dari wajah Aprison Thaher saat menjemput Liputan6.com dari kantor untuk menuju Stasiun KRL. Meski cuaca sedikit gerimis, Aprison tetap menunjukkan keramahannya saat tiba di lokasi penjemputan.
Baca Juga
Advertisement
Ada yang berbeda dari pengalaman Liputan6.com menaiki transportasi online saat itu. Alih-alih menggunakan motor bensin, kendaraan yang ditunggangi Aprison merupakan motor listrik yang mulai banyak berlalu-lalang di ibukota.
Perjalanan dimulai dan obrolan pun mengalir di sela kemacetan yang biasa dijumpai saat jam pulang kerja. Aprison bercerita baru enam bulan terakhir ia mengganti kendaraannya dengan motor llistrik dan ia tidak menyesali keputusannya.
"Sangat terasa banget duitnya sejak pakai motor listrik. Buat saya yang penghasilannya harian, beda 10 sama 20 ribu berpengaruh ke dapur," ujar Aprison.
Ia bercerita sebagai pekerja transportasi online, pendapatannya rata-rata mencapai Rp 300 ribu per hari. Namun pendapatan itu meningkat hingga 50 sampai 100 ribu rupiah sejak memakai motor listrik.
"Sehari tuh kalau pakai motor bensin bisa ngisi Rp 45 ribu. Belum sama makan sama ngopi, jadi ya lumayan lah jatah buat bensin," ujarnya.
"Nah kalau pakai motor listrik ini enggak mikir lagi buat bensin. Pas baterai mau habis saya biasa ganti di minimarket yang sediain baterainya, gratis," ucapnya antusias.
Aprison mengatakan di dalam aplikasi ojek onlinenya terdapat daftar minimarket yang menyediakan baterai untuk motor listrik. Ia tidak cemas karena baterai motor listrik sendiri relatif irit dibanding motor bensin.
"Saya sudah dua kali ganti motor selama jadi tukang ojek. Dua-duanya turun mesin dan kalau diitung emang boros karena kita harus selalu ganti oli, servis sebulan sekali biar motornya awet. Sementara kalau pakai motor listrik ini paling servisnya cuma periksa kayak chipnya gitu, itu juga gratis kalau lewat kantor saya," katanya menambahkan.
Mulai banyaknya ojek online yang menggunakan motor listrik tak lepas dari dukungan PLN. Mereka mengajak banyak pihak termasuk operator ojek online untuk memasifkan penggunaan kendaraan listrik yang berbasis energi domestik, murah, dan ramah lingkungan.
"Untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik kita harus berkolaborasi. Ini salah satu upaya mewujudkan ketahanan energi nasional serta membantu menyelamatkan keuangan negara akibat impor BBM yang terus meningkat," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
Salah satu yang diajak kolaborasi PLN adalah Grab Indonesia. PLN menyediakan EV Charging Station yang bisa dimanfaatkan oleh enam ribu motor listrik yang dimiliki Grab.
Darmawan menambahkan penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter
BBM itu 2,4 kilogram. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia yang masih ditopang oleh PLTU, emisinya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e.
"Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen," paparnya.
Di sisi lain, Aprison dan banyak pengemudi ojek online berharap jumlah pengisian baterai untuk motor listrik terus bertambah, demikian juga dengan teknologinya.
"Di Jakarta sih banyak ya tempat buat isi atau tukar baterai, cuma kita kan enggak tahu kalau keluar dikit dari kota. Harapannya sih lebih banyak lagi yang pakai motor listrik, enggak cuma ojek online, jadi kan enak tuh di jalan enggak bising juga enggak banyak polusi," ujarnya.
Senada dengan Aprison, keuntungan menggunakan kendaraan listrik juga dirasakan Dini. Ibu rumah tangga itu merasakan dampak positif setelah memakai mobil listrik selama setengah tahun terakhir.
"Yang pasti dari segi biaya untuk bahan bakar. Saat memakai mobil bensin saya menghabiskan uang hingga Rp 600 ribu, sementara pada mobil listrik hanya Rp 50 ribu dengan jarak dan pemakaian yang sama," ujarnya.
Tentu penghematan itu bisa membuatnya mengalihkan uang selisih untuk pendidikan anaknya. Ia juga senang karena turut menjadi bagian dalam menjaga bumi.
"Tidak ada polusi udara, tidak ada polusi suara saat memakai kendaraan listrik. Tapi memang harus diperbanyak lagi tempat untuk mengisi daya baterai mobil ini, jadi enggak ada rasa khawatir kalau mau pergi jauh."
Pembalap sekaligus influencer otomotif, Fitra Eri justru sudah lama merasakan dampak positif menggunakan kendaraan listrik. Ia mengaku punya sensasi berbeda dalam memakai mobil listrik ketimbang mobil berbahan bakar minyak.
"Mobilnya tanpa suara, tanpa getaran, tenaga instan dan dari sisi rupiah konsumsi energinya lebih rendah dari mobil konvensional. Dua tahun saya menggunakan mobil listrik menjadi pengalaman yang menyenangkan," katanya.
Fitra Eri juga mengungkapkan bahwa mobil listrik lebih hemat energi dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak. Fitra Eri mengungkapkan, untuk 1 kilowatt hour (kWh) bisa menjalankan mobil listrik sejauh tujuh kilometer, sementara dengan kapasitas penuh mobil listrik sebesar 45 kWh, kendaraan listrik bisa melaju hingga 300 km.
"Dengan isi penuh mobil listrik 45 kWh, itu kira-kira Rp 70 ribu kita bisa menempuh 300 km. Sangat hemat kan?" ujarnya.
Dukungan Pemerintah
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan ada dua juta sepeda motor listrik di Indonesia pada tahun 2025. Menurut Menhub, tiga hal utama yang harus diperhatikan dan terus ditingkatkan adalah pertama yaitu kualitas baterai, memperbanyak stasiun pengisian atau tempat penggantian baterai yang bisa didapatkan dengan mudah, kualitas mesin dari kendaraan listrik.
Semakin banyak pengguna sepeda motor listrik selain menyehatkan bumi dari polusi udara, juga diharapkan dapat membantu mengurangi subsidi energi BBM yang mencapai Rp. 502 triliun.
"Jumlah pengguna sepeda motor di Indonesia sekitar 133 juta lebih. Sekarang ada 5 juta permintaan setahun, bahkan sebelum pandemi ada 10 juta. Jadi pasarnya banyak sekali dan ini bisa menjadi game changer yang bisa mempercepat transisi ini," ujar Menhub.
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Luckmi Purwodari mengatakan indeks kualitas udara di kota-kota besar sangat rendah. Menurut catatan KLHK, Jakarta contohnya, untuk kualitas udara dalam setahun pada 2021 hanya 12,88 persen.
"Jadi penggunaan kendaraan listrik itu pada intinya adalah untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam yang semakin terbatas, khususnya dalam hal bahan bakar fosil. Berikutnya adalah untuk mengurangi pemanasan global akibat perubahan iklim dan memperbaiki kualitas udara," ucapnya.
Advertisement
Dorongan Presiden
Presiden Jokowi sendiri mengeluarkan aturan tegas untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik. Pada 13 September 2022 ia mengeluarkan Inpres Nomor 7 Tahun 2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk kendaraan dinas operasional dan kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
Sebelumnya, pemerintah juga telah mengeluarkan regulasi terkait konversi mobil konvensional (bensin dan solar) ke listrik. Beleid tersebut, tertuang dalam Peraturan Menteri No 15 tahun 2022 tentang Konversi Kendaraan Bermotor selain Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Regulasi ini melengkapi Permenhub No 65 tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai. Sekaligus menjadi payung hukum bagi bengkel yang melakukan konversi mobil mesin konvensional ke BEV.
Dengan kedua regulasi itu, diharapkan kendaraan elektrifikasi di Indonesia semakin populer dan banyak terutama hasil kegiatan konversi kendaraan bermotor bermesin konvensional. Permenhub ini diundangkan di Jakarta pada 12 Agustus 2022 dalam berita negara RI tahun 2022 No 768.
Wujud nyata keseriusan Presiden Jokowi untuk menggunakan kendaraan listrik ditunjukkan saat acara puncak G20 di Bali, November lalu. Sebanyak 962 unit mobil listrik, 454 unit motor listrik, dan 36 bus listrik digunakan untuk mengantar delegasi dan tamu G20.
PLN pun sukses memberikan kelancaran acara G20 dengan menyiapkan 88 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan 66 unit mendukung pengisian Ultra Fast Charging dan 22 unit lainnya mendukung pengisian Fast Charging.
Penerapan SPKLU Ultra Fast Charging ini diklaim memiliki sejumlah keunggulan. Dalam penggunaannya, SPKLU jenis ini dapat mengisi baterai kendaraan listrik dari kosong sampai penuh hanya dengan 15-30 menit.
"Dalam rangka Presidensi KTT G20 tahun ini, PLN mendukung pemerintah dengan menyiapkan segala infrastruktur dan juga kendaraan operasional berbasis listrik sebagai etalase aksi pengurangan emisi karbon. PLN menyiapkan dengan sangat matang dan mengerahkan seluruh daya upaya demi menyukseskan Presidensi G20," kata Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN.
Terbaru, Pemerintah juga menyiapkan insentif bagi pembelian kendaraan listrik. Rencananya, besaran insentif mobil listrik hingga Rp 80 juta, mobil listrik berbasis hibrida mendapat insentif sebesar Rp 40 juta dan motor listrik sebesar Rp 8 juta.
Sedangkan bila pembelian baru sedangkan untuk motor konversi menjadi motor listrik akan diberikan sekitar Rp 5 juta.
"Kita harapkan dengan insentif itu industri mobil listrik, motor listrik di negara kita bisa berkembang, kalau berkembang pajak pasti meningkat, PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) pasti bertambah dan yang paling penting akan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya karena ini akan mendorong industri pendukung lainnya," kata Jokowi.
Kesiapan PLN
Direktur PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan PLN siap berkomitmen mengurangi emisi karbon guna mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, salah satunya dengan membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Kita di sini untuk memastikan generasi mendatang lebih baik dari pada hari ini. PLN berkomitmen penuh untuk bisa menurunkan emisi gas rumah kaca. Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen," ujarnya.
Untuk mempermudah pengguna kendaraan listrik, PLN siap memberikan berbagai insentif dan layanan, salah satunya dengan layanan home charging.
“Ini perubahan gaya hidup. PLN akan memfasilitasi dengan menyediakan home charging untuk setiap pembelian kendaraan listrik. Untuk itu kami telah bekerja sama dengan para produsen kendaraan listrik. Sehingga ketika ada pembelian, datanya masuk, lalu kita akan pasangkan langsung home charging di rumahnya," katanya.
Advertisement